Ekonomi Melambat, Ini Strategi Pengelolaan Reksadana Saham Batavia PAM
Ekonomi Indonesia diharapkan akan mengalami perbaikan, dengan dua kunci utama
Ekonomi Indonesia diharapkan akan mengalami perbaikan, dengan dua kunci utama
Bareksa.com - Ekonomi global terpantau melambat, akibat dari pandemi virus corona Covid-19. Pengelola dana pun perlu mengambil langkah strategi hati-hati dalam mengatur portofolio investasi, terutama di reksadana yang berbasis pasar saham.
Fadil Kencana CFA, Head of Equity Batavia Prosperindo Aset Manajemen, menilai secara global perbaikan ekonomi terhambat. Hal ini disebabkan oleh pergerakan manusia yang terbatas sebagai dampak dari pandemi.
Sementara itu, stimulus ekonomi di Amerika Serikat masih terhambat karena belum mendapat kesepakatan dari parlemen. Padahal parlemen akan memasuki masa reses pada 8 Agustus.
Promo Terbaru di Bareksa
"Stimulus US sebesar US$1-1,5 triliun akan mencapai 27,1 persen GDP pada 2020. Namun, negosiasi stimulus terhambat karena belum mencapai kesepakatan terutama di bagian unemployment benefit," ujarnya dalam paparan Equity Outlook 5 Agustus 2020 yang disampaikan pada nasabah secara online.
Fadil menyebut negara-negara maju juga mengalami lonjakan defisit yang besar dengan rata-rata mencapai 16 persen dari produk domestik bruto (PDB atau GDP), naik dari 5,6 persen tahun lalu. Bank sentral termasuk The Fed akan kembali membeli surat utang negara US Treasury dalam rangka memberikan stimulus.
Dari sisi domestik, ekonomi Indonesia diharapkan akan mengalami perbaikan. Namun, dua hal yang menjadi kunci dalam perbaikan ini adalah penanganan Covid-19 dan stimulus yang tepat.
Mengutip data Kementerian Keuangan, dari dana yang sudah dianggarkan, hanya pos bansos yang realisasinya tinggi hingga 38 persen dari anggaran per 22 Juli. Sementara untuk pos UMKM masih sekitar 25 persen dan pos-pos insentif, kesehatan, dukungan lembaga, dan pembiayaan korporasi masih kurang dari 20 persen.
"Kita berharap ada percepatan pada semester kedua tahun ini," kata Fadil.
Dalam kondisi ini, Fadil mengatakan bahwa strategi pengelolaan dana Batavia PAM di khususnya di reksadana saham terus dilakukan secara hati-hati mengingat pasar saham, yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan, dipandang masih bergerak mendatar (sideways). Fadil melihat ini disebabkan perkembangan kasus Covid-19 yang masih terus meningkat di Indonesia.
Maka dari itu, Fadil menyebutkan tiga strategi utama terkait dengan reksadana saham di Batavia PAM. Pertama, pembobotan portofolio di saham dalam kisaran 82-90 persen dengan terus melihat perkembangan pembukaan ekonomi dan kasus Covid-19.
"Kedua, sektor consumer staples (barang konsumsi pokok) dan infrastruktur tetap menjadi sektor pilihan kami," katanya.
Ketiga, pengelolaan dana reksadana saham di Batavia PAM akan terus menyeleksi saham-saham dengan kualitas baik. Fokusnya, adalah saham-saham perusahaan dengan laba tinggi dan operasional bisnis yang bertahan atau defensif di masa ini.
Sebagai informasi, reksadana adalah kumpulan dana yang dikelola oleh manajer investasi untuk dimasukkan dalam berbagai aset keuangan, seperti saham, obligasi dan pasar uang. Reksadana adalah investasi cocok bagi masyarakat investor yang tidak punya banyak waktu memantau pergerakan aset-aset mereka.
Adapun reksadana saham memiliki mayoritas portofolio di pasar saham, yang dapat berfluktuasi tinggi dalam jangka waktu pendek tetapi berpotensi tumbuh tinggi dalam jangka panjang. Karena itu, reksadana saham hanya disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan tujuan investasi jangka panjang, lebih dari 5 tahun.
Sebelum berinvestasi, ada baiknya investor memahami profil risiko dan tujuan investasi agar nyaman dalam berinvestasi reksadana.
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.