Ini Rahasia Danareksa IM Tahan Banting & Catat Lonjakan AUM Tertinggi April 2020
Danareksa berhasil mencatatkan AUM Rp24,77 triliun pada April 2020 atau melonjak 10 persen secara MoM
Danareksa berhasil mencatatkan AUM Rp24,77 triliun pada April 2020 atau melonjak 10 persen secara MoM
Bareksa.com - Dalam daftar Top 20 MI assets under management (aum) atau dana kelolaan terbesar April 2020, Danareksa Investment Management yang berada di posisi 6 adalah merupakan MI yang paling tahan banting karena berhasil membukukan lonjakan AUM secara MoM, YtD maupun YoY.
Danareksa berhasil mencatatkan AUM Rp24,77 triliun pada April 2020 atau melonjak 10 persen secara MoM, naik 9 persen YtD dan melesat 34 persen YoY. Bulan lalu Danareksa meraih market share 5 persen. Secara MoM, lonjakan AUM Danareksa IM merupakan yang tertinggi dibandingkan manajer investasi dalam daftar top 20 April 2020.
Direktur Utama PT Danareksa Investment Management (Danareksa IM), Marsangap P Tamba menyatakan AUM produk reksadana DIM mencapai hampir Rp25 triliun pada April 2020 atau naik dari AUM per akhir tahun lalu (2019) yang baru Rp23 triliun. Pendorong utama kenaikan AUM April 2020 ialah karena secara nature, lebih banyak dana-dana institusi.
Promo Terbaru di Bareksa
Dalam kondisi seperti ini, kami terus tawarkan investasi yang sifatnya high quality sekaligus untuk menjawab kebutuhan beberapa nasabah yang memang perlu menempatkan dananya," ujarnya pekan lalu.
Menurut Marsangap, pada nasabah institusi memang, umumnya mereka memiliki target, seperti yang berlaku oleh perusahaan asuransi ketika menempatkan dananya untuk investasi. "Hal seperti itu yang kami optimalkan di kondisi saat ini," ungkap Marsangap.
Dia menyatakan hingga akhir 2020, secara industri secara keseluruhan untuk tetap tumbuh positif sepertinya tidak mudah. "Jadi memang tidak bisa seoptimitistis tahun sebelumnya. Kami pikir, worst case dana kelolaan bisa turun 10 persen dari potensi koreksi market dan early redemption beberapa produk yang mendekati mature-nya. Tapi, kami berupaya untuk bisa menjaga dana kelolaan stabil di Rp34 triliun hingga Rp35 triliun," ungkapnya.
Untuk diketahui, posisi juara dana kelolaan reksadana pada April 2020 tidak banyak berubah. Posisi pertama masih ditempati Batavia Prosperindo Asset Management (PAM) dan kedua Mandiri Manajemen Investasi dengan nilai AUM yang terpaut sangat tipis.
Sebagaimana juara pada Maret, pada April 2020 Batavia PAM kembali menjuarai dana kelolaan reksadana dengan nilai AUM Rp42,06 triliun. Di posisi kedua, Mandiri Investasi menempel ketat dengan nilai AUM Rp42,05 triliun. Keduanya sama-sama menguasai market share 9 persen.
Pada Maret 2020, perbedaan AUM keduanya Batavia lebih besar Rp1,44 triliun dibandingkan Mandiri Investasi. Namun pada April 2020, AUM Batavia PAM hanya lebih besar Rp10 miliar dari MMI.
Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report April 2020 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyebut secara bulanan MMI membukukan kenaikan AUM 5 persen MoM, adapun Batavia PAM hanya naik 1 persen MoM. Secara YtD Batavia minus 11 persen dan MMI negatif 7 persen, dan YoY Batavia naik 1 persen dan MMI stagnan.
Posisi ketiga hingga kelima ditempati Bahana TCW dengan AUM reksadana Rp38,34 triliun, Schroders Indonesia Rp32,23 triliun dan Manulife AM Indonesia Rp28,7 triliun. Ketiganya masing-masing mengempit pangsa pasar 8 persen, 7 persen dan 6 persen.
Dari ketiga MI tersebut, Manulife membukukan kenaikan AUM terbesar secara MoM 4 persen, disusul Schroder 3 persen dan Bahana TCW stagnan. Secara YtD ketiganya negatif, yakni Bahana TCW minus 6 persen, Schroders anjlok 21 persen dan Manulife turun 3 persen. Secara YoY, AUM Bahana terkoreksi 5 persen, Schroders -25 persen dan Manulife AM -4 persen.
Top 20 MI AUM Reksadana Terbesar April 2020
Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report April 2020
Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report April 2020 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyebut AUM reksadana pada April senilai Rp475,6 triliun, bertambah Rp4,2 triliun atau naik 0,89 persen dibandingkan Maret 2020 yang sebesar Rp471,4 triliun. Kembali naiknya AUM reksadana menunjukkan gejolak pasar finansial mulai mereda, dan kepanikan pasar mulai berkurang.
Meskipun naik secara bulanan atau month on month/MoM, namun jika dihitung secara year to date dana kelolaan industri reksadana masih anjlok 12,28 persen dibandingkan Desember 2019 yang senilai Rp542,2 triliun. AUM reksadana April 2020 juga jauh di bawah level Rp500 triliun. Sejatinya industri reksadana nasional telah mencapai AUM Rp500 triliun sejak 2018 lalu.
Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report April 2020
Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana juga diartikan, sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.
Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.
Sebaiknya, jenis reksadana yang dipilih bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.
Namun, jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Sementara jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).
Selalu sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko dan target investasi kamu.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report April 2020. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi [email protected] (cc: [email protected]).
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.