Logam Mulia Jadi Primadona Investasi Selama Pandemi Covid-19
Selama masa pandemi Covid-19, masyarakat cenderung banyak membeli logam mulia ketimbang perhiasan
Selama masa pandemi Covid-19, masyarakat cenderung banyak membeli logam mulia ketimbang perhiasan
Bareksa.com - Logam mulia atau emas dinilai menjadi primadona selama masa pandemi Covid-19. Harganya yang meningkat dalam beberapa waktu terakhir menjadi penyebab emas banyak dilirik oleh masyarakat.
Chief Executive Officer PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) Sandra Sunanto mengatakan selama masa pandemi Covid-19, masyarakat cenderung banyak membeli logam mulia ketimbang perhiasan. Hal ini ditandai dengan menurunnya penjualan perhiasan di perusahaan. HRTA merupakan produsen dan penyedia perhiasan emas terintegrasi.
"Logam mulia menjadi primadona selama pandemi Covid-19 karena harganya yang cenderung meningkat," jelas dia di Jakarta, Kamis (13/8).
Promo Terbaru di Bareksa
Sandra mengakui terjadi peningkatan harga emas dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi itu seiring terjadinya pelemahan pada nilai tukar rupiah. Namun, peningkatan harga emas ini belum bisa dipastikan akan berlangsung lama karena sentimen-sentimen luar negeri yang cukup kuat mempengaruhi nilai tukar rupiah dan juga harga emas.
Meski begitu, pihaknya ingin memanfaatkan momentum kenaikan harga emas saat ini dengan lebih banyak menjual emas. Sandra mengungkapkan, sebagai investor pemula, masyarakat banyak melirik emas dengan tingkat gramasi kecil, yakni berkisar 0,1-5 gram. Logam mulia dengan gramasi kecil memiliki harga yang relatif murah sehingga lebih mudah untuk ditabung.
"Masyarakat menabung emas dengan pecahan 0,1 hingga 5 gram, karena bisa diperoleh dengan harga mulai dari Rp100 ribu," kata dia.
Berbeda dengan perhiasan yang banyak dijual di toko offline, penjualan logam mulia lebih banyak dilakukan secara online atau melalui e-commerce. Karena itu, Hartadinata juga mulai membangun platform penjualan logam mulia bernama Mas Duit dan juga menggandeng e-commerce. Dengan platform tersebut, perseroan berharap bisa meningkatkan penjualan logam mulia tahun ini.
Senada dengan Sandra, Direktur PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Prihatmo Hari Mulyanto, mengatakan, dalam masa pandemi ini, investor harus melakukan diversifikasi aset. Diversifikasi ini tidak hanya dalam bentuk diversifikasi kelas aset, namun juga diversifikasi ke jenis aset lain.
Logam mulia atau emas, menurut Prihatmo bisa menjadi salah satu pilihan untuk berinvestasi selama masa pandemi. Apalagi, di pasar global, reksadana dengan underlying komoditas seperti emas dan tembaga mulai meningkat ketimbang reksadana dengan jenis underlying lain.
Reksadana Emas
Sementara itu, menurut data Bareksa, nilai tukar rupiah mengalami fluktuasi, naik-turun selama masa pandemi Covid-19. Di saat yang sama, harga emas juga mengalami fluktuasi, namun dengan skala lebih kecil dan cenderung meningkat
Harga Emas
Sumber : Bareksa
Perbandingan Nilai Tukar Rupiah
Sumber : Bareksa
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.