AS-Iran Memanas Dongkrak Harga Emas, Reksadana Ini Punya Portofolio Saham ANTM
Harga emas dunia kembali meroket hingga mencapai level tertinggi sejak April 2013 pada perdagangan Senin
Harga emas dunia kembali meroket hingga mencapai level tertinggi sejak April 2013 pada perdagangan Senin
Bareksa.com - Harga emas dunia kembali meroket hingga mencapai level tertinggi sejak April 2013 pada perdagangan Senin (6/1/2020). Kenaikan tajam emas sebenarnya sudah terjadi sejak Jumat (3/1/2020) pekan lalu, dan semakin terakselerasi pada perdagangan kemarin.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sekali lagi menjadi sumber sentimen penguatan harga logam mulia. Presiden AS ke-45 ini cenderung hawkish dalam kebijakannya sehingga tak segan mengancam menyerang Iran, salah satu negara terkuat secara militer di Timur Tengah.
Akibatnya, harga emas terbang dan berpeluang menguat sepanjang tahun ini jika eskalasi di kawasan tersebut tidak kunjung mereda. Sepanjang tahun lalu, harga emas melesat 18,26 persen yang dipicu perang dagang AS-China yang juga dilancarkan oleh sosok Trump.
Promo Terbaru di Bareksa
Mengutip CNBC Indonesia, pada awal September 2019 lalu harga emas bahkan sempat mencapai US$1.557 per troy ons yang merupakan level tertinggi lebih dari enam tahun. Kemarin, level tersebut berhasil dilewati, emas melesat 1,8 persen ke level US$ 1.579,72 per troy ons, sebelum diperdagangkan di level US$1.576,69 per troy ons pada pukul 12:20 WIB.
Dan kini perdagangan tahun 2020 yang baru berlangsung tiga hari, namun harga emas total sudah melesat lebih dari 4 persen. Terbangnya harga emas tersebut dipicu eskalasi tensi geopolitik di Timur Tengah yang bisa berujung terjadinya perang di kawasan tersebut.
Tensi di Timur Tengah memanas setelah AS pada Jumat (3/1/2020) melancarkan serangan di Baghdad yang menewaskan Jenderal Quds Force, pasukan elite Iran, Qassim Soleimani bersama wakil komandan milisi syiah atau yang dikenal dengan Popular Mobilization Forces (PMF). Di hari yang sama Pentagon mengkonfirmasi melakukan serangan tersebut.
"Atas arahan Presiden, militer AS telah mengambil tindakan defensif yang diperlukan untuk melindungi personil AS di luar negeri dengan membunuh Qasem Soleimani," tulis Pentagon dalam keterangan resminya.
Serangan tersebut dilakukan sebagai balasan dari serangan roket ke markas militer Irak di Kirkuk yang menewaskan kontraktor asal AS.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengutuk keras tindakan AS. Dirinya menyatakan Iran tidak takut untuk membalas AS.
"AS bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari keputusan jahatnya," tegasnya melalui akun Twitter sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (3/1/2019).
Sementara pada Sabtu (4/1/2020) waktu AS, Presiden Trump, melalui akun Twitter-nya memperingatkan Iran untuk tidak melakukan balasan atas tewasnya Jendral Soleimani. Jika peringatan tersebut tidak dihiraukan, Trump akan menyerang sebanyak 52 wilayah Iran sebagai balasan.
Kini pelaku pasar dibuat cemas akan kemungkinan terjadi perang yang lebih besar, seandainya Iran melancarkan serangan balasan. Akibatnya aset-aset aman (safe haven) seperti emas menjadi target investasi, harganya pun terbang kembali.
Harga Saham ANTM Melonjak
Penguatan harga emas turut berdampak positif terhadap saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham ANTM melonjak 4,11 persen ke level Rp885 per saham.
Selain itu, saham ANTM juga ditransaksikan cukup atraktif dengan nilai transaksi yang mencapai Rp135,05 miliar sekaligus menempati peringkat ketujuh saham dengan nilai transaksi terbesar di bursa.
Melonjaknya saham ANTM ikut memberikan dorongan penguatan terhadap reksadana saham yang memiliki saham tersebut dalam portofolionya.
Berdasarkan reksadana saham yang dijual Bareksa, Shinhan Equity Growth menjadi salah satu reksadana saham yang masih mampu menguat pada perdagangan kemarin dengan kenaikan 0,19 persen, di saat IHSG merosot 1,04 persen.
Sumber: Bareksa
Mengacu pada fund fact sheet per Oktober 2019, Shinhan Equity Growth tercatat memiliki saham ANTM dalam portofolionya, hal inilah yang membuat reksadana saham yang dikelola oleh PT Shinhan Asset Management Indonesia ini masih mampu bertahan di tengah anjloknya bursa saham domestik pada perdagangan kemarin.
Shinhan Equity Growth bertujuan untuk memberikan hasil yang optimal untuk para investor dalam jangka panjang melalui proses investasi yang dilakukan secara selektif dan pengelolaan yang penuh ke hati-hatian di dalam pasar modal Indonesia pada efek bersifat ekuitas.
Sebagai informasi, Shinhan Equity Growth dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp100.000. Reksadana saham yang diluncurkan sejak 15 Agustus 2012 tersebut berkejasama dengan bank kustodian PT Bank DBS Indonesia.
Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.
Maka dari itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang. Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.