BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

BI Sebut Uang Beredar Tumbuh Melambat, Yuk Mengenal Reksadana Pasar Uang

Bareksa01 Februari 2020
Tags:
BI Sebut Uang Beredar Tumbuh Melambat, Yuk Mengenal Reksadana Pasar Uang
Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc

Perlambatan juga terjadi pada surat berharga selain saham

Bareksa.com - Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam artian luas (M2), tumbuh melambat pada Desember 2019. Posisi M2 pada Desember 2019, tercatat Rp6.136,5 triliun atau tumbuh 6,5 persen year on year (yoy) dan tercatat lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya tumbuh mencapai 7,1 persen (yoy).

Analisis Uang Beredar Desember 2019 yang dirilis BI pada Jumat (31/1) menyebutkan, perlambatan pertumbuhan M2 disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan surat berharga selain saham.

Illustration
Sumber: Bank Indonesia

Promo Terbaru di Bareksa

Di sisi lain, uang beredar dalam arti sempit (M1) melambat pertumbuhannya yakni Desember 2019 tercatat tumbuh 7,4 persen yoy, lebih rendah dari bulan November yang sebesar 10,5 persen YoY. Perlambatan pertumbuhan itu disebabkan pertumbuhan uang kartal dan giro rupiah yang juga melambat.

Perlambatan pertumbuhan juga terjadi pada surat berharga selain saham, dari 31,1 persen pada bulan sebelumnya menjadi 26,5 persen (Yoy) pada Desember 2019.

Sementara itu, komponen uang kuasi (kewajiban sistem moneter dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dalam rupiah dan saldo rekening valuta asing milik penduduk) disebutkan tumbuh meningkat, terutama didorong oleh pertumbuhan giro valas sehingga menjadi faktor penahan perlambatan pertumbuhan uang beredar yang lebih dalam.

BI menyebutkan berdasarkan faktor yang memengaruhi, pelambatan M2 pada Desember 2019 disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan aktiva luar negeri bersih dan aktiva dalam negeri bersih. Pertumbuhan aktiva luar negeri bersih melambat dari 4,6 persen (yoy) pada November 2019 menjadi 4,4 persen (YoY).

Perlambatan pertumbuhan aktiva dalam negeri bersih disebutkan terutama karena penyaluran kredit yang melambat menjadi 5,9 persen (YoY) dari bulan sebelumnya yang mencapai 7 persen (YoY).

Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, DPK dan Kredit (YoY)

Illustration
Sumber: BI

Sementara itu, operasi keuangan pemerintah justru tercatat ekspansi 3,7 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan dengan ekspansi bulan sebelumnya yang sebesar 2,4 persen (yoy). Ekspansi operasi pemerintah itu sekaligus menjadi faktor penahan pelambatan M2 lebih dalam lagi.

Reksadana Pasar Uang

Salah satu jenis instrumen investasi yang dapat dipilih masyarakat sebagai investor ialah reksadana. Reksadana adalah kumpulan dana investor yang dikelola oleh manajer investasi ke dalam sejumlah aset seperti saham, obligasi dan pasar uang. Reksadana mendapatkan keuntungan dari peningkatan harga aset-aset di dalamnya. Keuntungan reksadana ini sudah bersih karena tidak dikenakan pajak lagi.

Salah satu jenis reksadana yang banyak diperdagangkan ialah reksadana pasar uang. Reksadana jenis ini bisa menjadi alternatif bagi masyarakat awam yang ingin mendapat potensi imbal hasil lebih tinggi ketimbang tabungan bank atau deposito.

Di marketplace investasi Bareksa, top 5 reksadana pasar uang dengan return (imbal hasil) tertinggi bisa memberikan keuntungan hingga 7,48 persen setahun (per 30 Januari 2020).

Top 5 Reksadana Pasar Uang Return Tertinggi Setahun (per 30 Januari 2020)

Illustration

Sumber: Bareksa

Seperti namanya, portofolio reksadana pasar uang ada di instrumen pasar uang. Adapun yang dimaksud instrumen pasar uang adalah surat-surat berharga dengan jatuh tempo kurang dari setahun yang bisa diperdagangkan di pasar uang.

Contohnya ialah deposito berjangka, sertifikat deposito (negotiable certificates of deposit), surat berharga pasar uang, surat pengakuan utang, Sertifikat Bank Indonesia, surat berharga komersial (commercial paper) yang telah diperingkat oleh perusahaan pemeringkat efek, obligasi yang jatuh temponya kurang dari 1 (satu) tahun dan instrumen pasar uang lainnya.

Illustration

Sumber: Bareksa

Selain itu, reksadana pasar uang juga bisa berinvestasi di efek surat utang atau obligasi. Biasanya, kupon atau imbal hasil obligasi ini juga bisa lebih tinggi daripada bunga deposito. Alhasil, ini bisa juga mendorong keuntungan reksadana pasar uang.

Reksadana pasar uang cocok untuk investor pemula yang baru mengenal investasi karena risikonya rendah. Selain itu, kinerjanya cukup stabil sehingga cocok untuk investasi jangka pendek (sekitar setahun).

(AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua