BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Rumah Tapak Paling Diminati, Ini Cara Nabung Reksadana Agar Bisa Punya Rumah

28 November 2019
Tags:
Rumah Tapak Paling Diminati, Ini Cara Nabung Reksadana Agar Bisa Punya Rumah
Warga berkendara di kawasan perumahan bersubsidi di kawasan Citeureup, Bogor, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/wsj.

Selama masih bekerja, jangan putuskan harapan untuk bisa memiliki rumah

Bareksa.com - Permintaan rumah tapak masih mendominasi pasar perumahan rakyat. Hal itu juga nampak dari banyaknya pencarian harga rumah tapak dalam jaringan iklan baris. Mengutip Kompas (27/11/19), di tengah tren hunian vertikal, permintaan hunian tapak masih besar yang salah satunya nampak di laman OLX.

Permintaan rumah yang didominasi rumah tapak, mayoritas mencari yang harganya berkisar Rp400 juta hingga Rp600 juta per unit. Disebutkan, ada persepsi dalam masyarakat bahwa saat membeli rumah berarti harus mendapatkan tanah juga.

Sementara itu, daerah pinggiran Jakarta seperti Depok, Bekasi, dan Tangerang menjadi target sebagian masyarakat yang belum mempunyai rumah dan ingin membeli rumah tapi tidak memungkinkan jika membelinya di Jakarta.

Promo Terbaru di Bareksa

Karena itu, tak heran kebanyakan pembeli rumah vertikal khususnya apartemen, adalah mereka yang memang sudah memiliki kepastian pendapatan dan memang memiliki kepentingan untuk lebih dekat dengan tempatnya bekerja.

Banyaknya permintaan pada rumah tapak, tak lain karena rumah jenis ini memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan rumah vertikal. Menurut Dekoruma, situs belanja online khusus di bidang furnitur, dekorasi dan peralatan rumah tangga, keunggulan rumah vertikal antara lain investasi jangka panjang yang lebih baik, fleksibilitas dalam desain rumah tapak untuk wujudkan rumah impian, biaya bulanan rumah tapak yang lebih rendah, memiliki halaman serta bebas memiliki hewan piaraan.

Di sisi lain Repower Asia Indonesia menilai rumah tapak masih diminati konsumen, terutama dari segmen keluarga termasuk keluarga usia muda. Mereka menilai selain ditopang oleh laju pertumbuhan penduduk, juga karena adanya selisih pasokan dan permintaan (backlog) hunian di Indonesia yang mencapai 11,4 juta unit. Diperkirakan hingga akhir tahun ini, permintaan rumah tapak bakal meningkat berkisar 6-8 persen, dibandingkan 2018.

Nah, bagi kamu yang belum memiliki rumah dan ingin membelinya namun merasa gajinya belum tinggi, bisa memanfaatkan fasilitas yang disediakan pemerintah yakni rumah subsidi. Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), telah menerbitkan aturan soal Batasan Harga Jual Rumah Sejahtera Tapak Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Bersubsidi.

Peraturan itu menyebutkan batasan harga jual tertinggi dibagi menjadi lima wilayah. Untuk wilayah Jawa (kecuali Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dan Sumatera (kecuali Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kepulauan Mentawai) untuk tahun 2019 sebesar Rp140 juta dan pada 2020 sebesar Rp150,5 juta.

Sementara untuk wilayah Kalimantan (kecuali Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Mahakam Ulu) pada 2019 sebesar Rp153 juta, dan tahun 2020 sebesar Rp164,5 juta. Untuk wilayah Sulawesi, Bangka Belitung, Kepulauan Mentawai, dan Kepulauan Riau (kecuali Kepulauan Anambas) Rp146 juta untuk tahun 2019, dan tahun 2020 sebesar Rp156,5 juta.

Wilayah Maluku, Maluku Utara, Bali dan Nusa Tenggara, Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Kepulauan Anambas, Kabupaten Murung Raya, dan Kabupaten Mahakam Ulu untuk tahun 2019 sebesar Rp158 juta dan tahun 2020 sebesar Rp168 juta. Wilayah Papua dan Papua Barat untuk tahun 2019 sebesar Rp212 juta dan tahun 2020 sebesar Rp219 juta.

Jadi, sudah ada bayangan ingin memiliki rumah di daerah mana? Jika sudah, apakah juga sudah memiliki dana yang cukup untuk membelinya? Nah jika belum, jangan berkecil hati karena setidaknya selama kamu masih bekerja, masih ada harapan untuk bisa punya rumah sendiri.

Nabung Reksadana

Rumah menjadi salah satu kebutuhan penting setiap orang dan tentunya jadi harapan semua orang, apalagi bagi yang akan atau sudah menikah. Tapi nyatanya, belum semua orang memiliki rumah. Selain itu harga rumah terus melambung tinggi.

Nah bicara soal harga rumah, tak heran daerah-daerah penyangga Jakarta kian ramai bermunculan perumahan-perumahan baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dilintasi, atau dekat dengan jalur kereta dan atau jalan tol, menjadi salah satu pertimbangan bagi mereka yang bekerja di Jakarta tapi karena sejumlah alasan tidak bisa membeli rumah tapak di Jakarta.

Misalkan saja kamu bekerja di Sudirman dan ingin memiliki rumah sendiri di daerah Cilebut, yang termasuk Kabupaten Bogor. Katakanlah kamu ingin mengambil rumah di daerah yang juga memiliki stasiun dan cukup dekat dengan Kota Bogor ini dalam tiga tahun ke depan.

Karena kamu belum memiliki uang untuk membayar down payment (DP), maka kamu memutuskan untuk nabung reksadana, sekitar 30 persen dari total gajimu tiap bulannya. Kamu punya niat kuat untuk mengalokasikan besaran persentase dari penghasilan itu meski menilai dirimu termasuk generasi sandwich. Kemudian, kamu memutuskan untuk berinvestasi di reksadana.

Simulasi Nabung Reksadana

Misalkan kamu punya gaji Rp5 juta per bulan, yang berarti tak begitu jauh dari nilai Upah Minimum Provinsi (UPM) DKI Jakarta 2020 yang telah ditetapkan yakni Rp4.276.348 per bulan. Nah, 30 persen dari total gaji pokok ialah Rp1.282.904 per bulan, atau setara Rp42.763 per hari.

Misalkan kamu memilih reksadana pasar uang Sucorinvest Money Market Fund di Bareksa. Secara historikal, reksadana ini mengantongi return 22,29 persen dalam tiga tahun terakhir (per 26 November 2019).

Illustration
Sumber : Bareksa

Dari hasil simulasi, nilai investasi kamu berpotensi meraih imbal hasil Rp4.431.326. Sehingga total dana pokok dan imbal hasil investasi yang kamu dapatkan mencapai Rp48.050.062.

Dengan dana sebesar itu, maka bisa dijadikan tambahan uang muka pembelian rumah. Ayo tetap semangat bekerja sekaligus berinvestasi demi masa depan cerah tak hanya sekadar fantasi.

Untuk diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul itu, nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.

Reksadana yang dipilih, bisa disesuaikan dengan karakter kamu apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kamu kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.

Sementara jika kamu cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Terakhir, jika kamu cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).

(AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua