Berita Hari Ini : OJK Siapkan Regulasi Mitigasi Fintech, IHSG Kembali Tembus 5.500
Rupiah melemah setelah sepekan terakhir menguat, harga emas di level termurah dalam 4 bulan, Hotman beberkan raibnya dana nasabah Maybank
Rupiah melemah setelah sepekan terakhir menguat, harga emas di level termurah dalam 4 bulan, Hotman beberkan raibnya dana nasabah Maybank
Bareksa.com - Berikut adalah perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 November 2020 :
Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) segera melengkapi iklim regulasi yang dibutuhkan untuk mendukung perkembangan industri teknoogi finansial (fintech). Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menuturkan penyusunan regulasi fintech tidaklah mudah, sebab regulator harus menyeimbangkan kepentingan penyelenggara fintech dan konsumen sesuai porsi masing-masing.
Promo Terbaru di Bareksa
“Kami harus menghindari regulatory arbitrage dan praktek moral hazard untuk tetap melindungi konsumen, namun harus tetap kondusif mendukung inovasi,” ujarnya dalam diskusi virtual di Jakarta, Rabu 11 November 2020 dilansir Tempo.co.
Percepatan penerbitan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi dan Undang-Undang Keamanan dan Ketahanan Siber menjadi prioritas untuk dapat diselesaikan. Terlebih undang-undang tersebut telah masuk dalam Program Legislasi Nasional bersama dewan. Berikutnya, Wimboh mengatakan kegiatan pengawasan akan terus dipertajam untuk mengoptimalkan mitigasi risiko dan tindakan preventif yang dapat merugikan konsumen maupun iklim industri fintech.
“Kami menggunakan prinsip same business same risk same rules, kemudian memperkuat pengawasan berbasis teknologi atau suptech,” katanya.
Program inkubasi berupa regulatory sandbox untuk setiap inovasi produk dan pemain baru turut ditingkatkan efektivitasnya, serta mendorong penguatan prinsip self-regulatory dalam pengawasan aturan main atau market conduct bekerja sama dengan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) dan Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI). Deputi Komisioner Internasional dan Riset OJK Imansyah menuturkan regulator terus mencermati beragam platform digital di sektor jasa keuangan yang marak bermunculan beberapa waktu terakhir. “Kami pastikan sebelum beroperasi harus diuji dan dilakukan exercise di wadah regulatory sandbox,” ujarnya.
IHSG
Indeks harga saham gabungan (IHSG) terus menguat dan kini menembus level 5.500 seiring dengan masuknya investor asing. Pada akhir perdagangan Rabu (11/11/2020), IHSG terpantau parkir di level 5.509,51 setelah menguat 0,86 persen atau 46,77 poin. Sepanjang hari, indeks bergerak di rentang 5.471,59 - 5.520,91.
Terpantau 208 saham menguat, 230 saham melemah, dan 177 saham stagnan. Investor asing cenderung melakukan aksi beli dengan net buy Rp2,02 triliun. Sebelumnya, pada Selasa (10/11/2020), net buy asing mencapai Rp2,25 triliun, dan pada Senin (9/11/2020) net buy asing mencapai Rp190,79 miliar.
Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan pergerakan IHSG yang begitu agresif selama beberapa waktu belakangan didasari oleh sejumlah sentimen positif yang terjadi hampir bersamaan. Faktor pertama, euforia pasar atas kemenangan kandidat calon presiden asal Partai Demokrat, Joe Biden, di Pemilu Amerika Serikat pada pekan lalu.
Rudiyanto menyebut awalnya dia memprediksi kemenangan Joe Biden tidak berdampak positif pada pasar modal karena kebijakannya yang dinilai tak terlalu ramah pada sektor usaha. Namun, ternyata kemenangan mantan wapres Barack Obama ini disambut baik oleh pasar. “Ternyata dia menang dan saham kita malah naik. Jadi saya rasa orang sudah memproyeksikan bahwa Joe Biden akan lebih bersahabat untuk negara berkembang,” ujarnya dilansir Bisnis, Rabu (11/11/2020).
Faktor kedua adalah adanya kabar positif atas vaksin yang tengah dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal AS Pfizer bersama dengan perusahaan asal Jerman BioNTech yang diklaim memiliki efektivitas lebih dari 90 persen.
Kemudian faktor terakhir adalah meredanya gejolak masyarakat atas pengesahan Undang-undang Cipta Kerja, yang mana bulan lalu masih banyak terjadi demonstrasi menentang UU Omnibus Law tersebut. “Jadi kombinasi dari ketiga hal tersebut menurut saya yang mendorong IHSG,” ujar Rudiyanto.
Dilansir Investor.id, capital inflow asing menembus Rp7,9 triliun, yang terdiri atas net buy di pasar saham Rp3,99 triliun dan Surat Berharga Negara Rp 3,91 triliun sejak 4 hingga 10 November 2020. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, masuknya dana asing tersebut mengurangi akumulasi net sell saham year to date menjadi Rp44,09 triliun, per Selasa (10/11).
Rupiah
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu ditutup negatif, setelah menguat cukup signifikan dalam sepekan terakhir. Rupiah ditutup melemah 27 poin atau 0,2 persen ke posisi Rp14.085 per dolar AS dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.058 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu, mengatakan, rupiah melemah tipis kemungkinan karena pasar melakukan konsolidasi pasca-penguatan tajam seminggu ke belakang. "Untuk isu-isu belum ada perubahan, masih isu yang sama. Mungkin pasar sedang mencari what's next, mengenai Trump yang masih belum sepakat dengan kemenangan Biden, dan mengenai kelanjutan produksi vaksin," ujar Ariston seperti dilansir Antara.
