BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

IHSG Melemah 0,72 Persen Sepekan, Reksadana Saham Ini Tahan Banting & Juara

Bareksa04 November 2019
Tags:
IHSG Melemah 0,72 Persen Sepekan, Reksadana Saham Ini Tahan Banting & Juara
CEO Manulife Aset Manajemen Indonesia, Legowo Kusumonegoro, bersama karyawannya memantau pergerakan pasar saham dan IHSG di kantor Manulife Aset Manajemen Indonesia. (Bareksa/AM)

Koreksi 0,72 persen tersebut menempatkan IHSG sebagai indeks saham dengan kinerja terburuk di kawasan Asia

Bareksa.com - Mengakhiri pekan terakhir di bulan Oktober 2019, kinerja pasar saham Indonesia terlihat mengalami turbulensi, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melemah 0,72 persen secara mingguan ke level 6.207,19 pada penutupan perdagangan Jumat (01/11/2019).

Walau tidak begitu signifikan, koreksi 0,72 persen tersebut sudah cukup untuk menempatkan IHSG sebagai indeks saham dengan kinerja terburuk di kawasan Asia. Sebab tak ada satupun indeks saham di kawasan Asia yang mencetak koreksi sepanjang pekan lalu.

Bursa saham Benua Kuning menguat menyusul keputusan The Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk memangkas tingkat suku bunga acuan pada pekan lalu.

Promo Terbaru di Bareksa

Pasca menggelar pertemuan selama dua hari, The Fed memutuskan untuk memangkas Federal Funds Rate 25 bps ke rentang 1,5 persen - 1,75 persen. Lemahnya pertumbuhan ekonomi global dan rendahnya tingkat inflasi menjadi faktor yang mendasari keputusan tersebut.

Keputusan The Fed memangkas tingkat suku bunga acuan sesuai dengan konsensus yang juga memperkirakan bahwa tingkat suku bunga acuan akan kembali dipangkas dengan besaran 25 bps.

Sebelumnya, The Fed juga telah memangkas tingkat suku bunga acuan sebanyak dua kali di tahun 2019, masing-masing 25 bps, yakni pada Juli dan September.

Jika ditotal dengan pemangkasan pada pekan ini, Fed Funds Rate sudah dipangkas 75 bps oleh Jerome Powell (Gubernur The Fed) dan koleganya di Bank Sentral Amerika Serikat.

Dengan dipangkasnya tingkat suku bunga acuan lebih lanjut, bank akan semakin terdorong untuk menurunkan tingkat suku bunga kredit sehingga memacu dunia usaha untuk melakukan ekspansi.

Selain itu, masyarakat juga akan terdorong untuk meningkatkan konsumsinya. Pada akhirnya, roda perekonomian akan berputar lebih kencang.

Faktor domestik menjadi penyebab dibalik lesunya kinerja pasar saham Tanah Air. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada bulan Oktober terjadi inflasi 0,02 persen secara bulanan (month on month/MoM), sementara inflasi secara tahunan (year on year/YoY) berada di level 3,13 persen.

Inflasi pada bulan lalu berada di posisi yang lebih rendah dibandingkan dengan konsensus yang memperkirakan adanya inflasi 0,12 persen secara bulanan, sementara inflasi secara tahunan diperkirakan 3,23 persen.

Dengan inflasi yang terus saja berada di bawah ekspektasi, timbul kekhawatiran bahwa daya beli masyarakat Indonesia sedang berada dalam tekanan. Apalagi, indikasi lemahnya daya beli masyarakat Indonesia juga datang dari kinerja penjualan barang-barang ritel yang lesu.

Sudah sedari bulan Mei, pertumbuhan penjualan barang-barang ritel tak bisa mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan pada bulan Juni, penjualan barang-barang ritel terkontraksi 1,8 persen secara tahunan. Pada Juni 2018, diketahui ada pertumbuhan 2,3 persen YoY.

Kondisi bursa saham domestik yang bergerak ke zona merah, turut memberikan sentimen negatif terhadap kinerja reksadana saham,di mana indeks reksadana saham jatuh 1,83 persen, dan indeks reksadana saham syariah anjlok 2,24 persen dalam periode yang sama.

Illustration
Sumber: Bareksa

Di tengah kondisi indeks reksadana saham yang mengalami tekanan, tercatat masih ada produk reksadana saham yang dijual Bareksa yang mampu membukukan imbal hasil positif sepanjang pekan lalu. Berikut ulasannya.

Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS

Reksadana saham kedua yang mencatatkan imbal hasil positif sepanjang pekan lalu diraih oleh Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS dengan kenaikan 1,21 persen.

Illustration
Sumber : Bareksa

Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS bertujuan untuk memberikan pertumbuhan investasi jangka panjang dengan berinvestasi pada efek bersifat ekuitas yang sesuai dengan prinsip syariah, yang dijual melalui penawaran umum dan/atau diperdagangkan di Bursa Efek di wilayah Asia Pasifik.

Produk yang dikelola oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia ini, hingga September 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai USD359,93 juta.

Sebagai informasi, Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal US$10.000. Reksadana saham yang dilucurkan sejak 15 Februari 2016 ini bekerja sama dengan bank kustodian Citibank N.A.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.

Maka itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang. Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.385,6

Up0,21%
Up4,12%
Up7,77%
Up8,02%
Up19,27%
Up38,33%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,56

Up0,20%
Up4,14%
Up7,20%
Up7,44%
Up2,99%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.085,51

Up0,57%
Up4,03%
Up7,67%
Up7,80%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.854,58

Up0,55%
Up3,90%
Up7,24%
Up7,38%
Up17,49%
Up40,84%

Insight Renewable Energy Fund

2.288,82

Up0,81%
Up4,14%
Up7,41%
Up7,53%
Up19,89%
Up35,81%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua