BNI Asset Management Luncurkan EBA Kelas A Rp451 Miliar
EBA Kelas A akan ditawarkan dengan tingkat hasil investasi 7,45 persen per tahun
EBA Kelas A akan ditawarkan dengan tingkat hasil investasi 7,45 persen per tahun
Bareksa.com - PT BNI Asset Management akan menerbitkan efek beragun aset (EBA) kelas A senilai Rp451,2 miliar. EBA ini akan diterbitkan bekerjasama dengan PT Mandiri Sekuritas sebagai arranger dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebagai bank kustodian.
Berdasarkan prospektus yang disampaikan (5/3), EBA BNI AM Bank Mandiri 01 ini memiliki underlying corporate loan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang dibeli oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan nilai Rp475 miliar. Kemudian kumpulan tagihan ini akan ditawarkan dalam bentuk EBA yang terdiri dari dua jenis, yakni EBA Kelas A senilai Rp451,2 miliar dan EBA Kelas B senilai Rp23,75 miliar.
Lebih lanjut, untuk EBA Kelas A akan ditawarkan dengan tingkat hasil investasi 7,45 persen per tahun. Sementara tanggal jatuh tempo adalah pada 29 Januari 2022. "EBA Kelas A bersumber dari pembayaran kumpulan tagihan yang dibeli dari kreditur awal secara jual beli putus, maka risiko investasinya terlepas dari risiko kepailitan investor awal," tulis manajemen BNI-AM.
Promo Terbaru di Bareksa
Kendati demikian, berinvestasi pada EBA tetap memiliki beberapa risiko, diantaranya adalah risiko tidak likuidnya EBA yang ditawarkan dalam penawaran umum. Selain itu, terdapat pula risiko ketidakmampuan membayar KIK EBA pada waktu yang telah ditetapkan atau kegagalan KIK EBA untuk memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam KIK-BMRI01.
Adapun EBA ini mendapatkan rating AAA dari lembaga pemeringkat, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Sementara untuk jadwalnya, perseroan mendapatkan pernyataan efektif pada 3 Maret 2020. Kemudian, masa penawaran umum akan dilakukan pada 5-6 Maret 2020 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 Maret 2020.
Sebelumnya, BNI AM meluncurkan reksadana BNI-AM ETF MSCI ESG Leaders Indonesia. Dari produk tersebut, perseroan menargetkan dana kelolaan (asset under management/AUM) Rp1 triliun.
Presiden Direktur BNI Asset Management, Reita Farianti, mengatakan reksadana ETF ini merupakan reksadana ETF kedua yang diterbitkan oleh perseroan. Sebelumnya BNI-AM telah menerbitkan Reksa Dana BNI-AM Nusantara ETF MSCI Indonesia Equity Index dengan ticker XBNI pada tahun 2018. XBES juga merupakan Reksa Dana ETF ke-39 yang telah dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sementara itu, produk ini bisa dibeli di pasar primer dengan minimum transaksi senilai 1 unit kreasi yang setara dengan 100 ribu lembar unit penyertaan. Sementara pembelian di pasar sekunder dapat dilakukan mulai dari 1 lot atau setara dengan 100 lembar unit penyertaan.
Bagi investor yang tertarik membeli atau menjual XBES di pasar primer dapat melakukannya melalui dealer partisipan yaitu Mandiri Sekuritas. Sedangkan untuk pembelian dan penjualan XBES di pasar sekunder dapat dilakukan melalui mekanisme perdagangan di BEI melalui perantara pedagang efek Anggota Bursa.
Sementara itu, hingga akhir 2019, perseroan bisa mencatatkan AUM sebesar Rp22 triliun. Sedangkan pada 2020, perseroan berharap bisa mencapai target yang lebih tinggi dengan tetap memperhatikan situasi eksternal, terutama perang dagang antara AS dan Tiongkok.
Berdasarkan data Bareksa, BNI-AM mencatatkan AUM Rp20,26 triliun pada akhir 2019. Nilai ini meningkat dibandingkan akhir 2018 yang mencapai Rp 15,27 triliun.
AUM BNI-AM 2019
Sumber : Bareksa
Perolehan AUM tersebut ditopang oleh produk yang dimiliki perseroan. Bareksa mencatat, BNI-AM memiliki 168 produk dengan tiga reksadana campuran, tiga reksadana indeks dan ETF, 14 reksadana pasar uang, 13 reksadana pendapatan tetap, 10 reksadana penyertaan terbatas, tujuh reksadana saham, dan sisanya adalah reksadana terproteksi.
Sebagai informasi, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.