Berita Hari Ini : IHSG Terbaik Dunia dalam 10 Pekan, SBN Tenor Panjang Diburu Investor
Harga emas spot menguat dua pekan, sentimen vaksin dorong rupiah, rilis diasbora bond tahun depan menarik, FDA setujui vaksin Pfizer
Harga emas spot menguat dua pekan, sentimen vaksin dorong rupiah, rilis diasbora bond tahun depan menarik, FDA setujui vaksin Pfizer
Bareksa.com - Berikut adalah perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin, 14 Desember 2020 :
IHSG
Pasar keuangan dalam negeri kompak menguat sepanjang pekan lalu, tetapi pada hari ini, Senin (14/12/2020), risiko koreksi cukup tinggi sebab kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) yang melonjak. Dilansir CNBC Indonesia, beberapa negara yang mengalami lonjakan kasus.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan reli panjang setelah menguat 2,2 persen ke 5.938,329 sepanjang pekan lalu, bahkan sempat menyentuh level 6.000 untuk pertama kalinya sejak 7 Februari lalu. Meski demikian, data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) Rp720 miliar di pasar reguler sepanjang pekan lalu dengan nilai transaksi mencapai Rp89 triliun.
Promo Terbaru di Bareksa
IHSG kini sudah menguat dalam 10 pekan beruntun, dengan total penguatan 20,53 persen. Dengan penguatan tersebut, bursa Tanah Air ini menjadi yang terbaik tanpa tanding dalam 10 pekan terakhir dibandingkan dengan bursa saham dunia lainnya.
Kinerja Indeks Saham Dunia 10 Pekan Terakhir
Indeks | Level 2 Oktober | Level 11 Desember | Perubahan |
---|---|---|---|
IHSG | 4926,734 | 5938,329 | 20,53% |
Nikkei Jepang | 23029,9 | 26652,52 | 15,73% |
Shanghai Composie China | 3218,0521 | 3347,191 | 4,01% |
Hang Seng Hong Kong | 23250,05 | 26505,87 | 14,00% |
Kospi Korea Selatan | 2327,89 | 2770,06 | 18,99% |
Strait Times Singapura | 2496,11 | 2821,7 | 13,04% |
FTSE Malaysia | 19064,31 | 21702,16 | 13,84% |
SET Thailand | 1237,54 | 1482,67 | 19,81% |
FTSE Inggris | 5902,12 | 6546,75 | 10,92% |
DAX Jerman | 12689,04 | 13114,3 | 3,35% |
Sumber : CNBC Indinesia, Refinitiv
Bursa saham AS (Wall Street) melemah sepanjang pekan lalu, tetapi sebelumnya ketiga indeks utama mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Stimulus fiskal di AS masih menjadi fokus utama pelaku pasar, sayangnya stimulus tersebut masih belum cair pekan lalu. Indeks Dow Jones melemah 0,57 persen, S&P 500 merosot nyaris 1 persen, dan Nasdaq turun 0,69 persen.
SBN
Harga obligasi pemerintah Indonesia sepanjang perdagangan pekan lalu menguat, sebagaimana terlihat dari pergerakan imbal hasil (yield) yang melemah 0,3 persen.Imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) bertenor 10 tahun yang menjadi acuan di pasar turun 1,6 basis poin (bp) ke 6,182 persen, dari posisi akhir pekan lalu 6,198 persen. Imbal hasil bergerak berlawanan dari harga sehingga koreksi yield mengindikasikan harga surat utang yang menguat.
Dilansir CNBC Indonesia (13/12/2020), secara harian, posisi imbal hasil SBN 10 tahun pada Jumat (11/12/2020) itu terhitung melemah 1,3 bps dibandingkan dengan posisi pada Kamis (10/12/2020) 6,195 persen. Jika dibandingkan dengan yield akhir tahun lalu yang berada di level 7,098 persen, imbal hasil Jumat masih jauh lebih rendah.
Pergerakan Harga SBN Sepekan ( %)
Seri | Tenor (Tahun) | 13 Desember | Pekan Lalu | Pergerakan (basis poin) |
---|---|---|---|---|
FR0061 | 1 | 3,885 | 3,801 | 8,4 |
FR0081 | 5 | 5,141 | 5,066 | 7,5 |
FR0082 | 10 | 6,182 | 6,198 | -1,6 |
FR0080 | 15 | 6,607 | 6,647 | -4 |
FR0083 | 20 | 6,749 | 6,893 | -14,4 |
FR0067 | 25 | 7,419 | 7,452 | -3,3 |
FR0076 | 30 | 7,144 | 7,154 | -1 |
Sumber : CNBC Indonesia
Jika diperhatikan lebih detail, penguatan harga (pelemahan yield) sepanjang pekan lalu terjadi pada obligasi pemerintah bertenor panjang (10 tahun ke atas). Sebaliknya, harga obligasi bertenor pendek (1 dan 5 tahun) justru melemah, alias imbal hasilnya naik. Hal ini menunjukkan pelaku pasar lebih percaya dengan ekspektasi kondisi perekonomian jangka panjang, sehingga tidak keberatan untuk menyimpan dananya dalam aset yang bertenor panjang.
Hal ini juga memicu aksi jual pemodal terhadap obligasi jangka pendek yang membagikan keuntungan tetap lebih rendah, yakni antara 3-5 persen. Sebagai perbandingan, keuntungan obligasi jangka panjang berkisar 6-7 persen.
Harga Emas
Kilau emas kembali menyilaukan setelah menguat dalam dua pekan secara berturut-turut. Harga emas tampil perkasa di pekan lalu karena pelaku pasar bertaruh bahwa paket bantuan terkait Covid-19 di Amerika Serikat (AS) semakin dekat. Dilansir Kontan, pada Jumat (11/12) harga emas spot ditutup menguat 0,2 persen menjadi US$1.839,85 per ons troi. Dalam sepakan, harga emas spot naik tipis 0,05 persen.
Serupa, harga emas berjangka kontrak pengiriman Februari 2021 ditutup naik 0,3 persen menjadi US$1.843,6 per ons troi pada akhir pekan lalu. Ini membuat harga emas berjangka di minggu lalu melesat 0,2 persen.
“Kami masih yakin paket stimulus akan diajukan dan itu akan terus menjadi dukungan yang mendasari penguatan emas dan perak bergerak maju," kata David Meger, Director of Metals Trading di High Ridge Futures.
Dia menambahkan, rencana paket stimulus yang sempat terhenti di Kongres AS memang mendorong kemunduran pada harga emas di awal perdagangan pekan lalu. Tak ayal, emas berada di bawah tekanan setelah mendekati level US$1.875 per ons troi pada awal pekan ini di tengah kenaikan tipis dolar Amerika Serikat (AS) dari posisi terendah baru-baru ini. Kenaikan terbaru emas datang meskipun the greenback menguat, dengan indeks dolar menuju kenaikan mingguan pertamanya dalam empat pekan terakhir.
Rupiah
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot menguat tipis pada Jumat (11/12/2020). Kompas,com yang melansir Bloomberg, pada pukul 09.14 WIB rupiah berada di level Rp14.096 per dollar AS atau menguat 8 poin (0,6 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp14.104 per dollar AS.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah terdorong sentimen penguatan aset berisiko karena sentimen vaksin Covid-19 Pfizer yang sudah mendapat persetujuan dari beberapa negara dan tinggal menunggu persetujuan FDA. “Vaksin yang mulai mendapatkan persetujuan otoritas, bisa membantu penguatan aset berisiko termasuk rupiah,” kata Ariston.
Pfizer dilaporkan tinggal menunggu persetujuan resmi FDA setelah komite penasihat FDA memberikan lampu hijau. Sementara Inggris, Kanada dan Bahrain sudah lebih dulu menyetujui vaksin Pfizer. Selain itu, pelaku pasar juga masih menunggu kabar persetujuan stimulus fiskal AS yang juga bisa menopang harga aset berisiko. Ariston memproyeksikan hari ini rupiah akan bergerak pada kisaran Rp14.050 per dolar AS sampai dengan Rp14.150 per dolar AS.
Dilansir Kontan, nilai tukar rupiah di pasar spot tampil perkasa pada akhir perdagangan Jumat (11/12). Rupiah spot ditutup di level Rp14.080 per dolar AS. Ini membuat rupiah spot menguat 0,18 persen dibanding penutupan Kamis (10/12) di Rp14.105 per dolar AS. Pergerakan rupiah ini pun sejalan dengan mayoritas mata uang di kawasan.
Diaspora Bond
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan rencana penerbitan obligasi diaspora atau diaspora bond tahun ini ditunda. Rencananya, pemerintah akan melepas diaspora bond pada semester II tahun 2021.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai, penundaan penerbitan diaspora bond karena pendanaan pemerintah tahun ini sudah tercukupi. “Tercukupinya kebutuhan pendanaan pemerintah terindikasi dari pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani, terkait pengalihan pendanaan untuk public goods ke tahun 2021. Sehingga mungkin obligasi ini lebih diperlukan di tahun depan,” kata Josua dilansir Kontan (13/12).
Dengan tingginya penyerapan pendanaan yang sudah mencapai 89,33 persen hingga Oktober 2020, kata Josua, pemerintah cenderung akan mengalihkan rencana penerbitan diaspora bond ke tahun depan. Tahun depan, ketika volatilitas pasar keuangan global sudah semakin stabil, diaspora bond malah akan menarik bagi para warga negara Indonesia di luar negeri.
“Karena bunganya akan relatif tinggi dan diiringi dengan pergerakan rupiah yang stabil,” ujarnya.
Josuan menyarankan pemerintah melakukan sosialisasi dengan gencar diaspora bond tersebut agar mampu terserap oleh WNI yang paham dan mampu membeli obligasi ini.
Vaksin Covid-19
Setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/ FDA) resmi memberikan persetujuan darurat untuk vaksin virus Corona yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech pada Jumat (11/12/2020) malam waktu setempat, AS bakal mulai melakukan suntikan vaksin pertama dalam kampanye vaksin Covid-19 AS besar-besaran pada Senin pagi (14/12/2020).
Sementara Pfizer Inc dan mitranya akan memulai pengiriman vaksin ke seluruh negara bagian pada Minggu, kata seorang jenderal Angkatan Darat yang mengatur peluncuran tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (13/12/2020).
Dilansir CNBC Indonesia, petugas kesehatan dan orang tua lanjut usia di panti jompo bakal menjadi orang pertama yang akan disuntik vaksin pada gelombang pertama sebanyak 2,9 juta suntikan bulan ini, dengan inokulasi petugas kesehatan paling cepat pada hari Senin dan penghuni panti jompo pada akhir minggu depan, ungkap Angkatan Darat AS Jenderal Gustave Perna kepada pers, Sabtu.
Dia mengaku, meskipun persiapan telah berbulan-bulan, pendistribusian dan pemberian vaksin kepada 330 juta penerima merupakan tantangan logistik yang besar. Vaksin memiliki persyaratan pengiriman yang rumit dan harus disimpan pada suhu minus 70 derajat Celcius.
"Kita punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Kami tidak mengambil putaran kemenangan. Kami tahu jalan di depan kami akan sulit," kata Perna, seperti dikutip dari Reuters.
Vaksin Pfizer telah diizinkan untuk digunakan oleh regulator AS pada Jumat. Kasus Covid-19 terus melonjak di Amerika Serikat dengan ribuan kematian per hari, sementara unit perawatan intensif rumah sakit di seluruh negeri mendekati kapasitasnya. Lebih dari 295.000 orang Amerika telah meninggal akibat Covid-19.
Dosis vaksin dari perusahaan berbasis di AS Pfizer dan mitra asal Jerman BioNTech akan dikirimkan ke 145 lokasi di seluruh negeri pada Senin, kata Perna.
Sisa dari 636 lokasi pengiriman yang dipilih oleh negara bagian dan teritori AS akan menerima dosis pada Selasa dan Rabu, katanya, seraya menambahkan bahwa setiap minggu ke depan Pfizer akan memiliki lebih banyak dosis yang siap untuk distribusi dan administrasi.
Di dalam negeri, beredar iklan atau promo di media sosial mengenai pre-order vaksin Corona untuk vaksinasi COVID-19 jalur mandiri alias berbayar. Iklan itu muncul dari beberapa fasilitas kesehatan. Juru Bicara Bio Farma, Bambang Heriyanto buka suara. Dia menjelaskan saat ini pemerintah masih menyelesaikan skema pelaksanaan vaksinasi Covid-19 baik untuk kebutuhan program bantuan pemerintah maupun kebutuhan mandiri.
Bio Farma belum melaksanakan sistem pelayanan pre-order vaksin Corona untuk vaksinasi COVID-19 jalur mandiri dalam bentuk apa pun, baik untuk keperluan fasilitas kesehatan maupun untuk perorangan. "Saat ini, Bio Farma masih mengembangkan sistem yang akan digunakan untuk pemesanan pre-order vaksinasi COVID-19 khususnya untuk jalur mandiri," kata Bambang melalui keterangan tertulis, Minggu (13/12/2020) dilansir Detik Finance.
"Dan hingga saat ini, belum ada ketentuan maupun pengaturan teknis dari pemerintah terkait hal tersebut, dan yang terpenting adalah, pelaksanaan vaksinasinya sendiri, tetap menunggu izin penggunaan dari Badan POM," sambungnya.
Mengenai penyediaan layanan vaksinasi COVID-19, seperti rumah sakit, klinik, dan fasilitas kesehatan lainnya, dia memastikan masih dilakukan proses pendaftaran dan verifikasi, untuk jalur mandiri, melalui asosiasi-asosiasi resmi. Lagipula harga vaksin Corona belum ditetapkan pemerintah.
(*)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.