Biaya Dana Yield SUN 2 Kali Thailand Walau Politik Indonesia Jauh Lebih Stabil
Ini menyebabkan investor asing masih meminati surat utang Negara (SUN) di Indonesia
Ini menyebabkan investor asing masih meminati surat utang Negara (SUN) di Indonesia
Bareksa.com - Yield surat utang Negara (SUN) Indonesia jauh lebih tinggi dari yield instrumen investasi serupa di negara-negara kawasan termasuk Thailand dan Filipina, padahal negara-negara tersebut memiliki ketidakstabilan politik sepuluh tahun terakhir yang jauh lebih tidak menentu.
Berdasarkan data Bareksa.com, per 17 Oktober 2014 yield obligasi tenor 10 tahun mencapai 8,32 persen di Indonesia. Di periode yang sama yield obligasi tenor 10 tahun dengan mata uang lokal, Thailand hanya 3,32 persen, Filipina 4,19 persen dan Vietnam 6,17 persen berdasar pada data tradingeconomics.com.
Tabel: Perbandingan Yield Obligasi Negara
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: Bareksa.com & Tradingeconomics.com
Jika dibandingkan dengan Amerika saat ini yield Indonesia jauh lebih menarik, kata Ariawan, fixed income analyst PT Sucorinvest Central Gani kepada Bareksa.com.
Selisih (spread) yield obligasi benchmark 10 tahun (FR0070) Indonesia dengan Amerika (US Treasury) saat ini sekitar 6,1 persen jauh lebih tinggi dengan rata-rata selisih yield (average yield spread) dalam 3 tahun terakhir sekitar 4,8 persen atau 480 basis poin (bps).
Tingkat average yield spread saat ini sudah mencerminkan ekspektasi pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan Amerika (Fed Rate) yang diperkirakan akan naik sekitar 1-1,25 persen. "Jadi kalau Fed rate naik, spread yield tidak akan terlalu besar karena sudah tercermin dari sekarang," papar Ari.
Grafik: Pergerakan yield obligasi tenor 10 tahun di Indonesia
Sumber: Bareksa.com
Tetapi dari segi ekonomi, yield obligasi Indonesia seharusnya bisa berada pada dibawah yield saat ini.
Pada senin minggu lalu (13/10) di dalam pertemuan dengan sejumlah media, Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia menilai bahwa kupon yang diberikan oleh Pemerintah di Indonesia terlalu tinggi.
“Mengapa di Indonesia yield yang diberikan tidak lima persen saja,” tutur Mirza.
Bagus Putra Perdana, pengamat pasar modal senior kepada Bareksa.com menyampaikan tingginya yield obligasi di Indonesia selama ini akibat inflasi di Indonesia selalu tinggi dibandingkan dengan Negara kawasan lain yang berada pada level dibawah 5 persen. “Riil Interest Rate obligasi harus positif baru diminati pasar.”
Riil Interest Rate adalah suku bunga dikurangi dengan nilai inflasi. Pada kuartal II-2014, inflasi di Indonesia mencapai 6,7 persen lebih tinggi dibandingkan dengan Filipina dan Thailand yang masing-masing sebesar 4,5 persen dan 2,5 persen.
Grafik: Data Inflasi Negara Kawasan
Sumber: Bareksa.com
Tetapi tingginya yield menyebabkan arus dana dari investor asing masih masuk ke Indonesia, berbeda dengan di pasar saham yang sudah mengalami penurunan cukup dalam.
Secara year-to-date, dana investor asing yang masuk melonjak signifikan yakni mencapai Rp120 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu hanya sebesar Rp33,21 triliun.
Dan ditahun ini pertama kalinya kontribusi dana investor asing di SUN yang diperdagangkan melebihi kontribusi bank. Dimana kontribusi asing mencapai 37,21 persen sedangkan kontribusi bank yang hanya 35,33 persen.
Didalam lelang SUN terakhir juga, terdapat kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 4,4 kali dibanding target indikatif sebesar Rp10 triliun.
Grafik: Data Arus Dana Asing Di Pasar Obligasi
Sumber: Bareksa.com
Senada dengan Mirza, Ari juga menyampaikan seharusnya yield obligasi seharusnya bisa 20 bps dibawah level saat ini karena tingkat inflasi yang rendah serta penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika terutama jika rupiah dapat menguat hingga dibawah Rp12.000 per dolar Amerika.
"Kemarin yield sempat naik karena isu politik. Jika rupiah terus mengalami penguatan, yield obligasi benchmark 10 tahun (FR0070) dapat turun 20-40 bps," jelas Ari. (qs)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.