BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

Saham-saham Sektor Tambang Melonjak hingga 18 Persen, Ini Penyebabnya

Bareksa07 Januari 2019
Tags:
Saham-saham Sektor Tambang Melonjak hingga 18 Persen, Ini Penyebabnya
Seorang pria beraktivitas di dekat layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (6/12/2018). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 17,63 poin atau 0,29 persen ke level 6.115,49. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Indeks saham sektor pertambangan melesat 3,59 persen pada akhir pekan lalu

Bareksa.com - Saham-saham sektor pertambangan bergerak sangat atraktif pada perdagangan Jumat, 4 Januari 2019 dengan mencatatkan kenaikan harga signifikan. Alhasil indeks sektor pertambangan melesat 3,59 persen serta menjadikannnya sektor dengan kenaikan tertinggi di bursa.
Illustration
Sumber: Bareksa

Beberapa saham pertambangan yang mengalami kenaikan fantastis pada penutupan akhir pekan kemarin :

Illustration
Sumber : BEI

Promo Terbaru di Bareksa

Sentimen Positif

Lonjakan yang terjadi pada saham-saham sektor pertambangan disebabkan datangnya sentimen positif berupa kabar bahwa bea cukai China diperkirakan akan segera mulai menerima impor batu bara kokas di sebagian besar pelabuhan China pada awal tahun ini.

Sebagai informasi, China adalah konsumen utama batu bara dunia, yang mencapai 1.892,6 metrik ton pada 2017 atau setara dengan 51 persen dari total permintaan dunia. Satu negara menguasai lebih dari separuh permintaan global, sehingga sentimen kenaikan maupun penurunan permintaan impor dari China akan sangat memengaruhi prospek harga batu bara.

Deklarasi bea cukai diharapkan dilanjutkan di sebagian besar pelabuhan di China utara dan selatan, termasuk pelabuhan impor batu bara kokas utama Jingtang, bersama dengan pelabuhan Jinzhou lainnya, Changzhou, Xinsha, Fangcheng dan Huanghua.

Beberapa pelabuhan yang sebagian besar digunakan oleh perusahaan listrik sudah mulai memungkinkan impor batu bara termal diumumkan. Waktu tunggu untuk deklarasi pabean yang akan diselesaikan diperkirakan sekitar 15 hari, turun dari sebelumnya yang mencapai 30-40 hari ketika batasannya sangat ketat.

Salah satu media setempat mengatakan saat ini ada sekitar 40 kapal yang mengantri untuk deklarasi di pelabuhan Jingtang. Kondisi tersebutberpotensi untuk mendorong kenaikan harga lebih lanjuthingga ke pertengahan Januari, ketika permintaan China juga harus naik untuk menambah stok setelah tahun baru. Tetapi kenaikannya kemungkinan tidak akan bertahan lama.

Kondisi tersebut terutama berlaku untuk produsen baja yang tidak dapat mengamankan impor sepanjang November dan Desember tahun lalu karena pembatasan, dan sekarang memiliki persyaratan yang lebih mendesak.

Sebagai informasi, China memperkenalkan sistem kuota pada tahun 2018 untuk mencegah impor batu bara melebihi level yang terjadi pada tahun 2017. Langkah tersebut bertujuan untuk melindungi produsen batubara termal dalam negeri, selain impor batubara kokas juga telah diblokir.

Namun, deklarasi bea cukai terhenti di akhir 2018 ketika kuota habis, sehingga membuat harga batu bara cukup mengalami tekanan.

Kini harga baja yang relatif lebih stabil dalam beberapa hari terakhir juga telah mengurangi ekspektasi akan turunnya harga batu bara. Tetapi sebagian besar produsen baja dengan senang hati wait and see pada saat ini untuk melihat apakah harga akan turun lebih lanjut sebelum membuat keputusan, kata seorang pelaku pasar yang berbasis di Beijing.

Produsen baja China selatan telah menekankan meskipun pembatasan telah dicabut, tidak ada kapal yang benar-benar melewati deklarasi saat ini.

"Masih belum jelas berapa lama kapal akan menyelesaikan proses deklarasi, jadi kita harus menunggu dan melihat," tambahnya.

Sebuah kargo yang telah mendarat di pelabuhan Huanghua di China utara telah diizinkan untuk melewati bea cukai, sementara kargo lain di pelabuhan Bayuquan masih tidak diizinkan untuk melewati bea cukai, kata seorang pedagang batu bara dan kokas.

Illustration

Sumber: barchart.com

Ekspektasi pasokan yang lebih banyak pada kuartal pertama tahun ini, bersama dengan pelonggaran antrian kapal di Terminal Batubara Dalrymple Bay di Queensland di Australia telah meredakan kekhawatiran tentang ketatnya pasokan yang mengganggu pasar di sebagian besar kuartal keempat 2018.

Namun penutupan tambang BHP Mitsubishi Alliance Saraji baru-baru ini di wilayah Bowen basin di Queensland setelah kecelakaan fatal, kembali menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan pasokan. Pelanggan sejauh ini belum menerima pembaruan tentang potensi gangguan pada volume kontrak mereka.

Karena itu, dapat disimpulkan bahwa jika semakin mudah China menerima pasokan batu bara dari luar untuk konsumsi dalam negerinya, maka dapat dikatakan hal tersebut akan memberi dampak positif terhadap harga batu bara mengingat posisi Negeri Tirai Bambu sebagai konsumen terbesar batu bara di dunia.

(KA01/AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.390,72

Up0,47%
Up4,05%
Up0,21%
Up8,15%
Up20,16%
Up38,33%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.088,39

Up0,55%
Up4,00%
Up0,15%
Up7,78%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.859,86

Up0,59%
Up3,88%
Up0,16%
Up7,35%
Up18,07%
Up40,46%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.098,72

Up0,37%
Up3,83%
Up0,16%
Up7,36%
Up6,39%
-

Insight Renewable Energy Fund

2.294,99

Up0,70%
Up4,09%
Up0,15%
Up7,48%
Up19,66%
Up35,68%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua