Demo Rusuh Bayangi Pasar Modal, Ini Dampaknya ke Obligasi Sepanjang Pekan Lalu
Sebagai informasi, pasar saham yang dicerminkan oleh IHSG mengalami koreksi 0,55 persen
Sebagai informasi, pasar saham yang dicerminkan oleh IHSG mengalami koreksi 0,55 persen
Bareksa.com - Pasar keuangan Indonesia sepanjang pekan lalu seolah-olah mendapat banyak ujian beruntun. Sebagai informasi, pasar saham yang dicerminkan oleh IHSG mengalami koreksi 0,55 persen, kemudian nilai tukar rupiah merana terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dengan terdepresiasi 0,78 persen, dan pasar obligasi rata-rata mengalami kenaikan yield yang menggambarkan adanya penurunan harga.
Ujian yang dialami pasar keuangan domestik tidak terlepas dari adanya gelombang demo dari mahasiswa yang menolak adanya revisi UU KPK, RKUHP dan sederet aturan undang-undang lain yang dinilai mencederai demokrasi seperti UU Pertanahan, UU Ketenagakerjaan hingga UU PKS.
Tanggal 24 September memang jadi tanggal yang bersejarah bagi Indonesia di tahun ini. Tentu kita masih ingat di tanggal itu ribuan mahasiswa berbondong-bondong turun ke jalan raya menyerbu gedung DPR/MPR di kompleks Senayan. Mahasiswa dengan beragam jaket almamater memadati sepanjang jalan di kompleks Senayan untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Promo Terbaru di Bareksa
Demonstrasi tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa di Jakarta saja. Mahasiswa dari berbagai daerah lain juga melakukan hal yang sama pada 24 September lalu. Aksi gelombang demo ini terjadi di kota-kota besar lain seperti Bandung, Semarang, Malang hingga Indonesia bagian timur yaitu Makassar. Hampir semua demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah diwarnai dengan aksi kericuhan.
Maraknya aksi demo membuat investor asing (foreign) khawatir dan melepas investasi portofolio mereka di berbagai instrumen investasi di Tanah Air.
Di bursa saham, sepanjang pekan lalu investor asing tercatat membukukan jual bersih (net sell) mencapai Rp1,82 triliun di keseluruhan pasar.
Di pasar obligasi pemerintah rata-rata mengalami koreksi harga atau kenaikan pada yield. Sekadar informasi, pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga obligasi naik maka yieldakan menjadi turun, begitupun sebaliknya.
Seri acuan yang paling melemah harga wajarnya adalah FR0077 yang mempunyai tenor 5 tahun dengan penurunan imbal hasil sebanyak 13 basis poin (bps) menjadi 6,75 persen. Besaran 100 bps setara dengan 1 persen.
Kenaikan yield di pasar obligasi pemerintah menandakan bahwa instrumen keuangan bersifat utang juga sedang kurang diminati, khususnya oleh investor asing. Hal ini dikarenakan berbagai sentimen seperti aksi demo yang berakhir ricuh di berbagai kota di Indonesia.
Pada awal pekan, demonstrasi yang berlangsung di berbagai daerah semakin marak. Mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat sipil menyuarakan aspirasinya seputar penolakan terhadap RUU KUHP, RUU Pertanahan, pelemahan KPK, kebakaran hutan dan lahan, penanganan konflik Papua, dan sebagainya.
Ketika situasi sosial-politik-keamanan sedang kurang kondusif, investor asing tentu kurang merasa nyaman sehingga lebih memilih bersikap wait and see atau memutuskan untuk keluar dulu sambil menunggu situasi tenang kembali.
Dari sisi global, munculnya rencana pemakzulan Presiden AS Donald Trump semakin menambah sentimen negatif bagi pelaku pasar, aset-aset berisiko seperti saham pun cenderung dihindari dan menuntut imbal hasil yang lebih tinggi, sehingga obligasi bertenor pendek mengalami kenaikan paling tinggi.
Hal ini turut mempengaruhi pergerakan rupiah di pasar spot di Bank Indonesia (BI), yang secara akumulasi mengalami pelemahan sebesar 0,57 persen dalam sepekan ke level Rp14.165 per dolar AS pada penutupan Jumat (27/09/2019).
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN di seri berikutnya? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN seri berikutnya.
Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.
Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
(KA01/AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.