Bareksa.com - Perdagangan obligasi hari ini masih terpengaruh oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dengan volume perdagangan obligasi tercatat sekitar Rp 300 miliar, menurut Aline Caprianty, Fixed Income Analyst PT Amstel Indonesia kepada Bareksa.com

Seluruh obligasi acuan hanya mengalami kenaikan harga tipis. Tercatat obligasi tenor 20 tahun (FR0068) naik ke level 96,14 persen dari sebelumnya sebesar 95,74 persen.

Begitupun pada obligasi tenor 10 tahun (FR0070) juga naik tipis ke level 101,24 persen dengan yield 8,375 persen.

IHSG justru naik 1,12 persen dibanding kemarin menjadi 5.188,18 dengan didorong sektor perkebunan dan pertambangan yang naik imbas pelemahan nilai tukar rupiah. Sektor properti juga juga mengalami kenaikan yang didorong meningkatnya saham BSDE dan LPKR.

Sementara itu nilai tukar rupiah kembali melemah ke level Rp 11.960 per dolar Amerika dari pembukaan pagi tadi di level Rp 11.920 per dolar Amerika

"Tekanan Rupiah diprediksi masih akan terus terjadi hingga akhir pekan ini, menurut Currency Dealer PT Emco Money Broker, Jessica Ariska.

Volume perdagangan Rupiah hari ini juga terpantau sepi, yaitu tidak mencapai USD 10 juta tambah Jessica kepada Bareksa.com.