Delapan Sentimen yang akan Mempengaruhi Pasar Pekan I Desember
IHSG berpeluang konsolidasi melanjutkan penguatan pekan ini, tetapi mulai sangat berisiko mengalami aksi ambil untung
IHSG berpeluang konsolidasi melanjutkan penguatan pekan ini, tetapi mulai sangat berisiko mengalami aksi ambil untung
Bareksa.com - Bursa Efek Indonesia menyatakan pada pekan keempat November 2020, pasar modal Indonesia kembali mencatatkan peningkatan. Pada periode 23-27 November 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 4 persen atau berada di level 5.783,33 dari posisi 5.571,65 pada penutupan pekan sebelumnya.
Nilai kapitalisasi pasar bursa turut meningkat 3,8 persen menjadi Rp6.720,94 triliun dari sebelumnya Rp6.474,86 triliun pada pekan sebelumnya. Sementara itu, pada pekan lalu peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi, yang meningkat signifikan 60,54 persen menjadi 29,245 miliar saham dari 18,217 miliar saham pada pekan sebelumnya.
Peningkatan selanjutnya terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian selama sepekan, yaitu 19,85 persen menjadi Rp14,88 triliun dari sebelumnya Rp12,416 triliun pada penutupan pekan sebelumnya. Kemudian, rata-rata frekuensi harian selama sepekan turut meningkat drastis 22,63 persen menjadi 1.163.863 ribu kali transaksi dibandingkan 949,073 ribu kali transaksi pada pekan sebelumnya.
Promo Terbaru di Bareksa
Pada Rabu (25/11), Bursa mencatatkan rekor frekuensi transaksi harian tertinggi sepanjang sejarah yaitu 1.413.066 kali transaksi saham selama satu hari perdagangan. Investor asing pada Jumat lalu mencatatkan nilai jual bersih Rp1.05 triliun, sedangkan sepanjang 2020 mencatatkan jual bersih Rp40.581,06 triliun.
Direktur Anugerah Mega Investama yang juga dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti, Hans Kwee menyatakan ada 8 sentimen penggerak pasar pada pekan pertama Desember 2020 atau periode 30 November hingga 4 Desember 2020.
Delapan sentimen penggerak pasar pekan ini
1. Transisi Pemerintahan Amerika Serikat
Ketika menjelang Pemilu hingga pelaksanaan Pemilu Amerika Serikat (AS), ada risiko potensi konflik yang bisa mendorong ketidakpastian terutama bila proses transisi tidak berjalan secara mulus. Presiden AS Donald Trump mengatakan jika electoral college memilih Biden, dia akan meninggalkan Gedung Putih.
Tetapi Trump masih bertahan pada pendiriannya mengenai penipuan dalam pemilu, yang sejauh ini belum disertai bukti-bukti yang memadai. Meski begitu, pemerintahan Presiden Donald Trump menyediakan sumber daya federal bagi tim Presiden terpilih Joe Biden untuk transisinya ke Gedung Putih. Kepala General Services Administration, Emily Murphy mengatakan pemerintahan Trump menyediakan sumber daya federal untuk transisi Presiden terpilih Joe Biden menuju Gedung Putih.
"Hal ini membuka jalan transisi ke Biden berlangsung dengan mulus. Seiring turunnya risiko politik AS akibat konflik pemilu, berhasil menjadi katalis positif yang mendorong pasar saham naik," ungkap Hans dalam keterangannya (30/11/2020).
2. Ketersediaan Vaksin Covid-19
Saat ini pasar keuangan sangat optimistis dengan skenario vaksin tersedia secara bertahap tahun depan dan ekonomi kembali normal. Di awali Pfizer dan BioNTech mengatakan uji vaksin efektif 95 persen lawan virus corona. Sesudah itu ada perusahaan Moderna yang mengklaim vaksin yang dikembangkan punya kemanjuran vaksin 94,5 persen melawan Covid-19.
Sesudah itu ada Vaksin AstraZaneca dan Oxford asal Inggris yang merilis keberhasilan membuat vaksin dengan tingkat efektivitas 70 persen melawan Covid-19 sesudah uji fase ke-3. Kehadiran vaksin membuat pasar saham sangat optimistis akan pemulihan ekonomi akan segera terjadi.
3. Vaksin AstraZeneca dan Oxford
Vaksin AstraZeneca dan Oxford untuk virus covid-19 disebut sebagai vaksin global karena berbiaya murah. Tetapi vaksin AstraZeneca ini menghadapi tantangan setelah perusahaan merevisi efektivitas vaksinnya dari 90 persen menjadi 70 persen mencegah kasus Covid-19. Ini dari hasil uji coba tahap akhir di Inggris dan Brasil. Ada kelompok kecil relawan secara tidak sengaja memperoleh dosis lebih rendah dan menghasilkan tingkat keberhasilan mencapai 90 persen. Pada kelompok yang lebih besar dengan dosis normal, tingkat efektivitas lebih rendah hanya 62 persen.
