Bareksa.com - PT Danareksa Investment Management (Danareksa IM) kembali tercatat sebagai salah satu dari 20 Top Manajer Investasi (MI) yang memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM). Direktur Utama Danareksa IM, Marsangap P Tamba menyatakan kinerja industri reksadana nasional yang termasuk di dalamnya kinerja para Manajer Investasi, pada tahun ini dipengaruhi dampak pendemi COVID-19 atau virus corona.

Sumber : Bareksa

Menurut Marsangap, kinerja reksadana dan instrumen investasi lainnya pada tahun ini masih akan bergantung dengan bagaimana pemerintah mengambil kebijakan dalam menangani pandemi corona.

Meski begitu, ia mengaku optimistis potensi laju pertumbuhan ekonomi yang negatif pada tahun ini akan bisa ditahan dengan terbitnya sejumlah kebijakan baik yang diterbitkan pemerintah maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan juga Bank Indonesia (BI) antara lain stimulus fiskal, moneter, hingga relaksasi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Reksadana Terproteksi

Di sisi lain ia menyampaikan, Danareksa IM berhasil mencatatkan pertumbuhan unit penyertaan pada Maret 2020 sebesar 4 persen. "Pertumbuhan unit penyertaan tidak terlepas dari pertumbuhan unit penyertaan yang mencapai 16 persen secara bulanan," kata Marsangap.

Ia menjelaskan kenaikan unit penyertaan reksadana terproteksi Danareksa IM, seiring dengan kondisi pasar yang kurang kondusif akibat pandemi virus corona. Menurut dia, pada saat ini investor cenderung melirik investasi yang secara risiko terukur dan dengan imbal hasil lebih terprediksi, yang tak lain merupakan karakter reksadana terproteksi.

Terkait reksadana terproteksi, laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report Maret 2020 antara lain menyebutkan pada protected fund di Maret 2020, Danareksa IM masuk dalam 5 TOP MI dengan perolehan dana kelolaan maupun unit terbesar.

AUM protected fund Danareksa IM di Maret 2020, tercatat Rp11,54 triliun, tumbuh 30 persen year to date (YtD) dan 78 persen secara year on year (YoY).

Di sisi lain pada sharia protected fund, Danareksa IM menjadi jawara dari 20 TOP MI dengan AUM terbesar Maret 2020, dengan nilai dana kelolaannya Rp4,60 triliun. Secara year to date (YtD), dana kelolaan sharia protected fund Danareksa IM tumbuh 175 persen dan secara year on year (YoY) naik 7.555 persen.

Marsangap mengatakan pada Maret 2020, Danareksa IM juga mengalami penurunan unit penyertaan pada jenis reksadana lainnya seperti unit penyertaan reksadana pasar uang yang terkoreksi paling dalam hingga 17 persen. Namun, hal tersebut dinilai sejalan dengan yang terjadi di industri reksadana.

Untuk diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Sementara itu reksadana terproteksi adalah jenis reksadana yang akan memproteksi 100 persen pokok investasi investor pada saat jatuh tempo. Reksadana ini memiliki jangka waktu investasi yang telah ditentukan sebelumnya oleh Manajer Investasi, tetapi dapat dicairkan sebelum jatuh tempo tanpa jaminan adanya proteksi akan pokok investasi.

Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report March 2020. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi [email protected] (cc: [email protected]).

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.