Pelemahan rupiah terjadi seiring memudarnya sentimen pengumuman dari Pfizer pada Senin lalu tentang hasil awal yang positif untuk vaksin COVID-19. Sebelumnya vaksin COVID-19 dari Pfizer Inc dan BioNTech dikabarkan efektif 90 persen mencegah COVID-19. Investor menyadari bahwa masih ada cara untuk melakukan aksi ambil untung sebelum vaksin tersebut memenuhi semua persyaratan untuk dirilis ke publik. Selain itu, ada masalah logistik dalam mendistribusikan ratusan juta dosis yang sangat sensitif terhadap suhu.
Sementara itu ketika pandemi COVID-19 meningkat di Amerika Serikat, harapan adanya paket stimulus substansial semakin meningkat. Gubernur Federal Reserve (Fed) Jerome Powell mengatakan bahwa bantuan pemerintah diperlukan untuk menggerakkan ekonomi melalui periode ini.
Harga Emas
Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk kembali turun pada perdagangan Rabu (11/11/2020) setelah ambrol kemarin. Dilansir CNBC Indonesia, Harga logam mulia di dalam negeri sedang terpukul akibat anjloknya harga emas dunia, dan penguatan nilai tukar rupiah.
Melasir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas batangan satuan 1 gram hari ini dibanderol Rp970.000 per batang, turun 0,21 persen dibandingkan harga kemarin yang ambrol 3,6 persen. Harga emas Antam kini berada di level termurah dalam hampir 4 bulan terakhir, tepatnya sejak 21 Juli lalu. Sementara itu satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan dibanderol Rp91.412.000 per batang atau Rp914.120 per gram turun 0,22 persen.
Harga emas dunia sebenarnya menguat pada perdagangan Selasa kemarin, tetapi masih belum diikuti emas Antam. Maklum saja, sehari sebelumnya harga emas dunia anjlok 4,6 persen, sementara rupiah masih terus menunjukkan penguatan. Emas dunia dibanderol dengan dolar AS, saat Mata Uang Garuda menguat, maka harga emas dunia akan lebih murah ketika dikonversi ke rupiah.
Maybank Indonesia
Pengacara PT Maybank Indonesia Tbk (BNII) Hotman Paris terus membuka tabir atas raibnya dana nasabah Maybank Winda Earl Lunadi dan Ibunya Floleta di tabungan sebanyak Rp22 miliar. Dalam diskusi yang ditayangkan di televisi, Selasa (10/11) malam, Bang Hotman begitu pengacara Hotman Paris disebut, mengatakan tersangka AB alias Albert Kepala Cabang Maybank di Cipulir memutarkan dananya untuk investasi di instrumen valuta asing alias forex (foreign exchange).
Menurut Hotman, dalam kasus ini, hilangnya dana milik atlet e-Sport, Winda Lunardi dan ibunya Floleta, senilai Rp22 miliar disebabkan karena adanya praktik fraud dari tersangka A. "Diakui bahwa ada pimpinan cabang yang melakukan praktik perbankan dalam perbankan, yaitu memakai uang nasabah untuk berbisnis. Dia tidak kabur, dia pakai uang nasabah. Sebagian uang tersebut dipakai untuk bermain forex," kata Hotman Paris.
Meksi begitu, Hotman masih tetap mempertanyakan kejanggalan atas rekening tabungan dan kartu ATM yang Winda dan ibunya ke kepala cabang Maybank itu mendapat persetujuan dari Winda. "Pertanyaannya, apa dia menggunakan uang nasabah sudah mendapat persetujuan nasabah untuk mendapat untung yang lebih besar? Pertanyaan hukum harus terjawab dulu, kalau disetujui, tidak ada alasan bank harus membayar," ujar Hotman.
Hotman juga mempertanyakan adanya aliran dana ke rekening ayah Winda Herman Lunardi yang ditransfer dari Bank Central Asia atas nama Kepala Cabang Maybank Albert. Hotman juga mempertanyakan pembelian polis Rp6 miliar atas nama Winda di Prudential yang diambil dari rekening Winda.
Pengacara Winda Lunardi, Joey Pattinasarany dalam kesempatan berbeda memastikan bahwa Winda tidak mengetahui aliran dana dari rekening pribadinya untuk pembelian polis asuransi PT Prudential Life Assurance. Menurut Joey, pembelian polis tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan dan persetujuan Winda. Winda hanya membuka tabungan di Maybank Cipulir tanpa buku tabungan dan ATM, ia hanya menerima laporan rekening koran saja.
"Untuk segala aktivitas tersangka oknum bank, saya tegaskan bahwa klien saya tidak pernah mengetahui," kata Joey.
Joey juga menyebut kalau Winda baru menyadari semua rekening koran selama ini yang terdapat jumlah saldonya adalah palsu. "Karena setelah menerima bukti laporan mutasi dari bank yang asli baru terlihat jumlah uangnya sisa Rp16 juta dan Rp600 ribu," ujarnya. Lantaran tak mendapat respon dari Maybank, kata Joey, Winda Lunardi melaporkan ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri perihal uang tabungan miliknya dan sang ibunda, Floleta, senilai Rp20 miliar raib.
(*)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.