"Banyak ilmuwan mengatakan pengujian di hasil kelompok kecil dapat diartikan 'menghasilkan pembacaan palsu'. Hal ini menjadi sentimen negatif pengembangan vaksin global," kata Hans.
4. Risalah rapat The Fed
Rilis risalah Rapat Dewan Gubernur bank sentral Amerika (Federal Reserve/Fed) yang dilaksanakan pada Oktober menunjukkan adanya diskusi mengenai bagaimana caranya untuk menambah kebijakan moneter akomodatif dalam rangka membantu proses pemulihan ekonomi akibat pandemi covid 19.
Para pejabat The Fed berupaya menyediakan lebih banyak akomodasi bagi ekonomi agar pemulihan dari pandemi virus korona terus berlanjut. The Fed juga melihat adanya potensi kenaikan risiko terganggunya proses pemulihan ekonomi akibat naiknya kasus infeksi covid-19 di Amerika. Tambahan stimulus moneter tentu menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan.
5. Kabinet Pemerintahan Joe Biden
Presiden AS terpilih Joe Biden mempunyai pekerjaan berat memilih menteri yang akan membantunya “memulihkan Amerika secara global, menjadi pimpinan globalnya, dan menjadi pimpinan moral". Diharapkan AS menjadi pimpinan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Pencalonan mantan Kepala Federal Reserve Janet Yellen sebagai menteri keuangan AS mendapat apresiasi positif dari pasar dan meningkatkan harapan stimulus fiskal besar.
Yellen yang dianggap sebagai seorang ekonom tenaga kerja diperkirakan akan meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk mendorong ekonomi keluar dari resesi akibat pandemi virus korona. Yellen juga memperhatikan utang AS yang meningkat pesat dan defisit anggaran yang memburuk. Harapan stimulus fiskal yang lebih besar di era Biden kembali meningkat.
6. Peningkatan kasus Covid-19 di AS
Peningkatan kasus Covid-19 di AS mendorong pembatasan bisnis sehingga menghentikan pemulihan ekonomi dan berpotensi mendorong ekonomi AS tumbuh rendah di 1 persen di kuartal IV 2020. Pembatasan bisnis telah mendorong pemutusan hubungan kerja (PHK) dan merusak pemulihan pasar tenaga kerja.
Data Departemen Tenaga Kerja AS pada pekan lalu terjadi penambahan jumlah orang yang mengajukan klaim pengangguran sebanyak 778,000, naik dari minggu sebelumnya 742,000. Data ini lebih tinggi dari konsensus ekonom yang di survei Dow Jones yang memperkirakan hanya ada penambahan 733,000 klaim baru. Peningkatan kasus Covid-19 menjadi tantangan ekonomi jangka pendek.
7. Ekonomi Uni Eropa
Survei oleh Komisi Eropa menunjukkan sentimen ekonomi zona euro turun pada November. Penurunan ini merupakan yang pertama kalinya dalam tujuh bulan terakhir akibat gelombang kedua Covid-19 yang melanda benua Eropa. Terjadi penurunan aktivitas bisnis Prancis pada November karena penguncian kedua akibat penyebaran Covid-19.
Jumlah infeksi Covid-19 di Jerman telah melampaui angka satu juta dengan jumlah kematian harian mencapai rekor tertinggi minggu lalu. Peningkatan kasus Covid-19 di ikuti pembatasan bisnis menjadi sentimen negatif di pasar saham.
8. Ekonomi Indonesia
Kepercayaan investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia meningkat seiring perkembangan vaksin Covid-19 dan terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden AS. Hal ini di tambah IMF telah mengakui dari kelompok G-20 pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 adalah yang terbaik kedua setelah China.
Data menunjukkan sejak 1 Oktober 2020, secara gabungan ada aliran dana US$48 miliar masuk ke sembilan bursa saham. Kesembilan bursa itu adalah Jepang, India, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Optimisme investor ritel di tambah aliran dana asing membuat IHSG terlihat menguat dari awal Oktober sampai saat ini.
"IHSG berpeluang konsolidasi melanjutkan penguatan pekan ini, tetapi mulai sangat berisiko mengalami aksi ambil untung mengingat kenaikan yang hampir tanpa koreksi berarti. IHSG bergerak dengan support di level 5.669 sampai 5.427 dan resistance di level 5.800 sampai 5.900," ujar Hans.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.