Manajer Investasi Terseret Jiwasraya, AMII Siap Bantu Teknis Kelola Investasi
Sejauh ini AMII belum menerima permintaan bantuan dari para anggota yang tersangkut
Sejauh ini AMII belum menerima permintaan bantuan dari para anggota yang tersangkut
Bareksa.com – Industri reksadana Tanah Air tak habis-habisnya mengalami ujian. Setelah adanya suspensi produk beberapa manajer investasi, kini sebagian lainnya tersangkut kasus Jiwasraya.
Keadaan tersebut tentu saja cukup miris. Terlebih, industri reksadana sedang tumbuh berkembang baik dari sisi jumlah investor maupun dana kelolaannya (asset under management/AUM).
Jumlah investor misalnya. Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor hingga akhir 2019 mencapai 1,77 juta, naik 77,65 persen dari akhir 2018 sebanyak 995.510 investor.
Promo Terbaru di Bareksa
Sementara, data Bareksa Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report December 2019, menyebut AUM industri reksadana tumbuh 6,88 persen dari Rp507,3 triliun di akhir 2018 menjadi Rp542,2 triliun.
Asosiasi Manajer Investasi Indonesia (AMII) pun angkat bicara mengenai kondisi yang menimpa beberapa anggotanya. Seperti disampaikan Ketua AMII Edward Lubis kepada Bareksa, akhir pekan lalu.
“Kami sangat prihatin atas kondisi tersebut (beberapa manajer investasi terdampak Jiwasraya) dan dampak kepada industri,” ujar Edward.
Untuk itu, Edward menegaskan, pihaknya siap dan akan berusaha membantu para pihak yang membutuhkan. Sebagai asosiasi, katanya, AMII membantu anggota dalam kasus yang menyangkut aspirasi dan etik, khususnya ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Kalau kasus hukum sudah berada di luar lingkup asosiasi. Namun kami siap membentu dari sisi teknis pengelolaan investasi apabila dibutuhkan,” terang dia.
Untuk kasus Jiwasraya, Edward mengaku belum menerima permintaan bantuan dari para anggota yang tersangkut.
Sebagai informasi, melansir CNBCIndonesia, pada Rabu, 15 Januari 2020, Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap enam orang saksi terkait kasus Jiwasraya, semuanya dari perusahaan manajer investasi (MI), mereka adalah:
1. Irawan Gunari, Direktur Utama PT Pan Arcadia Capital
2. Ratna Puspitasari - Mantan Marketing PT GAP Asset Management
3. Arifadhi Soesilarto - Mantan Direktur Pemasaran PT GAP Asset Management
4. Ferro Budhimeilano - Direktur PT Pool Advista Asset Management
5. Frery Kojongian - Direktur Utama PT MNC Asset Management
6. Alex Setyawan WK - Direktur Utama PT Sinar Mas Asset Management
Tips Investasi
Yang jelas, agar kejadian tersebut tidak berdampak ke industri reksadana pada umumnya, Edward meminta masyarakat selalu berhati-hati dan memilih produk investasi yang ada di bawah pengawasan OJK.
“Hindari investasi yang menawarkan imbal hasil yang sangat tinggi atau yang menawarkan return fixed. Karena pada dasarnya, investasi tidak ada yang pasti,” imbuh Edward.
Dia juga meminta masyarakat agar pahami betul produk sebelum berinvestasi dan kenali perusahaan pengelola investasinya.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.