Inflasi AS November 2018 Melambat, Bagaimana Dampaknya ke Fed Fund Rate?
Indeks harga konsumen utama melambat menjadi 2,2 persen secara tahunan
Indeks harga konsumen utama melambat menjadi 2,2 persen secara tahunan
Bareksa.com – Data inflasi Amerika Serikat melambat pada November 2018 dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal ini menjadikan probabilitas Federal Reserve (The Fed) untuk agresif menaikkan suku bunga tahun ini semakin kecil.
Inflasi AS terpantau tumbuh melambat pada bulan November dikarenakan biaya bahan bakar dan energi turun. Kondisi terbaru ini mengindikasikan bahwa tekanan harga mereda setelah lonjakan yang terjadi pada awal tahun ini.
Indeks harga konsumen utama melambat menjadi 2,2 persen secara tahunan (year on year/yoy), seperti dikutip dari departemen tenaga kerja AS pada hari Rabu (12 Desember 2018). Angka tersebut turun dari 2,5 persen yang tercatat pada Oktober dan sejalan dengan perkiraan para ekonom.
Promo Terbaru di Bareksa
Grafik Data Inflasi Amerika Serikat YoY
Sumber: tradingeconomics.com
Biaya energi lebih rendah disebabkan oleh kejatuhan 22 persen pada harga minyak global, yang membantu menjaga penutupan pada kenaikan harga bulan lalu. Indeks harga energi turun 2,2 persen secara bulanan (month on month/mom). Dalam hal ini, indeks bensin turun 4,2 persen pada November dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Inflasi inti, yang mengecualikan komponen harga makanan dan energi yang bergejolak dan lebih menarik bagi penilaian The Fed, naik tipis menjadi 2,2 persen yoy pada bulan November, dari sebelumnya 2,1 persen pada bulan Oktober.
Sementara itu, bank sentral AS secara luas diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga untuk keempat kalinya tahun ini dalam pertemuan yang akan berlangsung pekan depan. Prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut pada 2019 telah menjadi lebih kecil di tengah kekhawatiran perdagangan, gejolak pasar dan komentar dovish dari ketua The Fed Jerome Powell.
Agresifnya The Fed dalam mengerek suku bunga acuan membawa petaka bagi pasar keuangan dunia. Sepanjang berjalannya tahun ini sendiri, The Fed sudah mengerek suku bunga acuan sebanyak 3 kali. Posisi terakhir dari Federal Fund Rate (FFR) ada di level 2-2,25 persen. The Fed memproyeksikan masih ada 1 kali lagi kenaikan pada bulan ini, sehingga totalnya menjadi 4 kali (100 bps) ke level 2,25-2,5 persen.
Grafik Suku Bunga Acuan Fed Fund Rate (FFR)
Sumber: tradingeconomics.com
Namun kini, harga kontrak Fed Fund futures menunjukkan probabilitas sebesar 34 persen bahwa bank sentral tidak akan menaikkan suku bunga tahun depan. Terlebih sebelumnya pada akhir pekan lalu juga terdapat data ekonomi yang menunjukkan bahwa perekonomian AS sedikit mengalami perlambatan.
Pada hari Jumat lalu (7 Desember 2018), data resmi versi pemerintah AS menunjukkan bahwa pada bulan November, tercipta 155.000 lapangan kerja sektor non-pertanian, di bawah konsensus pasar yang sebesar 198.000, seperti dilansir dari Forex Factory.
Grafik Penciptaan Lapangan Kerja Baru Non-Pertanian (dalam ribuan)
Sumber: tradingeconomics.com
Sementara itu, rata-rata upah per jam di AS untuk periode yang sama hanya tumbuh sebesar 0,2 persen mom, lebih rendah dibandingkan proyeksi yang sebesar 0,3 persen mom.
Grafik Pertumbuhan Rata-Rata Upah per Jam di AS
Sumber: tradingeconomics.com
Lantas, data terbaru yang datang setelah pembacaan inflasi pada hari Selasa membuat para pembuat kebijakan The Fed harus memberikan sedikit ruang untuk lebih berhati-hati terhadap kebijakan suku bunga.
Dengan melandainya angka pertumbuhan inflasi, ada harapan bahwa The Fed tidak akan terlalu agresif dalam mengerek suku bunga acuannya. Sebab, jika bank sentral tetap memaksakan adanya kenaikan suku bunga acuan justru bisa menjadi bumerang tersendiri bagi perekonomian Negeri Paman Sam. (KA01/hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.