Bunga BI Turun Jadi 3,5 Persen, Bagaimana Peluang Reksadana Pendapatan Tetap?
Penurunan tingkat bunga acuan ini bertujuan untuk mendorong penurunan biaya dana bank
Penurunan tingkat bunga acuan ini bertujuan untuk mendorong penurunan biaya dana bank
Bareksa.com - Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia 17-18 Februari 2021 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) 25 basis poin (bps) menjadi 3,5 persen. Penurunan suku bunga ini bisa berdampak positif terhadap investasi berbasis obligasi, seperti reksadana pendapatan tetap.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas nilai tukar rupiah yang terjaga. Keputusan ini juga diambil untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Untuk mendorong perekonomian nasional ini, BI juga menempuh langkah-langkah kebijakan sebagai tindak lanjut sinergi kebijakan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Kebijakan itu mulai dari pelonggaran ketentuan uang muka untuk kendaraan bermotor hingga melonggarkan rasio loan to value (LTV) untuk pembiayaan properti.
Promo Terbaru di Bareksa
Dengan berbagai kebijakan itu dan didukung oleh implementasi vaksin Covid-19, perekonomian Indonesia diharapkan bisa bertumbuh lebih tinggi. Pada kuartal IV-2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi 2,19 persen, namun tahun ini bisa positif 4,3-5,3 persen.
Associate Director of Fixed Income PT Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan, penurunan tingkat bunga acuan ini bertujuan untuk mendorong penurunan biaya dana bank.
"Apabila cost of fund (biaya dana) bank turun, maka suku bunga kredit bisa lebih rendah," jelas dia di Jakarta, Kamis (18/2).
Penurunan suku bunga kredit ini diharapkan bisa mendorong peningkatan permintaan kredit. Sehingga akhirnya bisa mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Penurunan suku bunga acuan ini, lanjut Ramdhan juga bisa berpengaruh positif terhadap pergerakan surat utang. Dia memperkirakan, yield (imbal hasil) surat utang negara (SUN) bergerak lebih rendah dan bisa berada di bawah 6 persen tahun ini.
"Penurunan yield juga didukung oleh meningkatnya likuiditas perbankan yang banyak ditempatkan di instrumen surat utang," tambah dia.
Reksadana Pendapatan Tetap Atraktif
Imbas dari penurunan yield ini adalah ke instrumen berpendapatan tetap seperti reksadana pendapatan tetap. Instrumen ini dinilai akan lebih atraktif dan berkinerja bagus tahun ini.
Bareksa mencatat, reksadana pendapatan tetap menunjukkan kinerja yang cukup positif dalam 3 tahun terakhir. Sebanyak 30 produk reksadana pendapatan tetap yang ada di Bareksa bisa memberikan imbalan (return) yang atraktif hingga di atas 30 persen dalam 3 tahun.
Bahkan, Syailendra Pendapatan Tetap Premium bisa memberikan imbal hasil 31,64 persen dalam 3 tahun terakhir. Portofolio reksadana ini paling banyak ditempatkan di obligasi korporasi sebanyak 65 persen dan sisanya di obligasi negara serta instrumen lainnya.
Sekadar informasi, reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang menempatkan mayoritas (80 persen) dananya ke instrumen yang menghasilkan pendapatan tetap, yakni surat utang atau obligasi.
Sesuai dengan karakternya, reksadana pendapatan tetap ini memiliki tingkat pengembalian hasil yang stabil karena memiliki aset surat utang atau obligasi yang memberikan keuntungan berupa kupon secara rutin.
Dalam jangka pendek dan menengah, harga reksadana pendapatan tetap, yang tercermin dari nilai aktiva bersih (NAB), cenderung naik stabil dan tidak banyak berfluktuasi (naik-turun) seperti halnya saham.
Karena itu, reksadana ini cocok untuk investor bertipe konservatif. Investor bertipe konservatif ini memiliki profil risiko yang rendah dan cenderung menghindari risiko (risk averse).
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.