Dibayangi Ketegangan AS-Iran, Ini Kinerja IHSG & Reksadana Pekan Kedua Januari
IHSG tercatat melemah 0,77 persen sepanjang pekan lalu ke level 6.274,94
IHSG tercatat melemah 0,77 persen sepanjang pekan lalu ke level 6.274,94
Bareksa.com - Mengakhiri perdagangan pekan kedua di bulan Januari 2020, pasar saham Indonesia tampak belum terlalu bergairah. Hal itu tercermin dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tercatat melemah 0,77 persen sepanjang pekan lalu ke level 6.274,94.
Namun di sisi lain, investor asing justru masih percaya diri berburu saham Tanah Air yang terlihat dari catatan aksi nilai beli bersih (net buy) yang mencapai Rp1,01 triliun.'
Menurut analisis Bareksa, pelemahan IHSG disebabkan oleh adanya kekhawatiran investor atas meluasnya konflik geopolitik di Timur Tengah antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.
Promo Terbaru di Bareksa
Untuk diketahui, pada Jumat pagi waktu Indonesia (3/1/2020) AS menembak mati petinggi pasukan militer Iran. Jenderal Qassim Soleimani yang merupakan pemimpin dari Quds Force selaku satuan pasukan khusus yang dimiliki Revolutionary Guards (salah satu bagian dari pasukan bersenjata Iran), tewas dalam serangan udara yang diluncurkan oleh AS di Baghdad.
Selain itu, Abu Mahdi al-Muhandis yang merupakan wakil komandan dari Popular Mobilization Forces selaku kelompok milisi Irak yang dibekingi oleh Iran, juga meninggal dunia.
Sebagai balasan, pada Rabu pagi waktu Indonesia Iran menembakkan misil ke dua markas militer AS di Irak. Diketahui, lebih dari selusin misil balistik diluncurkan oleh Iran ke dua markas militer AS tersebut.
"Jelas bahwa rudal ini diluncurkan dari Iran dan menargetkan setidaknya dua pangkalan militer Irak yang menampung personel militer dan koalisi AS di Al-Assad dan Irbil," kata juru bicara Pentagon pasca serangan.
Namun, kini tensi antara AS dan Iran sudah mereda. Pada Rabu malam waktu Indonesia, Trump memberikan konferensi pers terkait serangan yang diluncurkan oleh Iran. Dirinya membantah klaim pemerintah Iran yang mengatakan bahwa ada sebanyak 80 tentara AS yang tewas dalam serangan tersebut. Dirinya pun menyakini bahwa serangan tersebut merupakan serangan terakhir dari Iran.
"Tidak ada warga AS yang terluka dalam serangan rudal Iran," ujar Trump di Gedung Putih, sebagaimana dilansir dari AFP. "Iran tampaknya akan mundur, yang mana ini baik untuk semua pihak terkait," katanya.
Trump menegaskan tidak akan menyerang balik Iran. Menurutnya, meski memiliki kekuatan militer terbaik di dunia, AS tak selamanya harus menggunakan itu. "Fakta bahwa kita memiliki militer dan peralatan terbaik tidak berarti membuat kita harus menggunakannya."
Trump lantas memilih untuk menjatuhkan sanksi ekonomi baru terhadap Iran. Sanksi yang tidak dijelaskan secara detail ini, disebut Trump, nantinya akan berlaku sampai Iran mengubah perilakunya, terutama soal pengembangan nuklir.
"Iran harus meninggalkan ambisi nuklirnya dan mengakhiri dukungannya untuk terorisme," sebut Trump.
Perkembangan itu jelas memberikan kelegaan bagi pelaku pasar. Sebab sebelumnya terdapat kekhawatiran bahwa AS akan balik menggempur Iran.
Kemudian pada saat yang bersamaan sentimen positif dari dalam negeri juga mencuat ke permukaan. Di antaranya pengumuman inflasi Desember 2019 yang hasilnya cukup positif yakni 2,72 persen YoY, January effect dan pergerakan kurs rupiah yang relatif stabil.
Ditambah lagi data cadangan devisa terbaru yang naik US$2,5 miliar menjadi sebesar US$129,2 miliar per Desember 2019.
Sumber: Bareksa
Kondisi bursa saham yang melemah sepanjang pekan lalu, turut berdampak terhadap kinerja reksadana yang memiliki aset saham dalam portofolionya.
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham dan indeks reksadana campuran kompak mencatatkan kinerja negatif sepanjang pekan lalu yang masing-masing minus 1,26 persen dan 0,22 persen.
Sementara itu, indeks reksadana pendapatan tetap memimpin dengan kenaikan 0,63 persen yang disusul dengan indeks reksadana pasar uang dengan kenaikan 0,08 persen.
Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.