Chart of The Day: Kesempatan Borong Saham; Pasar Saham Tertinggal Dari Obligasi
Meningkatnya harga obligasi jadi katalis positif pergerakan harga saham
Meningkatnya harga obligasi jadi katalis positif pergerakan harga saham
Bareksa.com - Meningkatnya harga obligasi didukung dengan derasnya dana investor asing yang masuk menjadi sinyal positif untuk pergerakan saham. Naiknya harga obligasi dipicu turunnya yield obligasi di Amerika hingga dibawah dua persen serta ekspektasi adanya stimulus yang akan dikeluarkan Eropa. Jepang juga masih mempertahankan langkah pemberian stimulus.
Yield surat utang negara (SUN) benchmark tenor 10 tahun turun dalam dua minggu terakhir menjadi 7,6 persen hingga 19 Januari 2014. Yield obligasi biasanya berbanding terbalik dengan harga obligasi, yield turun menunjukan bahwa harga obligasi mengalami kenaikan.
Sementara yield treasury tenor 10 tahun di Amerika hari ini mencapai 1,82 persen. Jika diasumsikan risk premium untuk Indonesia sekitar 5 persen, maka yield SUN yang wajar berkisar 6,82 persen (5 persen ditambah 1,82 persen).
Promo Terbaru di Bareksa
Sementara itu Eropa juga diperkirakan akan menyusul Jepang untuk memberikan stimulus ke ekonomi. Tindakan tersebut akan memicu carry trade -- mengambil keuntungan dari perbedaan yield -- ke negara berkembang seperti Indonesia yang memberikan yield yang lebih besar ketimbang investasi di negaranya. Hal ini akan mendorong masuknya (inflow) dana investor asing ke Indonesia.
Dalam tiga minggu terakhir dana investor asing yang masuk ke obligasi pemerintah yang diperdagangkan telah mencapai Rp10,45 triliun atau 7,5 persen dari dana investor asing yang masuk tahun lalu.
Masuknya dana investor asing akan menjadi katalis positif bagi pergerakan saham, karena memang secara historikal pergerakannya lag -- ada jeda waktu -- antara harga obligasi dibandingkan dengan harga saham. Jika harga obligasi sudah mengalami kenaikan maka harga saham akan mengikuti. Tercermin dari grafik Bareksa dibawah ini ketika yield obligasi turun, Indeks Harga Saham Gabungan bergerak naik.
Turunnya harga minyak juga akan memicu penurunan inflasi serta positif untuk neraca perdagangan sehingga mendorong penguatan rupiah. Jika ini terjadi maka valuasi saham akan mengalami re-rating (penilaian kembali), dengan asumsi pertumbuhan laba emiten. Tentunya ini akan mendorong kenaikan harga saham.(al)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.