Berita Hari Ini : PSBB Diperpanjang, Dampak Biden Menang Pilpres AS di IHSG, Rupiah, hingga Emas
Harga minyak menguat namun masih di bawah US$40 per barel, potensi dana asing masuk di atas Rp300 triliun, promo 11-11 Ovo-Grab-Tokopedia
Harga minyak menguat namun masih di bawah US$40 per barel, potensi dana asing masuk di atas Rp300 triliun, promo 11-11 Ovo-Grab-Tokopedia
Bareksa.com - Berikut adalah perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin, 9 November 2020 :
PSBB DKI
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada masa transisi di wilayah DKI Jakarta selama 14 hari ke depan. Dilansir Kontan, keputusan ini tertuang dalam Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1100 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Pada Masa Transisi Menuju Masyarakat Sehat, Aman dan Produktif yang diteken Anies 6 November 2020.
Promo Terbaru di Bareksa
Berarati PSBB masa transisi di Jakarta yang dperpanjang mulai berlaku dari tanggal 9 November 2020 sampai 22 November 2020. Selama masa transisi PSBB berlangsung tidak ada lonjakan kasus baru secara signifikan, Pemprov DKI Jakarta secara otomatis langsung memperpanjang PSBB masa transisi 14 hari lagi, yakni mulai tanggal 23 Novemmber 2020 sampai 6 Desember 2020. Tapi, kalau di masa transisi tersebut ternyata terjadi lonjakan jumlah kasus korona, maka PSBB masa transisi langsung dihentikan. Artinya, bisa jadi penerapan PSBB ketat kembali terjadi.
Anies mengatakan penularan Covid-19 di Jakarta mulai terkendali dan menuju aman. Hal tersebut diketahui berdasarkan data-data dari epidemiologis selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masa transisi periode 24 Oktober-7 November 2020. "Berdasarkan data-data epidemiologis selama penerapan PSBB masa transisi kali ini, kondisi wabah Covid-19 DKI Jakarta lebih terkendali dan menuju kategori aman," kata Anies dalam keterangan tertulis, Minggu (8/11/2020).
Dia menjelaskan, PSBB transisi yang berjalan dua pekan terakhir berhasil menurunkan angka penularan Covid-19 di Jakarta. Penularan kasus Covid-19 tercatat 12.481 kasus pada periode 10-24 Oktober, kemudian menjadi 8.026 kasus pada 24 Oktober-7 November atau turun 55 persen. "Artinya, penularan masih ada di Jakarta, namun melambat setiap dua pekan terakhir selama PSBB transisi ini," kata Anies.
Selain tingkat penularan yang menurun, Anies menjabarkan tingkat kesembuhan dari Covid-19 meningkat 90,7 persen pada 7 November 2020. Begitu juga tingkat kematian yang stabil di angka 2,1 persen.
Rupiah
Kurs rupiah bakal berada di atas angin atas dolar AS setelah Joe Biden memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) mengalahkan Donald Trump. Para analis dan ekonom memproyeksikan dalam jangka pendek rupiah akan lanjut menguat. Namun, dalam jangka panjang dolar AS berpotensi kembali menguat siapapun presidennya. Penguatan nilai tukar rupiah mulai terjadi sejak pelaku pasar mengekspektasikan Biden memang dalam pemilu AS. Mengutip Bloomberg, Jumat (6/11) rupiah menguat 1,18 persen ke Rp14.210 per dolar AS. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga mencatat rupiah menguat 0,82 persen ke Rp14.321 per dolar AS.
Kini Biden sudah dapat dipastikan akan melanggang ke Gedung Putih. Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong mengatakan, kepastian kemenagan Biden dalam pemilu AS membuat rupiah cenderung melanjutkan penguatannya. Dalam jangka pendek, ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual juga memproyeksikan, rupiah bisa stabil menguat meski penguatan tidak akan lagi signifikan. Rupiah juga bisa tersokong menguat meski cadangan devisa Indonesia periode Oktober kembali menurun US$1,5 miliar secara bulanan menjadi US$133,7 miliar.
"Rupiah masih aman meski cadangan devisa menurun," kata David, Jumat (6/11) dilansir Kontan. Di satu sisi pergerakan rupiah masih bisa terjaga dari data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang penurunannya tidak lagi dalam di kuartal III 2020 seperti di kuartal sebelumnya.
IHSG
Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) dibayangi aksi ambil untung atau profit taking pada pekan ini menyusul kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden di Amerika Serikat. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan kapitalisasi pasar bursa naik 4,05 persen selama pekan 2-6 November 2020. Kapitalisasi naik dari Rp5.958,186 triliun menjadi Rp6.199,566 triliun. Sejalan dengan itu, IHSG naik 4,04 persen sepekan dari 5.128,225 menuju 5.335,529 pada akhir sesi Jumat (6/11/2020).
Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menjelaskan indeks di pasar saham mayoritas menguat menyambut potensi kemenangan Biden pekan lalu. Hasil prediksi perhitungan menunjukkan calon presiden Amerika Serikat (AS) dari kubu Demokrat itu menang dengan 290 elektoral. Pelaku pasar, lanjut dia, sangat memperhatikan pemilihan presiden (Pilpres) karena mempengaruhi kebijakan AS ke depan. Kendati demikian, dia menyorot potensi sengketa sangat mungkin terjadi sejalan dengan metode pemungutan suara.
