IHSG Tertekan, Reksadana Saham Ini Justru Melesat
Pasar terkoreksi akibat sentimen global dan suku bunga acuan rendah
Pasar terkoreksi akibat sentimen global dan suku bunga acuan rendah
Bareksa.com - Pasar saham Indonesia mengalami pergerakan yang negatif pada perdagangan Kamis, 31 Oktober 2019. Pada pembukaan perdagangan, IHSG melemah 0,08 persen ke level 6.290,57. Per akhir sesi satu, koreksi indeks saham acuan di Indonesia tersebut sudah bertambah dalam menjadi 0,6 persen ke level 6.258,21. Per akhir sesi dua, koreksi IHSG kembali bertambah dalam yakni menjadi 1,07 persen ke level 6.228,32. Koreksi kemarin lantas memutus rentetan penguatan selama tiga hari beruntun.
Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang justru berakhir di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,37 persen, indeks Hang Seng menguat 0,9 persen, indeks Straits Times terkerek 0,73 persen, dan indeks Kospi bertambah 0,15 persen.
Bursa saham Benua Kuning menguat menyusul keputusan The Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral AS untuk memangkas tingkat suku bunga acuan pada dini hari kemarin waktu Indonesia.
Promo Terbaru di Bareksa
Setelah menggelar pertemuan selama dua hari, The Fed memutuskan untuk memangkas federal funds rate sebesar 25 bps ke rentang level 1,5 persen-1,75 persen. Lemahnya pertumbuhan ekonomi global dan rendahnya tingkat inflasi menjadi faktor yang mendasari keputusan tersebut.
Keputusan The Fed untuk memangkas tingkat suku bunga acuan sesuai dengan konsensus yang juga memperkirakan bahwa tingkat suku bunga acuan akan kembali dipangkas dengan besaran 25 bps.
Sebelum dini hari kemarin, The Fed telah memangkas tingkat suku bunga acuan sebanyak dua kali di tahun 2019, masing-masing sebesar 25 bps, yakni pada bulan Juli dan September. Jika ditotal dengan pemangkasan pada dini hari kemarin, maka federal funds rate sudah dipangkas sebesar 75 bps oleh Jerome Powell (Gubernur The Fed) dan koleganya di bank sentral.
Kinerja Reksadana Saham Tertekan
Kondisi bursa saham domestik yang turun cukup dalam, turut menyeret kinerja reksadana saham pada perdagangan kemarin. Mengacu data Bareksa, indeks reksadana saham tercatat merosot 1,06 persen dan indeks reksadana saham syariah terpangkas 0,97 persen.
Namun di tengah kondisi industri reksadana saham yang tertekan, terdapat reksadana saham yang dijual di Bareksa mampu mencatatkan kinerja positif pada perdagangan kemarin. Berikut ulasannya.
Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS
Reksadana saham berikutnya yang mencatatkan return positif pada perdagangan kemarin adalah Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS dengan kenaikan 0,49 persen. Reksadana saham yang dikelola oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia ini, hingga September 2019 memiliki asset under management (AUM) senilai USD359,93 juta.
Sumber: Bareksa
Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS bertujuan untuk memberikan pertumbuhan investasi jangka panjang dengan berinvestasi pada Efek bersifat ekuitas yang sesuai dengan Prinsip Syariah, yang dijual melalui Penawaran Umum dan/atau diperdagangkan di Bursa Efek di wilayah Asia Pasifik.
Melansir fund fact sheet per September 2019, beberapa saham yang terdapat dalam portofolionya antara lain:
♦ Alibaba Group Holding Ltd
♦ BHP Group Ltd
♦ China Mobile Ltd
♦ Samsung Electronics Co Ltd
♦ SK Hynix Inc
Sebagai informasi, Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal USD10.000. Reksadana saham yang dilucurkan sejak 15 Februari 2016 ini bekerja sama dengan bank kustodian Citibank N.A.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.
Maka dari itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang. Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
(KA01/hm)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,92 | 0,45% | 4,28% | 7,56% | 8,65% | 19,15% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,59 | 0,42% | 4,45% | 7,00% | 7,43% | 2,51% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.080,08 | 0,60% | 4,04% | 7,13% | 7,77% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.845,41 | 0,53% | 3,95% | 6,71% | 7,40% | 16,95% | 40,32% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.272,15 | 0,82% | 3,96% | 6,62% | 7,24% | 20,21% | 35,65% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.