Dana Kelolaan Industri Reksadana Maret 2019 Tergerus jadi Rp516,3 T MtM, Kenapa?
Reksadana pasar uang mengalami penurunan dana kelolaan hingga 12,78 persen
Reksadana pasar uang mengalami penurunan dana kelolaan hingga 12,78 persen
Bareksa.com – Dana kelolaan industri reksadana pada Maret 2019 sedikit tergerus secara bulanan (month to month), namun jika dikalkulasi secara year to date dan tahunan (year on year) masih bertumbuh.
Hingga akhir Maret 2019, total dana kelolaan alias asset under management (AUM) industri reksadana mencapai lebih dari Rp516 triliun atau naik 1,86 persen dari posisi akhir 2018. Secara year on year, kenaikan AUM industri reksadana lebih tinggi lagi atau 4,06 persen dari posisi akhir Maret 2018 yang sebesar Rp496,19 triliun.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diterima Bareksa, reksadana jenis saham masih mendominasi dana kelolaan atau mencapai Rp161,77 triliun naik 2,87 persen dari posisi Maret 2018 Rp157,25 triliun. Pada posisi ini, reksadana saham memiliki porsi 31,3 persen terhadap total dana kelolaan per Maret 2019.
Promo Terbaru di Bareksa
Sementara, reksadana terproteksi menjadi jenis yang tumbuh paling tinggi dengan kenaikan 12,62 persen dari Rp124,85 triliun menjadi Rp140,61 triliun.
Adapun reksadana jenis pasar uang tidak dalam performa baik karena dana kelolaannya anjlok 12,78 persen dari Rp62,19 triliun menjadi Rp54,24 triliun.
Dana Kelolaan Industri Reksadana (Rp triliun)
Sumber: Bareksa.com
Menanggapi data dana kelolaan industri reksadana, Intermediary Sales Manager PT Trimegah Asset Management Fredy Gunawan menyampaikan dana kelolaan industri reksadana terpengaruh perpindahan dana ke saving bond ritel (SBR) yang jauh lebih menarik imbal hasilnya.
Yang terbaru, pemerintah menerbitkan SBR seri 006. Dalam penawaran ini, pemerintah memberikan tingkat kupon atau bunga SBR006 sebesar 7,95 persen per tahun dengan sistem floating with floor atau mengambang dengan batas minimal.
Meski begitu, kata Fredy, hal tersebut tidak terjadi di Trimegah AM. “Kami justru bertambah secara unit penyertaan,” ujar Fredy kepada Bareksa, Kamis, 18 April 2019.
Fredy menyebut, reksadana pasar uang tumbuh paling tinggi di Trimegah AM, sementara reksadana campuran yang agak melambat. Trimegah AM, kata Fredy, berfokus pada reksadana pasar uang dan saham.
“Tapi semua tergantung kebutuhan investor, dalam artian risk profile,” imbuhnya.
Market Share Reksadana per Maret 2019
Sumber: Bareksa.com
Perbandingan AUM dengan Februari 2019
Meskipun secara year to date mengalami kenaikan, namun dana kelolaan industri reksadana pada Maret 2019 mengalami penurunan dibandingkan Februari 2019.
Secara month to month (bulanan) AUM industri reksadana tergerus sekitar Rp4,6 triliun dari Rp520,9 triliun pada Februari 2019 menjadi Rp516,3 triliun pada Maret 2019.
Kontributor terbesar dana kelolaan pada Februari 2019 berasal dari jenis reksadana terproteksi Rp141,67 triliun atau berkontribusi 27,2 persen.
Sebelumnya pada Januari 2019, reksadana terproteksi juga menjadi kontributor terbesar dengan dana kelolaan Rp141,75 triliun atau berkontribusi 27,27 persen.
Pada Februari 2019, reksadana saham harus puas menempati posisi kedua dengan kontribusi 26,5 persen dan dana kelolaan Rp138,02 triliun.
Sementara itu, untuk pangsa pasar terbesar ketiga ditempati oleh reksadana fixed income (pendapatan tetap) dengan kontribusi 20,64 persen dan dana kelolaan Rp107,52 triliun.
Reksadana pasar uang dan campuran menempati ranking pangsa pasar terbesar keempat dan kelima dengan kontribusi masing-masing 10,34 persen dan 4,91 persen serta dana kelolaan Rp53,85 triliun dan Rp25,6 triliun.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.