BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

Melesat Karena Rumor Dibeli Mizuho, Akankah Saham BNLI Lanjut Naik?

Bareksa22 Januari 2019
Tags:
Melesat Karena Rumor Dibeli Mizuho, Akankah Saham BNLI Lanjut Naik?
Dua karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/4). Perdagangan IHSG pada akhir pekan ditutup naik 11,65 poin atau 0,24 persen menjadi 4.914,73. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Mizuho Financial Group (MFG) disebut-sebut menjadi kandidat potensial untuk mengakuisisi divestasi Bank Permata

Bareksa.com - Harga saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) pada perdagangan Senin, 21 Januari 2019 ditutup meroket 21,27 persen dengan berakhir pada level Rp855 per saham.

BNLI bergerak sangat atraktif pada perdagangan kemarin, bahkan dengan menempati peringkat keenam jajaran saham dengan nilai transaksi perdagangan tertinggi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mencapai Rp295,12 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga broker teratas yang paling banyak membeli saham BNLI pada perdagangan kemarin antara lain Macquarie Sekuritas (RX) senilai Rp46,81 miliar, kemudian Mirae Asset Sekuritas (YP) Rp35,11 miliar, dan UBS Sekuritas (AK) Rp30,96 miliar.

Promo Terbaru di Bareksa

Nilai pembelian ketiga broker tersebut berkontribusi terhadap nilai transaksi keseluruhan BNLI masing-masing sebesar 15,86 persen, 11,90 persen, dan 10,49 persen.

Akan Dibeli Mizuho?

Melejitnya saham BNLI seiring dengan rumor akan dilakukannya divestasi saham oleh dua pemegang saham BNLI yakni Standard Chartered Bank (Standcart) dan PT Astra International Tbk (ASII). Saat ini, pemegang saham Bank Permata yang tercatat di BEI yaitu, Astra 44,56 persen, Standcart 44,56 persen, dan masyarakat 10,88 persen.

Mizuho Financial Group (MFG) disebut-sebut menjadi kandidat potensial untuk mengakuisisi saham Bank Permata, yang kemungkinan merupakan hasil divestasi oleh pemegang saham mayoritas yakni Standcart dan Astra.

Mizuho dianggap menjadi pembeli potensial karena salah satu raksasa keuangan asal Jepang tersebut memang tengah berupaya untuk membeli bank di Indonesia.

Sebelumnya dalam pemberitaan media massa, ada empat bank besar asal Jepang yang dikabarkan mengikuti proses transaksi divestasi saham BNLI yakni Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), Japan Post Bank (JPB), Mizuho, dan Sumitomo Mitsui Financial Group (SMFG).

Dari keempat bank tersebut, tiga nama sudah memiliki afiliasi dengan bank-bank Tanah Air. MUFG sudah menjadi pemilik 40 persen saham PT Bank Danamon Tbk (BDMN), sementara SMFG juga sudah memegang 40 persen saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan akan segera melalukan merger antara BTPN dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, sementara Mizuho juga sudah mendirikan PT Bank Mizuho di Indonesia.

Astra Ngotot Tidak Mau Jual

Dikabarkan bahwa kedua pemegang saham BNLI sudah tidak saling sejalan dalam mengembangkan bisnis Bank Permata.

Pihak Standard Chartered Bank sebagai pihak yang paling ngotot akan melepas saham Bank Permata. Kinerja Bank Permata yang cenderung stagnan sangat sulit tanpa suntikan modal lagi.

Sementara itu, pihak Astra disebut-sebut tidak bersedia menambah modal lagi untuk menyehatkan kondisi keuangan, karena baru saja melaksanakan rights issue pada 2017 lalu. Hal ini menyulitkan bagi kedua pemegang saham tersebut untuk memperbaiki kinerja Bank Permata dan Astra tidak punya kompetensi dalam menangani bank.

Di sisi lain, Astra sebagai salah satu pemegang saham pengendali Bank Permata justru kembali menegaskan tidak akan melepas kepemilikan saham yang dimilikinya. Astra akan mendukung rencana bisnis yang akan dilakukan Bank Permata.

Investor Relation Astra Internasional Tira Ardianti mengatakan bisnis Bank Permata masih positif untuk jangka panjang. "Astra masih positif terhadap prospek jangka panjang Permata dan bisnis jasa keuangan di Indonesia secara umum. Hingga saat ini, tidak ada perubahan atas kepemilikan Bank Permata dan kami bersama dengan Standard Charetered Bank sebagai dua pemegang saham utama Permata tetap sangat supportif terhadap Permata," kata Tira, Senin (21 Januari 2019) seperti dilansir CNBC Indonesia.

Analisis Teknikal Saham BNLI

Illustration

Sumber: Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham BNLI pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan body yang sangat besar serta terdapat short upper shadow. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa saham ini bergerak positif dalam rentang yang sangat lebar, meskipun akhirnya ditutup lima tick di bawah level tertingginya.

Volume terlihat mengalami lonjakan sangat signifikan dibandingkan rata-rata hariannya, menandakan adanya aksi beli serta partisipasi yang besar dari pelaku pasar.

Apabila diperhatikan, pergerakan saham BNLI terlihat sangat baik sejak awal Desember lalu, menandakan adanya sinyal uptrend yang kuat dalam jangka pendek dan masih akan berlanjut yang dilihat dari upper bollinger band yang juga terpantau bergerak naik.

Selain itu, indikator relative strength index (RSI) juga terlihat masih bergerak naik meskipun sudah memasuki area jenuh beli. Hal ini mengindikasikan sinyal kenaikan yang kuat dengan target terdekat berada di level psikologis Rp900.

(KA01/hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua