Reksadana Saham Terbaik Pekan Lalu, Naik hingga Nyaris 4 Persen
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat 1,41 persen secara mingguan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat 1,41 persen secara mingguan
Bareksa.com - Mengakhiri pekan kedua di bulan Oktober 2019, kinerja pasar saham Indonesia terlihat sangat positif. Hal ini ikut mendorong pergerakan reksadana, terutama jenis reksadana saham yang memiliki mayoritas aset ini dalam portofolionya.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat 1,41 persen secara mingguan ke level 6.191,94 pada penutupan perdagangan Jumat (18/10/2019). Penguatan pasar modal ini didukung semakin ademnya tensi investasi pasar keuangan global dari berbagai sisi, terutama yang dipicu semakin mesranya hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China sejak pekan lalu.
Meskipun sudah semakin rekat, hubungan kedua negara belum benar-benar romantis karena sesekali masih ada ancaman-ancaman kecil baik dari Washington maupun Beijing yang masih berusaha memperkuat posisi tawar mereka di tengah perang dingin tersebut. Terakhir, Presiden AS Donald Trump semalam menyatakan optimistis dan berharap kesepakatan dengan Beijing dapat dicapai pada pertengahan November, yang dapat menjadi poin penting dalam kelanjutan proses damai dagang.
Promo Terbaru di Bareksa
Selain itu, sentimen positif juga datang dari semakin melunaknya pihak Inggris dan Uni Eropa dalam proses Brexit, di mana pintu probabilitas soft Brexit semakin terbuka. Soft Brexit adalah kata lain dari lancarnya proses Inggris keluar dari Uni Eropa dengan kesepakatan-kesepakatan tertentu, yang kondisinya berbanding terbalik dengan hard Brexit di mana justru menjadi kekhawatiran pelaku pasar karena dapat menghantarkan Inggris ke gerbang resesi.
Selain faktor damai dagang dan soft Brexit, faktor positif lain adalah potensi diturunkannya suku bunga acuan AS akibat memburuknya data ekonomi AS dan China yang membuat pelaku pasar dapat sedikit bernafas lega. Jika benar terealisasi penurunan suku bunga AS pada akhir bulan ini, maka senjata moneter itu akan dapat menjadi doping atau obat kuat bagi lemahnya pertumbuhan ekonomi AS dan dunia.
Kondisi bursa saham domestik yang bergerak ke zona hijau, turut memberikan sentimen positif terhadap kinerja reksadana saham. Dalam sepekan lalu, indeks reksadana saham naik 1,11 persen, dan indeks reksadana saham syariah bertambah 0,42 persen.
Grafik Pergerakan NAB Indeks Reksadana Saham dan Indeks Reksadana Saham Syariah
Sumber: Bareksa
Di tengah kondisi indeks reksadana saham yang bergerak positif, tercatat tiga produk reksadana saham yang dijual Bareksa mampu membukukan kenaikan tertinggi dengan return di atas 2,50 persen sepanjang pekan lalu. Berikut ulasannya.
Semesta Dana Saham
Reksadana saham pertama yang mencatatkan imbal hasil tertinggi pada pekan lalu diraih oleh Semesta Dana Saham dengan kenaikan 3,98 persen periode 11-18 Oktober 2019. Meskipun demikian, sejak awal tahun (year to date), reksadana ini baru membukukan kenaikan 0,58 persen.
Grafik Pergerakan NAB Reksadana Semesta Dana Saham secara Year to Date
Sumber: Bareksa
Semesta Dana Saham bertujuan untuk memperoleh hasil investasi jangka panjang yang optimal dengan memanfaatkan investasi pada Efek bersifat ekuitas yang memiliki fundamental yang baik, Efek bersifat utang serta instrumen pasar uang dan/atau deposito berdasarkan riset yang mendalam dan strategi pengelolaan secara aktif.
Produk yang dikelola oleh PT Semesta Aset Manajemen ini, hingga September 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp19,16 miliar.
Semesta Dana Saham dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp100.000. Reksadana saham yang diluncurkan sejak 21 Maret 2014 ini bekerja sama dengan bank kustodian PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Mega Asset Greater Infrastructure
Reksadana saham kedua yang mencatatkan imbal hasil tertinggi sepanjang pekan lalu diraih oleh Mega Asset Greater Infrastructure dengan kenaikan 2,83 persen. Namun, bila dilihat secara YTD per 18 Oktober 2019, reksadana saham ini masih minus 5,52 persen.
Grafik Pergerakan NAB Reksadana Mega Asset Greater Infrastructure secara Year to Date
Sumber: Bareksa
Mega Asset Greater Infrastructure bertujuan untuk memberikan tingkat pengembalian yang optimal guna mencapai pertumbuhan nilai investasi berkesinambungan dalam jangka panjang
Produk yang dikelola oleh PT Mega Asset Management ini, hingga September 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp30,29 miliar.
Mega Asset Greater Infrastructure dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp100.000. Reksadana saham yang diluncurkan sejak 6 September 2012 ini bekerja sama dengan bank kustodian PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Avrist Ada Saham Blue Safir
Reksadana saham ketiga yang mencatatkan imbal hasil tertinggi sepanjang pekan lalu diraih oleh Avrist Ada Saham Blue Safir dengan kenaikan 2,63 persen. Namun, secara YTD reksadana ini masih berkinerja negatif 2,38 persen.
Grafik Pergerakan NAB Reksadana Avrist Ada Saham Blue Safir secara Year to Date
Sumber: Bareksa
Avrist Ada Saham Blue Safir bertujuan untuk memberikan pertumbuhan nilai investasi dalam jangka panjang,dengan titik berat investasi pada Efek bersifat Ekuitas yang berkapitalisasi besar dan menengah yang ditawarkan melalui penawaran umum dan/atau diperdagangkan di Bursa Efek baik di dalam maupun di luar negeri
Produk yang dikelola oleh PT Avrist Asset Management ini, hingga September 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp479,81 miliar.
Avrist Ada Saham Blue Safir dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp500.000. Reksadana saham yang diluncurkan sejak 12 April 2017 ini bekerja sama dengan bank kustodian Standard Chartered Bank.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.
Maka dari itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang. Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
(KA01/hm)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.