Berita Hari Ini: BBNI Siapkan Rp250 M Akuisisi Fintech, WSBP akan Rilis Obligasi
Stabilitas sektor jasa keuangan masih terjaga, PTBA akan jualan saham treasury, AAUI surati OJK terkait engineering fee
Stabilitas sektor jasa keuangan masih terjaga, PTBA akan jualan saham treasury, AAUI surati OJK terkait engineering fee
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 25 April 2019 :
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
Perseroan menyiapkan anggaran senilai Rp250 miliar untuk mencaplok perusahaan teknologi finansial atau tekfin pada pertengahan tahun ini. Perseroan pun berencana membentuk perusahaan ventura sebagai kendaraan untuk merealisasikan aksi korporasi tersebut.
Promo Terbaru di Bareksa
Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan bahwa untuk mengakuisisi perusahaan tekfin, perseroan membutuhkan kendaraan yakni venture capital. Menurutnya, rencana perseroan ini telah terbesit sejak 2018, namun karena mempertimbangkan tingkat urgensi yang belum kuat, maka rencana itu ditunda hingga tahun ini.
"Rencananya kami akan akuisisi satu perusahaan tekfin terlebih dahulu. Kalau melihat timeline pada kuartal II/2019 ini atau sebelum Juni," katanya seperti dikutip Bisnis Indonesia.
Anggoro mengemukakan kriteria perusahaan tekfin yang dipilih yakni harus mampu menjadi pelengkap lini bisnis perseroan yang sudah berjalan selama ini. Dengan demikian, dia tidak memungkiri pilihan antara tekfin bidang pembayaran atau pendanaan.
Bagi Anggoro, pengalaman bekerjasama dengan perusahaan peer-to-peer (P2P) lending selama ini juga telah memberi sedikit banyak gambaran pada perseroan terkait cara kerja dan sistem bisnis tekfin saat ini.
Stabilitas Jasa Keuangan
Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan Rabu menilai stabilitas dan likuiditas sektor jasa keuangan selama triwulan I dalam kondisi terjaga, sejalan dengan penguatan kinerja intermediasi dan perbaikan profil risiko lembaga jasa keuangan.
International Monetary Funds memangkas proyeksi pertumbuhan perekonomian global, terutama didorong oleh penurunan pertumbuhan di advanced economies (AE) atau negara ekonomi maju.
Untuk mendorong pertumbuhan, kebijakan moneter global akan lebih akomodatif, seperti yang disampaikan oleh The Fed maupun European Central Bank (ECB) mereafirmasi tidak akan menaikkan suku bunga kebijakannya pada 2019 ini.
Pelonggaran kebijakan moneter di AE turut mendorong meningkatnya likuiditas ke emerging markets (EM), terlebih secara relatif pertumbuhan EM lebih kuat. IMF meningkatkan proyeksi pertumbuhan Indonesia tahun 2019 dari 5,12 persen menjadi 5,24 persen.
Sejalan dengan sentimen tersebut, pasar keuangan di Q1 2019 terpantau menguat. IHSG naik 4,43 persen qtq dengan investor nonresiden membukukan net buy Rp12,1 triliun.
Secara sektoral, kontributor terbesar kenaikan IHSG berasal dari sektor keuangan, infrastruktur, dan perdagangan. Penguatan juga terjadi di pasar obligasi. Yield di pasar SBN turun di semua tenor secara rata-rata 38 bps, dengan investor nonresiden membukukan net buy Rp73,9 triliun.
PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP)
Perseroan berniat merilis obligasi pada pertengahan tahun ini. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan modal perusahaan. Direktur Utama Waskita Beton Precast Jarot Subana mengatakan, Waskita Beton bakal merilis obligasi senilai Rp500 miliar. Nilai ini merupakan bagian dari rencana perusahaan untuk merilis obligasi berkelanjutan dengan nilai pokok maksimal Rp2 triliun.
"Rencananya akan kami rilis sekitar bulan Juni 2019," ujar Jarot seperti dikutip Kontan.
Perolehan dana tersebut akan digunakan untuk kebutuhan capex. Perseroan menggarkan capex senilai Rp922 miliar. Dari dana itu, rencananya, perseroan akan membangun pabrik besi baja dengan nilai investasi Rp100 miliar.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
Perseroan punya saham simpanan atau saham treasury hasil pembelian kembali alias buyback. Rencananya saham tersebut akan dijual dan ditargetkan rampung tahun ini. Meski begitu, perseroan masih mempertimbangkan kondisi pasar saat ini. Yang jelas, jumlah saham simpanan perseroan mencapai 917,11 juta. Perseroan memperkirakan bisa meraup dana Rp4 triliun dari penjualan saham itu.
Jika terealisasi, perseroan akan menggunakan dana hasil penjualan saham untuk menambah anggaran belanja modal alias capex. Untuk memperlancar aksi itu, perseroan akan mendapat bantuan dari BNI Sekuritas, Bahana Sekuritas dan Danareksa Sekuritas.
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI)
AAUI mengakui bahwa otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah membuat surat ke perusahaan asuransi umum. Surat ini terkait dengan implementasi pemberian biaya akuisisi untuk lini bisnis asuransi harta benda dan Asuransi kendaraan bermotor. Terbaru OJK menemukan terdapat dua perusahaan asuransi yang masih melakukan praktik engineering fee dalam menjalankan usaha
seperti dikutip Kontan, Direktur Eksekutif AAUI Dody AS Dalimunthe mengatakan surat tersebut sebagai penegasan dari Surat Edaran (SE) OJK nomor 6/SEOJK.5/2017. Ia melihat regulator telah mendukung langkah AAUI dalam menerbitkan Surat Keputusan Dewan Pengurus Pusat SK DPP AAUI No.22/SK.AAUI/2018. Surat yang dikeluarkan oleh asosiasi ini melarang kepada seluruh perusahaan asuransi umum untuk memberikan biaya akuisisi yang berlebihan. Sekaligus meminta seluruh perusahaan asuransi umum melaksanakan secara utuh SEOJK nomor 6/SEOJK.05/2017.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.