Januari 2020 Terjadi Net Redemption, Prospek Investasi Reksadana Masih Positif
Terjadi pembelian baru (subscription) reksadana senilai Rp56,23 triliun sepanjang Januari 2020
Terjadi pembelian baru (subscription) reksadana senilai Rp56,23 triliun sepanjang Januari 2020
Bareksa.com - Di awal tahun 2020, industri reksadana di Indonesia mengalami berbagai gejolak. Hal itu tercermin dari menurunnya nilai dana kelolaan (asset under management/AUM).
Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), AUM industri reksadana tercatat Rp537,28 triliun per Januari 2020, atau turun 0,9 persen dibandingkan bulan Desember 2019 yang sebesar Rp542,18 triliun.
Sekadar informasi, penurunan dana kelolaan yang dicatatkan pada Januari 2020, merupakan penurunan yang ketiga kali beruntun sejak bulan November 2019.
Promo Terbaru di Bareksa
Aksi penjualan bersih (net redemption) yang terjadi di industri reksadana pada awal tahun ini merupakan buntut dari sejumlah kasus di pasar keuangan yang memunculkan spekulasi tergerusnya kepercayaan investor.
Sekadar informasi, terjadi pembelian baru (subscription) reksadana senilai Rp56,23 triliun sepanjang Januari 2020. Sementara itu, nilai penjualan atau penarikan (redemption) reksadana mencapai Rp62,4 triliun.
Dengan demikian, terjadi aksi penjualan bersih atau net redemption senilai Rp6,17 triliun sepanjang Januari 2020. Adapun, aksi net redemption terakhir terjadi pada Juni 2019.
Situasi ekonomi global yang sangat tidak kondusif memberikan andil besar terhadap terpuruknya kinerja reksadana di awal tahun ini,mulai dari perang dagang, wabah virus corona, serta kondisi pasar keuangan yang juga tidak jauh berbeda dengan kondisi global.
Kemudian skandal dugaan korupsi dalam pengelolaan investasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tampaknya memainkan peranan cukup besar atas rontoknya kepercayaan pelaku pasar.
Pengelolaan investasi yang ceroboh ternyata juga melanda sejumlah manajer investasi yang kemudian berbuntut pada penutupan produk-produk reksadana.
Prospek Reksadana Masih Positif?
Namun secara umum, menurut analisis Bareksa kinerja reksadana masih bisa positif karena dipicu oleh obligasi dan pasar uang. Proyeksi suku bunga acuan yang akan turun, membuat harga obligasi naik dan reksadana berbasis obligasi akan diuntungkan.
Secara teori ,jika suku bunga turun maka harga obligasi akan naik, sebaliknya jika suku bunga naik maka harga obligasi akan turun. Meski ada perubahan alokasi portofolio dari reksadana saham ke instrumen yang lebih aman seperti pasar uang dan obligasi, namun reksadana masih merupakan instrumen yang relatif lebih aman dibandingkan instrumen lainnya sehingga ruang perbaikan masih cukup besar.
Adapun dari sisi kepercayaan, penambahan jumlah investor prospeknya juga masih sangat bagus karena investor ritel terus menunjukkan ketertarikannya terhadap produk reksadana.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia(KSEI), jumlah investor reksadana pada 2019 mencapai 1,77 juta atau tumbuh 85,24 persen dari posisi 955.510 pada 2018. Jumlah ini melewati jumlah investor saham dan SBN.
Harapannya, milenial dan gen Z yang menjadi salah satu generasi yang paling banyak memiliki reksadana meskipun kalau dari nominal belum terlalu tinggi, tetapi kalau dari jumlah cukup besar.
Apalagi, generasi Z dan milenial saat ini sangat dimudahkan aksesnya melalui kehadiran teknologi. Jika sebelumnya calon nasabah harus mengisi formulir yang sangat panjang, saat ini para investor hanya perlu mengakses agen online atau marketplace untuk membeli reksadana. Selain itu, pembelian reksadana tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam alias modal awalnya sangat terjangkau.
Untuk diketahui, reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.
Megutip Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada di dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.
Jenis reksadana yang dipilih bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang. Jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Sementara jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).
Demi kenyamanan berinvestasi pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko kamu.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.