Direktur Panin AM, Rudiyanto : AUM Februari Rp12,5 Triliun, Belum Koreksi Target
Jumlah investor reksadana Panin AM per Februari 2020 di atas 67 ribu nasabah
Jumlah investor reksadana Panin AM per Februari 2020 di atas 67 ribu nasabah
Bareksa.com - PT Panin Asset Management optimistis dana kelolaan (asset under management/AUM) mereka akan tumbuh 18 persen, meski Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat dana kelolaan (asset under management/AUM) reksadana per 14 Februari 2020, turun 1,03 persen dibandingkan Desember 2020 yang mencapai Rp542,2 triliun, menjadi Rp536,63 triliun.
Sumber : OJK
"Tahun lalu dana kelolaan kami Rp12,64 triliun, dan target tahun ini Rp15 triliun, tumbuh sekitar 18 persen. Sejauh ini belum ada koreksi karena beberapa pipeline dari investor institusi masih sesuai dengan target dan untuk investor ritel kami melihat ada peluang kenaikan," kata Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto kepada Bareksa, Jumat (28/2).
Promo Terbaru di Bareksa
Ia melanjutkan potensi kenaikan dana kelolaan dari kontribusi investor ritel, setelah pasar rebound dan secara produk yang ditawarkan juga beragam mulai dari pasar uang hingga saham.
"Sehingga, koreksi pada pasar saham tidak berdampak pada nasabah yang berinvestasi pada jenis non saham," imbuhnya.
Rudiyanto menjelaskan per 27 Februari 2020, dana kelolaan Panin Asset Management tercatat Rp12,5 triliun. Tumbuh tipis jika dibandingkan posisi dana kelolaan pada Januari 2020 yang tercatat baru Rp12,19 triliun. Namun, ia menyatakan jika dibandingkan posisi dana kelolaan pada Desember 2019, memang turun karena kala itu mencapai Rp12,64 triliun.
Ia menjelaskan, jumlah investor reksadana Panin Asset Management per Februari 2020, sudah di atas 67 ribu nasabah. Dari jumlah itu, Rudiyanto menyampaikan saat ini nasabah retail reksadana sangat banyak.
Soal investor retail reksadana, Ketua OJK Wimbo Santoso menilai investor retail reksadana umumnya tidak melakukan panic selling. Lebih lanjut kata Wimbo, shifting behavior terlihat pada perpindahan kepemilikan dari reksadana yang cenderung agresif menjadi reksadana yang cenderung konservatif.
"Ada yang seperti disampaikan OJK, ada yang panik kemudian melakukan redemption, ada juga yang melihat saat ini sebagai kesempatan dan melakukan top up. Memang tidak bisa digeneralisasi. Sebab isi kepala orang bisa saja berbeda," kata Rudiyanto menangapi.
Reksadana
Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut, nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada di dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.
Jenis reksadana yang dipilih, bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker, atau low-risk taker. Jika kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.
Sementara jika cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Jika cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).
Perlu diketahui soal reksadana, selain aman karena diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), reksadana juga berpotensi memberikan imbal hasil optimal, bukan objek pajak, serta sangat berpeluang bisa mengalahkan angka inflasi.
Demi kenyamanan berinvestasi pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko kamu ya.\
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.