Saham SMBR Kena Suspensi Setelah Naik 5X Lipat, Bagaimana Keuangannya?
Pendapatan semester pertama hanya naik 2,5% tetapi laba bersih anjlok 38,9%
Pendapatan semester pertama hanya naik 2,5% tetapi laba bersih anjlok 38,9%
Bareksa.com - Regulator Bursa menghentikan sementara (suspend) perdagangan saham produsen semen PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) sejak Rabu 31 Agustus 2016. Saham emiten semen milik negara ini sudah melonjak lebih dari lima kali lipat sejak awal tahun, tetapi tidak mencerminkan kinerja keuangannya.
Harga saham SMBR ditutup di Rp1.555 pada perdagangan Selasa 30 Agustus 2016, sehari sebelum saham ini diberikan status suspensi oleh Bursa Efek Indonesia. Harga saham SMBR sudah naik 434 persen dibandingkan Rp291 pada penutupan 30 Desember 2015.
Grafik: Pergerakan Harga saham SMBR 31 Desember 2015-30 Agustus 2016
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: Bareksa.com
Meskipun harga saham melonjak signifikan, kinerja keuangan semester pertama emiten yang beroperasi di Sumatera Selatan ini belum memuaskan. Pendapatan perseroan hanya naik 2,5 persen menjadi Rp635 miliar pada paruh pertama 2016 dibandingkan Rp651 miliar pada periode sama 2015.
Pada saat yang sama, laba bersih perseroan menyusut 38,9 persen menjadi tinggal Rp102 miliar dibandingkan Rp167 miliar sebelumnya. Hal ini dikarenakan peningkatan beban keuangan dan menurunnya pendapatan keuangan.
Grafik: Perbandingkan Pendapatan dan Laba Bersih SMBR 2012-Semester I 2016
Sumber: Bareksa.com
Beban keuangan SMBR meningkat menjadi Rp40,7 miliar pada periode Januari-Juni 2016 dibandingkan Rp2 miliar pada periode sama 2015. Hal ini terutama disebabkan rugi selisih kurs yang membengkak 20 kali lipat. Pendapatan keuangan pun turun menjadi Rp48,9 miliar dari Rp75,4 miliar akibat menurunnya pendapatan bunga deposito.
Perseroan saat ini sedang melakukan pembangunan pabrik Baturaja II berkapasitas 1,85 juta ton semen per tahun. Pabrik Baturaja II ditargetkan beroperasi pada semester I-2017. Tahun ini, SMBR menargetkan volume penjualan naik menjadi 1,75 juta ton.
Seperti diberitakan sebelumnya, proyek pembangunan pabrik ini akan dilaksanakan secara beberapa tahun (multiyears) mulai 2015 hingga triwulan pertama tahun 2017. Total biaya pembangunan proyek ini mencapai Rp3,324 triliun.
Sebagian dana untuk pembiayaan proyek berlokasi di Sumatera Selatan ini bersumber dari hasil penawaran saham perdana (IPO) tahun 2013 dan kas internal sebesar total Rp2,474 triliun. Selain itu perseroan akan merencanakan untuk melakukan pinjaman perbankan atau penerbitan obligasi dalam rangka pendanaan proyek sebesar maksimal Rp750 miliar.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.