Bareksa Insight : BI Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan, Reksadana Ini Semakin Cuan
Saham sektor perbankan mencatatkan kenaikan tertinggi pasca rilis kenaikan suku bunga BI
Saham sektor perbankan mencatatkan kenaikan tertinggi pasca rilis kenaikan suku bunga BI
Bareksa.com - Bank Indonesia (17/11/2022) memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin (bps) atau 0,5% ke level 5,25%. Hal ini dilakukan BI untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang masih cukup tinggi, serta untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.
Saham sektor perbankan mencatatkan kenaikan tertinggi pasca rilis kenaikan suku bunga BI. Sebab meskipun bunga acuan BI naik dalam 4 bulan terakhir secara beruntun, namun realisasi penyaluran kredit masih tumbuh dengan baik pada Oktober 2022. Hal ini turut menopang kinerja reksadana saham dan reksadana indeks berbasis sektor perbankan.
Baca juga : Bareksa Insight : Pasar Tunggu Rilis Bunga Acuan BI, Reksadana Ini Cuan hingga 23%
Promo Terbaru di Bareksa
Di sisi lain, kenaikan suku bunga acuan umumnya turut mempengaruhi pelemahan pasar obligasi. Hal ini ditandai dengan pelemahan terbatas yield (imbal hasil) acuan Obligasi Negara ke level 7,01% dari sebelumnya 7%.
Selain itu, rilis angka klaim pengangguran Amerika Serikat (AS) yang dirilis Kamis malam WIB juga menunjukan hasil lebih rendah dari ekspektasi pasar. Hal itu menunjukan kuatnya pasar tenaga kerja AS, yang berpotensi masih mendorong inflasi tetap tinggi pada bulan depan.
Pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (17/11) naik 0,44% ke level 7.044,99. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 17/11/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat tetap di level 7,1%.
Lihat juga : Bareksa Insight : Perbaikan Data Ekonomi RI Berlanjut, Cuan Reksadana Ini Terbang hingga 17%
Apa yang bisa dilakukan Smart Investor?
Menyusul kenaikan suku bunga acuan BI dan potensi masih tingginya inflasi AS, Tim Analis Bareksa menyarankan Smart Investor mencermati 2 hal berikut, agar kinerja investasinya maksimal :
1. Pelaku pasar masih mencerna keputusan BI kemarin, sehingga pasar saham diproyeksikan bergerak cenderung mendatar hari ini. Smart Investor bisa mempertimbangkan untuk masuk berinvestasi secara bertahap di reksadana berbasis saham sektor perbankan, jika IHSG mengalami koreksi.
2. Melihat yield acuan Surat Berharga Negara (SBN) yang sudah menguat sejak awal November, serta keputusan kenaikan suku bunga acuan bulan ini, maka pasar obligasi diprediksi akan kembali melemah terbatas. Smart Investor bisa tetap berinvestasi di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi, yang umumnya memiliki fluktuasi lebih rendah dibandingkan SBN.
Simak juga : Bareksa Insight : Harga SBN Menguat Sepekan Terakhir, Reksadana Ini Cuan Hingga 16%
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang, reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko moderat, konservatif dan agresif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 3 Tahun (per 17 November 2022)
Reksadana Pendapatan Tetap
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 29,84%
TRIM Dana Tetap 2 : 15,92%
Reksadana Pasar Uang
Sucorinvest Sharia Money Market Fund : 16,61%
Syailendra Dana Kas : 14,75%
Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 17 November 2022)
Reksadana Indeks
BNP Paribas Sri Kehati : 15,78%
Allianz SRI KEHATI Index Fund : 15,88%
Reksadana Saham
Sucorinvest Equity Fund : 14,41%
Mandiri Investa Cerdas Bangsa : 8,08%
Baca juga : Bareksa Insight : Imbal Hasil Green Sukuk Ritel ST009 Berpotensi Naik Hingga Tahun Depan
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Lihat juga : Bareksa Insight : Suku Bunga BI Bisa Naik Jadi 4,5%, Ini Jurus Cuan Buat Investor Reksadana
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.