BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

Saham SMRA Masih dalam Fase Bullish, Ini Analisisnya

Bareksa14 Januari 2019
Tags:
Saham SMRA Masih dalam Fase Bullish, Ini Analisisnya
Pengunjung melintasi layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. IHSG menguat dengan ditopang sektor mining, property dan basic industry. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Summarecon Agung pada tahun 2019 menargetkan marketing sales sebesar Rp4 triliun

Bareksa.com - Harga Saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) pada perdagangan Jumat, 11 Januari 2019 ditutup melonjak 7,36 persen dengan berakhir pada level Rp1.020 per saham.

SMRA bergerak atraktif pada perdagangan Jumat dengan ditransaksikan sebanyak 4.942 kali serta nilai transaksinya yang mencapai Rp77,27 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga broker teratas yang paling banyak membeli saham SMRA pada perdagangan Jumat antara lain Mandiri Sekuritas (CC) senilai Rp29,74 miliar, kemudian Morgan Stanley Sekuritas (MS) Rp11,29 miliar, dan RHB Sekuritas (DR) Rp9,64 miliar.

Promo Terbaru di Bareksa

Nilai pembelian ketiga broker tersebut berkontribusi terhadap nilai transaksi keseluruhan SMRA masing-masing sebesar 38,49 persen, 14,61 persen, dan 12,48 persen.

Target Marketing Sales

Summarecon Agung pada tahun 2019 menargetkan marketing sales sebesar Rp4 triliun. Adapun sepanjang tahun 2018, emiten properti ini mencatatakan marketing sales full year sebesar Rp3,4 triliun atau mencapai 85 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp4 triliun.

Untuk mendukung kinerja bisnis tahun ini, SMRA menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp2,4 triliun.

Jemmy Kusnadi, Sekretaris Perusahaan SMRA mengatakan, manajemen optimis dengan penjualan yang dapat bertumbuh di tahun ini dengan strategi penjualan yang telah disiapkan dan juga dengan dibukanya proyek baru di Makassar yang akan memperkuat bisnis perusahaan.

Terkait dengan dana capex, sebagian besar dana itu digunakan untuk keperluan konstruksi dan akuisisi lahan di lokasi existing yang diperkirakan sekitar Rp300 miliar.

Sepanjang tahun 2018, marketing sales SMRA sebesar Rp3,4 triliun disumbangkan oleh Summarecon Serpong sebanyak 46 persen, Summarecon Bekasi 22 persen, Summarecon Bandung 16 persen, Summarecon Kelapa Gading 8 persen, Summarecon Makassar 5 persen, dan Summarecon Karawang 4 persen. Oleh sebab itu, di tahun ini perusahaan masih akan fokus pada 6 lokasi pengembangan yang sedang dikelolanya.

Sebagai informasi, saat ini SMRA masih memiliki cadangan lahan (landbank) sebesar 2.200 hektar (ha) yang ada di sekitar lokasi pengembangan dan beberapa lokasi yang belum dikembangkan. Di Kelapa Gading sekitar sebesar 8 ha, Serpong sebesar 480 ha, Bekasi sebesar 400 ha, Bandung sebesar 330 ha, Karawang sebesar 38 ha, Makassar sebesar 300 ha dan beberapa lokasi lain yang belum dikembangkan.

Analisis Teknikal Saham SMRA

Illustration

Sumber: Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham SMRA pada perdagangan Jumat membentuk bullish candle dengan body cukup besar yang menggambarkan adanya pergerakan positif dalam rentang yang lebar hingga ditutup tiga tick di bawah level tertingginya.

Volume terlihat mengalami lonjakan cukup signifikan dibandingkan sehari sebelumnya menandakan adanya aksi beli serta antusiasme yang meningkat dari pelaku pasar.

Kemudian investor asing juga terpantau banyak mengoleksi saham SMRA dengan mencatatkan pembelian bersih (net buy) senilai Rp23,99 miliar.

Apabila diperhatikan, posisi saham SMRA saat ini masih dalam fase uptrend yang relatif kuat dengan berhasil menembus garis upper bollinger band. Indikator relative strength index (RSI) juga terlihat masih bergerak naik meskipun mulai memasuki area jenuh beli, mengindikasikan sinyal kenaikan yang kuat dengan target terdekat berada di level Rp1.050. (KA01/hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua