Dana Kelolaan Melonjak 101 Persen, Ranking Syailendra Capital Tembus 8 Besar MI
Hingga 19 Desember 2018, AUM Syailendra Capital mencapai Rp20,25 triliun dan ditargetkan tumbuh 30 persen pada 2019
Hingga 19 Desember 2018, AUM Syailendra Capital mencapai Rp20,25 triliun dan ditargetkan tumbuh 30 persen pada 2019
Bareksa.com – Dana kelolaan alias asset under management (AUM) PT Syailendra Capital tumbuh jauh di atas pertumbuhan industri. Hingga 19 Desember 2018, AUM Syailendra Capital mencapai Rp20,25 triliun atau naik 101 persen dari posisi akhir 2017 yang sebesar Rp10,04 triliun.
Presiden Direktur Syailendra Capital Fajar R Hidayat menuturkan dengan catatan AUM itu, Syailendra Capital menembus 10 besar atau berada di posisi 8 sebagai manajer investasi dengan pengelolaan terbesar untuk reksadana terbuka (non-KPD dan RDPT).
(Baca juga : Dana Kelolaan Reksadana November Tembus Rp499,5 Triliun)
Promo Terbaru di Bareksa
Fajar menerangkan, pencapaian AUM Syailendra Capital tidak lepas dari kehadiran 11 produk baru yang meluncur pada tahun 2018 ini.
“Yang menjadi andalan adalah reksadana indeks Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund yang diluncurkan pada 8 Juni 2018,” tutur Fajar di Jakarta, Kamis, 20 Desember 2018.
Mengenai produk tersebut, Fajar menjelaskan, Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund merupakan satu-satunya produk reksadana indeks di Indonesia yang memiliki benchmark terhadap MSCI Value Index. MSCI Ltd sendiri merupakan market leader dalam jasa penyediaan indeks.
Hingga 14 Desember 2018, reksadana Syailendra MSCI Indonesia Value Index ini telah membukukan imbal hasil 11,19 persen sejak diluncurkan.
“Pertumbuhan tersebut merupakan pertumbuhan yang tertinggi dari reksadana-reksadana indeks lainnya yang ada di pasaran saat ini. AUM reksadana ini per 14 Desember 2018 mencapai Rp154 miliar,” tambah Fajar.
NAB/Unit Reksadana Indeks Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Periode 8 Juni – 19 Desember 2018
Sumber: Bareksa.com
Selain keberadaan produk baru, Fajar mengungkapkan, perseroan telah memperluas jaringan distribusi pemasaran yang memperlihatkan perkembangan yang positif. Tahap awal perusahaan dalam ekspansi jaringan distribusi telah memperlihatkan hasil yang memuaskan.
“Terutama melalui kerja sama dengan salah satu e-commerce terbesar di Indonesia yakni Tokopedia dan juga Bareksa sebagai marketplace penjualan reksadana online terbesar di Indonesia,” imbuh Fajar.
Fajar bilang, Syailendra telah berhasil memperkenalkan reksadana pasar uang yakni Syailendra Dana Kas melalui Tokopedia. Sejauh ini, investor di Tokopedia reksadana telah tumbuh 20 kali lipat sejak diluncurkan pada Maret 2018.
Head of Fintech Tokopedia Samuel Sentana menyampaikan pertumbuhan jumlah investor Tokopedia reksadana yang baik memperlihatkan bahwa kesadaran publik akan pentingnya investasi mulai terbangun.
“Melalui kerja sama dengan Syailendra, Tokopedia ingin terus mempermudah masyarakat berinvestasi bahkan dengan modal hanya Rp10.000,” ujar Samuel.
Target 2019
Setelah membukukan AUM yang signifikan pada tahun ini, Syailendra Capital tetap optimis menyambut tahun 2019 meskipun merupakan tahun politik seiring dengan akan diselenggarakannya Pemilu. Fajar menyampaikan, Syailendra Capital menargetkan AUM dapat tumbuh 30 persen.
“Dana kelolaan ditargetkan menjadi Rp27 triliun,” ucap Fajar.
Fajar menerangkan target pertumbuhan tersebut akan dicapai dengan cara berinovasi baik dalam produk produk baru maupun jaringan distribusi pemasaran, terutama pemasaran ritel.
Hal ini akan dilakukan dengan cara terus mengembangkan kerja sama melalui Tokopedia dan Bareksa dan juga melalui jaringan distribusi ritel melalui platform digital yang akan diperkenalkan pada semester II tahun 2019.
“Tingginya minat di Tokopedia dan Bareksa akan reksadana menjadi alasan valid bagi Syailendra untuk mendorong edukasi bagi investor pemula,” jelasnya.
Syailendra juga akan mempersiapkan program edukasi yang didisain khusus dengan berbagai studi kasus yang relevan dengan berbagai pengalaman finansial yang dialami masyarakat.
“Program ini sedang dalam tahap finalisasi dan akan diluncurkan pada 2019,” imbuh Fajar. (hm)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.