Direktur Panin AM, Rudiyanto : Dampak Corona, Target IHSG Dipangkas Jadi 7300
Sebelumnya Panin AM menargetkan IHSG di level 7300-7500 pada 2020
Sebelumnya Panin AM menargetkan IHSG di level 7300-7500 pada 2020
Bareksa.com - PT Panin Asset Management merevisi target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2020 dari sebelumnya 7300-7500 jadi 7100-7300. Direktur PT Panin Asset Management, Rudiyanto, menyatakan revisi itu mempertimbangkan dampak penyebaran wabah virus corona atau Covid-19 yang diperkirakan berdampak pada sektor riil.
"Dengan melambatnya sektor riil berdampak terhadap kinerja laba rugi perusahaan, maka untuk target IHSG juga kami koreksi," kata Rudiyanto kepada Bareksa (21/2/2020).
Menurut Rudiyanto, perseroan akan terus memantau perkembangan dampak virus corona ke pasar modal ke depannya. "Revisi target IHSG di level 7100-7300 adalah posisi kami pada Februari 2020," ungkapnya.
Promo Terbaru di Bareksa
Soal dampak dari penyebaran virus corona kepada sektor keuangan, kemarin (20/2), Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan sampai 19 Februari 2020, BI telah melakukan pembelian Surat Berharga Negara atau SBN hingga Rp61,5 triliun. "Dari jumlah itu, kurang lebih sekitar Rp37 triliun itu sejak terjadinya corona," kata Perry.
Ia menyampaikan ada tiga intervensi BI yang dilakukan untuk menjaga nilai tukar rupiah yang sempat melemah akibat tersengat virus corona yakni, wujud intervensi dilakukan di pasar Domestik Non Deliverable Forward (DNDF), pasar spot, dan SBN.
Rudiyanto menambahkan perseroan berencana meluncurkan sejumlah produk reksadana baru pada tahun ini. Dalam pipeline perseroan, produk reksadana yang akan diterbitkan adalah reksadana terproteksi dan reksadana penyertaan terbatas.
"Untuk terproteksi, memang ditargetkan secara reguler tapi dengan catatan tersedia aset dasar yang cocok. Kalau untuk reksadana penyertaan terbatas, ada permintaan untuk berinvestasi ke sektor riil melalui mekanisme surat utang, kami sedang melakukan pengkajian dengan pihak-pihak terkait," katanya.
Sayangnya, soal kapan produk-produk reksadana terbaru dari Panin AM, Rudiyanto belum bisa memastikan. Namun dia menjelaskan perseroan menargetkan minimal empat produk reksadana terproteksi tahun ini dan dua produk reksadana penyertaan terbatas. Semua produk terbaru itu akan diterbitkan dalam mata uang rupiah.
Panin AM menargetkan dana kelolaan (asset under management/AUM) pada tahun ini Rp15,5 triliun. Sedangkan pada 2019, perseroan merealisasikan AUM sekitar Rp14,5 triliun. Rudiyanto menyatakan optimistis untuk mencapai target yang lebih besar tahun ini didukung penerbitan reksadana terproteksi dan Dinfra.
Panin Asset Management merupakan bagian dari PT Panin Sekuritas yang didirikan pada tahun 1989. Perusahaan memulai usahanya sebagai pengelola reksadana pada tahun 1997, dan merupakan salah satu pengelola reksadana pertama di Indonesia. Perusahaan telah mengalami tiga fase krisis pasar modal yaitu tahun 1997, 2001 serta tahun 2008. Pada tahun 2011, kegiatan manajemen investasi dari PT Panin Sekuritas dialihkan kepada PT Panin Asset Manajemen.
Berdasarkan data Bareksa, Panin Asset Management membukukan AUM sekitar Rp12,5 triliun pada Desember 2019. Nilai ini meningkat dibandingkan akhir 2018 yang mencapai Rp11,31 triliun.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.