Empat Alasan Harga Emas Turun di Bawah US$2.600 Justru Kesempatan Beli
Peluang meningkatnya permintaan secara jangka panjang, sedangkan pasokan terbatas, turunnya harga emas hari ini justru jadi moimentum beli
Peluang meningkatnya permintaan secara jangka panjang, sedangkan pasokan terbatas, turunnya harga emas hari ini justru jadi moimentum beli
Bareksa.com - Dengan dukungan peluang meningkatnya permintaan secara jangka panjang, sedangkan pasokan terbatas, turunnya harga emas hari ini hingga di bawah US$2.600 per ons justru jadi moimentum beli. Sebab, aksi borong oleh bank sentral dan meningkatnya minat investor sebelumnya telah mendorong harga emas ke rekor tertingginya, Aksi borong ini dinilai masih akan berlanjut ke depannya.
Dilansir Kitco News (13/11), penurunan harga emas baru-baru ini membuat beberapa pihak mempertanyakan kemampuan logam mulia untuk melanjutkan relinya. Sebab emas masih memiliki dukungan menengah dan panjang dari faktor fundamental dan teknikal. Axel Rudolph, analis teknikal senior di IG London menganalisis stabilitas tren naik jangka panjang logam mulia.
Pertama, pembelian emas oleh bank sentral telah mencapai level historis mencatat hampir 400 ton pada paruh pertama tahun 2022 saja, laju tercepat dalam 55 tahun. “Pada Juli 2024, pembelian global mencapai level tertinggi dalam hampir 14 tahun,” dia mengungkapkan.
Promo Terbaru di Bareksa
Harga Emas Hari Ini, Kamis (14/11/2024)
Emas | Harga Beli Emas Hari Ini |
Emas spot | US$2.543,69 per ounce |
Emas Treasury | Rp1.351.433 per gram |
Emas Pegadaian | Rp1.377.000 per gram |
Emas Indogold | Rp1.382.364 per gram |
Emas Antam | Rp1.539.000 per gram |
Sumber: Bareksa Emas, harga-emas.org, emas spot per pukul 17.01 WIB
Rudolph mengatakan lonjakan itu merupakan perubahan signifikan, karena bank sentral telah beralih statusnya dari penjual bersih (net seller) menjadi pembeli bersih (net buyer) dalam 1 dekade terakhir. "Lembaga-lembaga besar di Rusia, Tiongkok, India, Polandia dan Hungaria telah meningkatkan cadangan emas mereka secara substansial," katanya.
Motivasi utama di balik tren ini adalah diversifikasi. Bank sentral berusaha mengurangi eksposur mereka terhadap mata uang dan obligasi. "Dengan utang global mencapai rekor, emas berfungsi sebagai lindung nilai penting terhadap risiko pasar. Pembelian substansial dari bank sentral telah menciptakan dorongan naik yang berkelanjutan di harga emas mencatat rekor tertinggi mendekati $2.800,00 per ons beberapa pekan lalu," dia mengungkapkan.
Kedua, dalam beberapa tahun terakhir, ketegangan geopolitik dan inflasi yang merajalela telah meningkat, sehingga meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven. Invasi Rusia ke Ukraina pada 2022 memicu volatilitas pasar secara signifikan, mendorong investor untuk mencari perlindungan dalam perdagangan emas.
“Lonjakan inflasi pada 2021 hingga pertengahan 2023 juga semakin meningkatkan daya tarik emas sebagai penyimpan nilai. Negara-negara ekonomi besar seperti AS dan Eropa mencatat inflasi tertinggi dalam 40 tahun terakhir, yang kemudian mereda,” Rudolph menjelaskan.
Namun, meskipun inflasi terlihat menurun sejak pertengahan 2023, Rudolph yakin investor terus melihat emas sebagai opsi yang kuat untuk menjaga daya beli. “Kombinasi ketidakpastian geopolitik dan kekhawatiran inflasi, bahkan setelah kemenangan presiden terpilih Donald Trump dalam pemilihan presiden AS pekan lalu, telah membangun fondasi yang kuat untuk permintaan emas yang berkelanjutan di kalangan investor institusional dan ritel,” katanya.
“Bahkan jika, seperti yang diharapkan sebagian orang, presiden ke-47 AS itu mungkin dapat membantu mengakhiri perang di Ukraina, kekhawatiran tentang kebijakan luar negerinya berpotensi memfasilitasi invasi Taiwan oleh Tiongkok. Sementara itu, risiko eskalasi antara Israel, Iran, dan proksinya tetap tinggi,” ungkapnya.
Dia memprediksi potensi inflasi putaran berikutnya masih ada. “Janji Trump untuk mengenakan tarif impor antara 10% hingga 60%, bahkan pada sekutu AS, seperti produsen mobil Eropa, dapat menyebabkan tarif balasan dikenakan pada ekspor AS, yang berpotensi menciptakan spiral inflasi lain yang akan menyebabkan harga emas lebih tinggi,” katanya.
Ketiga, faktor lain yang mendukung harga emas adalah pemulihan permintaan perhiasan, yang menambah lapisan dukungan lain pada keseluruhan kasus investasi emas. Pemulihan pascapandemi Covid-19 telah memicu peningkatan signifikan dalam pembuatan perhiasan emas, karena pembatasan sosial global dilonggarkan dan kepercayaan konsumen kembali ke pasar.
