Pemerintah Tambah Porsi Obligasi Global; Likuiditas Dolar Amerika Meningkat
Langkah ini sebagai antisipasi terhadap pelemahan rupiah yang akan terjadi ketika The Fed akan menaikkan Fed rate
Langkah ini sebagai antisipasi terhadap pelemahan rupiah yang akan terjadi ketika The Fed akan menaikkan Fed rate
Bareksa.com - Pemerintah menambah porsi penerbitan surat utang berdenominasi valuta asing (global bond) menjadi 23 persen dari total surat berharga nasional (SBN) gross dalam APBNP 2015 sebesar Rp451,8 triliun.
Di saat nilai tukar rupiah melemah ini menerbitkan obligasi global terutama yang berdenominasi dolar Amerika dinilai akan meningkatkan likuiditas dolar pemerintah. Langkah ini sebagai antisipasi terhadap pelemahan rupiah yang akan terjadi ketika The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya.
"Dengan memperbanyak penerbitan global bond akan bagus karena akan banyak dolar yang masuk sehingga meningkatkan cadangan devisa kita dan rupiah akan menguat," jelas analis PT Sucorinvest Central Gani, Ariawan.
Promo Terbaru di Bareksa
Ia melanjutkyan, jika memperbanyak penerbitan obligasi berdenominasi rupiah, investor belum tentu mampu untuk menyerap tingginya supply domestik.
"Supply obligasi berdenominasi dolar masih kecil dan masih berpotensi terserap dengan baik. Yieldnya juga lebih menarik dibandingkan yield global," tambah Ariawan.
Menurutnya, animo investor sangat tinggi saat penerbitan global bond berdenominasi pada bulan Januari. Alasannya karena yield yang ditawarkan cukup tinggi.
"Yield untuk obligasi 10 tahun sekitar 3-4 persen, sedangkan yield US Treasury hanya 1,8 hingga 2 persen," katanya.
Ditambah lagi dengan penerbitan global bond, investor asing pun tidak mengalami currency lost. Menurutnya, untuk kedepannya, pemerintah tidak hanya menerbitkan global bond berdenominasi dolar Amerika, namun juga obligasi berdenominasi yen (samurai bond) dan berdenominasi euro (euro bond).
Ariawan menilai penerbitan euro bond merupakan momen yang pas disaat Eropa sedang menerapkan quantitative easing (QE) untuk meningkatkan likuiditas dengan memperbanyak investasi dalam obligasi terutama yang memiliki yield yang menarik.
Begitu pula dengan samurai bond. Pasalnya, pemerintah Jepang sedang memberikan stimulus dana yang akan dikucurkan melalui pasar sehingga akan meningkatkan animo terhadap samurai bond yang diterbitkan Indonesia.
"Pemerintah melakukan strategi front loading itu tepat karena saat ini The Fed belum menaikkan Fed rate sehingga cost of fund untuk menerbitkan global bond masih rendah." jelas Ariawan.(al)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.