IHSG Turun Lagi, Reksa Dana Beta Rendah Return Tinggi Ini Bisa Jadi Alternatif
Dalam sebulan terakhir, IHSG anjlok 1,96 persen padahal pada selama bulan Oktober IHSG bergerak naik hingga 5,48 persen.
Dalam sebulan terakhir, IHSG anjlok 1,96 persen padahal pada selama bulan Oktober IHSG bergerak naik hingga 5,48 persen.
Bareksa.com - Reksa dana saham merupakan instrumen investasi yang memiliki risiko paling tinggi dibanding jenis reksa dana lainnya. Tingginya risiko pada reksa dana saham akibat dari fluktuasinya harga saham yang mempengaruhi pergerakan nilai aktiva bersih (NAB) per unit reksa dana tersebut.
Pergerakan NAB reksa dana saham dipengaruhi oleh pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Jika IHSG melemah, pergerakan NAB reksa dana saham juga ikut melemah.
Beberapa reksa dana ada yang memiliki volatilitas atau beta tinggi. Maksudnya, apabila IHSG menguat, pergerakan NAB reksa dana tersebut justru naik lebih tinggi, sehingga memberi potensi keuntungan lebih besar. Tetapi jika IHSG melemah, penurunan NAB juga akan lebih dalam.
Promo Terbaru di Bareksa
Beta merupakan ukuran volatilitas atau risiko sistematis dari suatu saham atau portofolio dibandingkan dengan volatilitas pasar secara keseluruhan.
Jika nilai beta lebih dari satu mengindikasikan bahwa nilai reksa dana tersebut bergerak dengan volatilitas yang lebih tinggi dari IHSG. Sementara beta kurang dari satu mengindikasikan nilai reksa dana tersebut memiliki volatilitas lebih rendah dibanding IHSG. Jadi, bagi Anda yang kurang menyukai volatilitas, dapat memilih reksa dana yang memiliki beta rendah.
Grafik: Pergerakan IHSG Sejak September 2015
Sumber: Bareksa.com
Penurunan IHSG yang cukup dalam dalam beberapa bulan terakhir, membuat pergerakan reksa dana saham mencatatkan return negatif cukup besar. Sebelumnya juga terjadi koreksi cukup dalam pada akhir Oktober yang membuat return sedikit menurun. Padahal sejak awal Oktober pasar saham telah mulai pulih.
Biasanya reksa dana saham yang memiliki beta rendah, fluktuasinya pun rendah. Apabila IHSG menguat maka kenaikan reksa dana saham ini mungkin sedikit lebih tinggi. Tetapi ternyata, ada reksa dana dengan beta rendah yang dalam sebulan terakhir mengalami kenaikan jauh di atas kenaikan IHSG.
Tabel: Return Reksa Dana Saham dengan Beta Rendah
Sumber: Bareksa.com
Pada tabel di atas tampak beberapa reksa dana yang memiliki beta rendah, tapi return yang dihasilkan di atas IHSG. Dalam sebulan terakhir, IHSG anjlok 1,96 persen, padahal pada selama Oktober IHSG bergerak naik hingga 5,48 persen.
Tetapi ternyata di tengah penurunan IHSG, reksa dana Archipelago Equity Growth berhasil mempertahankan return positif sebesar 1,44 persen. Return bulanan reksa dana yang memiliki beta 0,93 ini turun dibandingkan Oktober yang mencapai 7,65 persen.
Selain Archipelago, reksa dana beta rendah lainnya mempertahankan return-nya agar tidak turun terlalu dalam, salah satunya First State Indoequity High Conviction Fund. Reksa dana yang memiliki beta 0,99, mempertahankan return bulanannya pada minus 0,16 persen. Padahal selama Oktober, reksa dana ini menghasilkan return 7,09 persen.
Grafik: Pergerakan Reksa Dana Beta Rendah dibandingkan IHSG
Sumber: Bareksa.com
Pada fund fact sheet First State Indoequity High Conviction Fund, tercatat saham sektor konsumsi menjadi salah satu sektor yang dialokasikan cukup besar pada portofolio reksa dana ini, yakni sekitar 18,92 persen.
Selain itu, sektor perbankan juga memegang sekitar 16,4 persen dari portofolio. Inilah yang menopang kinerja reksa dana dan mendorong kinerja reksa dana pada Oktober lalu. (Baca juga: Ini Rahasia Reksa Dana Saham Bisa Raih Return Diatas 10% pada Bulan Oktober)
Saham sektor konsumsi yang menjadi alokasi terbesar reksa dana First State ini adalah saham PT Unilever Tbk (UNVR). Sementara untuk sektor perbankan, saham yang masuk dalam top holding reksa dana ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Saat IHSG kembali memasuki tren penurunan seperti saat ini merupakan momen yang tepat untuk berinvestasi reksa dana karena Anda dapat membeli reksa dana saat harga sedang 'murah' sehingga saat kondisi pasar kembali pulih dapat menghasilkan return yang maksimal.
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.