“Faktor budaya memainkan peran penting dalam mempertahankan permintaan perhiasan yang kuat, terutama di wilayah-wilayah yang secara tradisional menganggap emas penting untuk pernikahan dan pemberian hadiah. World Gold Council memproyeksikan pertumbuhan berkelanjutan dalam permintaan perhiasan tahunan, didorong oleh peningkatan kekayaan di negara-negara berkembang. Populasi besar India dan Tiongkok mewakili permintaan substansial yang belum dimanfaatkan untuk produk emas,” tulis Rudolph.
Keempat, pasokan emas tetap terbatas, yang seharusnya juga mendukung pasar. Meskipun harga naik, produksi emas tetap relatif datar selama dekade terakhir, sehingga menciptakan ketidakseimbangan pasokan-permintaan yang signifikan. "Beberapa faktor membatasi produksi, termasuk penurunan kadar bijih emas, kelangkaan penemuan deposit baru yang besar, dan meningkatnya risiko politik di wilayah-wilayah penghasil utama. Masalah lingkungan juga telah membatasi perluasan operasi penambangan," dia mengungkapkan.
Rudolph mengatakan kombinasi keterbatasan pasokan dan permintaan yang kuat ini menunjukkan harga emas yang lebih tinggi dapat bertahan di masa mendatang. Situasi pasokan yang ketat memberikan dukungan fundamental bagi harga emas, menjadikannya pasar yang menarik untuk tujuan perdagangan dan investasi.
Analisis Teknikal Harga Emas
Kisaran harga saat ini dan analisis teknis juga mendukung prospek jangka panjang yang positif untuk logam kuning tersebut. "Kinerja emas selama setahun terakhir, naik sekitar 35% tahun ini pada akhir Oktober, telah terbukti kompetitif dengan aset tradisional seperti saham dan obligasi, sekaligus menawarkan manfaat diversifikasi portofolio," kata Rudolph.
“Penurunan harga emas US$200,00 atau 6% dari rekor tertingginya di bulan Oktober di level US$2.790,17 per ons ke level terendah pekan ini di US$2.589,73 di tengah meredanya eskalasi di Timur Tengah dan hilangnya banyak ketidakpastian menyusul kemenangan Trump mungkin merupakan peluang pembelian jangka panjang,” ujarnya.
Dari perspektif analisis teknis, Rudolph mengatakan level US$2.600 per ons mungkin menarik bagi investor karena garis tren naik Februari hingga November 2024 saat ini menawarkan level support. “Penurunan berkelanjutan dan penutupan grafik mingguan di bawah level terendah 18 September di US$2.546,86 bisa menyebabkan koreksi lebih dalam,” ia mengingatkan.
“Dalam jangka panjang, ketahanan logam mulia sebagai penyimpan nilai selama berabad-abad siklus ekonomi terus menarik investor yang mencari stabilitas di masa yang tidak pasti. Analis pasar pada umumnya mempertahankan prakiraan harga yang positif, didukung oleh kombinasi pembelian bank sentral, permintaan investor, dan kendala pasokan,” dia menjelaskan.
Setelah diperdagangkan di US$2.618,92 per ons pada Selasa malam (12/11), harga emas spot melanjutkan penurunannya menjadi US$2.576,14 per ons pada Rabu waktu AS, dengan kerugian 0,85% secara harian.
Investasi Emas di Bareksa Emas
Untuk diketahui, saat ini negara-negara melalui bank sentralnya sedang ramai-ramai memborong emas guna mengantisipasi risiko ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global. Kamu juga ingin mengoleksi emas batangan? Salah satu cara mudah investasi emas adalah dengan memanfaatkan fitur Bareksa Emas yang tersedia di Bareksa.
Kamu bisa berinvestasi emas dari manapun dan kapanpun. Dalam menyediakan fitur Bareksa Emas, Bareksa bekerja sama dengan Pegadaian, Treasury, dan Indogold. Bareksa Emas sebagai alternatif pilihan investor untuk memiliki emas fisik yang bisa dibeli secara digital atau emas online.
Mitra pengelolaan emas di Bareksa Emas yaitu Treasury berlisensi sebagai pedagang emas digital dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan. Sementara Pegadaian dan Indogold juga memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Investasi emas secara online bukan berarti tidak ada wujudnya. Sekarang, setelah membeli emas digital di Bareksa Emas, Smart Investor juga bisa memiliki wujud fisiknya yang diantar langsung ke rumah dengan fitur Cetak Fisik.
Emas batangan yang tersedia di Bareksa Emas adalah emas murni dengan kadar 99,99%. Smart Investor dapat memilih emas Antam ataupun emas UBS untuk Tarik Fisik di Bareksa Emas. Jangan tunda lagi, terus tingkatkan investasi emas kamu dan raih potensi keuntungannya.
(AM)
***
Ingin investasi emas dan reksadana di Bareksa?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,20% | 4,06% | 7,75% | 8,21% | 19,60% | 38,55% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,08% | 7,19% | 7,54% | 3,41% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,56% | 4,00% | 7,59% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,17% | 7,36% | 17,98% | 41,60% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,10% | 7,32% | 7,51% | 20,02% | 35,82% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.