Direktur Panin Asset, Rudiyanto : Bidik AUM Rp15,5 Triliun, Jajaki Dinfra
Pada 2019, perseroan merealisasikan AUM sekitar Rp14,5 triliun
Pada 2019, perseroan merealisasikan AUM sekitar Rp14,5 triliun
Bareksa - PT Panin Asset Management menargetkan dana kelolaan (asset under management/AUM) pada tahun ini Rp15,5 triliun. Sedangkan pada 2019, perseroan merealisasikan AUM sekitar Rp14,5 triliun.
Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto, mengatakan perseroan optimistis untuk mencapai target yang lebih besar tahun ini. Hal ini didukung oleh rencana penerbitan produk baru, yakni reksadana terproteksi dan Dinfra.
"Untuk reksadana terproteksi akan kami luncurkan sekitar Februari atau Maret 2020, sedangkan untuk Dinfra saat ini masih dalam tahap penjajakan awal," terang dia di Jakarta belum lama ini.
Promo Terbaru di Bareksa
Panin Asset Management merupakan bagian dari PT Panin Sekuritas yang didirikan pada tahun 1989. Perusahaan memulai usahanya sebagai pengelola reksadana pada tahun 1997, dan merupakan salah satu pengelola reksadana pertama di Indonesia.
Perusahaan telah mengalami tiga fase krisis pasar modal yaitu tahun 1997, 2001 serta tahun 2008. Pada tahun 2011, kegiatan manajemen investasi dari PT Panin Sekuritas dialihkan kepada PT Panin Asset Manajemen.
Salah satu keunggulan yang ditawarkan perusahaan adalah melalui reksadana saham Panin Dana Maksima yang merupakan reksadana saham dengan track record terpanjang di Indonesia. Selain itu Majalah Investor menjadikannya sebagai “RD Saham Terbaik periode 3, 5, dan 7 tahun” pada bulan Maret 2013. Perusahaan memiliki izin selaku Manajer Investasi dari Bapepam-LK dengan Nomor KEP-06/BL/MI/2011 tanggal 18 Agustus 2011.
Berdasarkan data Bareksa, Panin Asset Management membukukan AUM sekitar Rp12,5 triliun pada Desember 2019. Nilai ini meningkat dibandingkan akhir 2018 yang mencapai Rp11,31 triliun.
AUM Panin Asset Management Desember 2019
Sumber : Bareksa
Pencapaian AUM ini didukung oleh 47 produk yang dimiliki oleh perseroan. Bareksa mencatat, ada tiga reksadana indeks&ETF, 10 reksadana saham, sembilan reksadana campuran, tiga reksadana pasar uang, tujuh reksadana pendapatan tetap, dan sisanya adalah reksadana terproteksi.
Panin Dana Maksima memang memberikan performa paling baik di antara reksadana Panin Asset Management yang lain. Reksadana saham ini bisa memberikan tingkat imbal hasil hingga 157,73 persen dalam 10 tahun. Sedangkan AUM tercatat Rp1,48 triliun pada Januari 2020.
NAV Panin Dana Maksima
Sumber : Bareksa
Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut, nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada di dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.
Jenis reksadana yang dipilih, bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker, atau low-risk taker. Jika kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.
Sementara jika cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Jika cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).
Perlu diketahui soal reksadana, selain aman karena diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), reksadana juga berpotensi memberikan imbal hasil optimal, bukan objek pajak, serta sangat berpeluang bisa mengalahkan angka inflasi.
Demi kenyamanan berinvestasi pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko kamu ya.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.