Hans memprediksi pasar saham dunia termasuk Indonesia pada awal pekan mungkin menguat menyambut kemenangan Joe Biden dalam Pilpres AS. “Tetapi sesudah itu sangat rawan mengalami aksi profit taking akibat kenaikan yang banyak pada minggu lalu,” ujarnya melalui riset, Minggu (8/11/2020) dilansir Bisnis.com.
Harga Emas
Harga emas berjangka diprediksi terus meningkat seiring dengan euforia pasar terhadap kemenangan kandidat presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden. Sebaliknya, harga logam mulia di dalam negeri malah diproyeksi menurun. Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (6/11/2020), harga emas berjangka di pasar spot ditutup di level US$1.951,35 setelah menguat 1,69 poin atau 0,34 persen.
Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak Desember 2020 di bursa Comex terpantau parkir di level US$1.951,70 per troy ounce setelah menguat 4,90 poin atau 0,25 persen. Senior Commodities Strategist ING Bank Wenyu Yao mengatakan pasar memang menanti kemenangan Biden dan paket stimulus yang akan dilancarkannya, meskipun realisasinya kemenangan Biden tidak menunjukkan terwujudnya skenario blue wave, di mana seluruh negara bagian di tengah AS dimenangkan oleh Wakil Presiden (Wapres) era Barack Obama itu.
Dukungan The Fed, sejalan dengan target rata-rata inflasi, suku bunga diperkirakan bakal menuju level yang lebih rendah. “Ini membuat investor masih berminat menambahkan emas dalam portofolio mereka,” ujar Yao, seperti dilansir Bisnis.com (8/11).
Seperti diketahui, Chairman The Fed Jerome Powell membuka kemungkinan pergeseran dalam pembelian obligasi bank sentral dalam beberapa bulan mendatang. Pasalnya, dia menilai di tengah kondisi ini lebih banyak dukungan fiskal dan moneter yang diperlukan. Pada pertemuan pekan lalu, The Fed mempertahankan stimulusnya di posisi stabil, tetapi Partai Republik di Senat AS mendesak untuk meningkatkan stimulus dan mengisi kesenjangan yang ada dengan segera. Mereka beralasan tingkat pengangguran AS pada Oktober 2020 turun lebih dalam dari yang diperkirakan, yakni menjadi 6,9 persen.
Harga Minyak
Sepanjang pekan lalu, harga minyak acuan berhasil menguat hingga 4 persen. Namun, lonjakan kasus virus corona dan pemilihan umum presiden Amerika Serikat (AS) yang berlarut-larut membuat harga minyak tetap tertahan di bawah US$40 per barel hingga akhir pekan lalu. Pada Jumat (6/11), harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Januari 2021 turun US$1,48 atau 3,62 persen menjadi US$39,45 per barel.
Sementara itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Desember 2020 melemah US$1,65 atau 4,25 persen ke level US$37,14 per barel. Namun, secara mingguan, harga kedua kontrak acuan ini menguat. Di mana, Brent naik 5,8 persen dan harga minyak mentah WTI menanjak 4,3 persen. Walau secara mingguan harga masih menguat, namun ini menjadi pekan kedua secara berturut-turut, bahwa harga minyak acuan menetap di bawah US$40 per barel.
Sentimen utama yang mempengaruhi harga emas hitam ini masih datang dari lonjakan kasus virus corona global memicu yang kekhawatiran tentang permintaan yang lesu. Di sisi lain, karena penghitungan suara yang berlarut-larut dalam pemilihan presiden AS membuat pasar gelisah. Prancis pun melaporkan rekor kasus dan meningkatkan kekhawatiran bahwa penguncian tambahan di Eropa dapat membebani permintaan. Dalam pemilihan AS, hasilnya pun baru di ketahui pada Sabtu (7/11), yakni dengan kemenangan kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden.
Walau akhirnya menang, namun potensi paket stimulus AS yang besar saat kepemimpinan Biden mulai pudar. Pasalnya, Senat masih dikuasai Partai Republik yang bakal menghadang rencana Biden dan Partai Demokrat. Di samping itu, pernyataan Pemimpin Mayoritas Senat AS Mitch McConnell bahwa statistik ekonomi termasuk penurunan 1 poin persentase dalam tingkat pengangguran AS menunjukkan bahwa Kongres harus memberlakukan paket stimulus virus corona yang lebih kecil.
"Minyak mentah sangat sensitif terhadap ekspektasi stimulus, yang semakin terpukul," kata Bob Yawger, Director of Energy Futures Mizuho. "Situasi virus corona adalah indikator permintaan negatif yang bisa Anda dapatkan," lanjut dia dilansir Kontan.
Aliran Dana Asing
Kemenangan Joe Biden atas Donald Trump di pemilihan presiden Amerika Serikat diperkirakan membawa modal asing mengalir lebih banyak ke Indonesia. Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan aliran modal asing tersebut mulai masuk ke negara berkembang lantaran melihat peluang Joe Biden akan meredakan ketegangan perang dagang antara AS dan sejumlah mitranya.
"Peluang ini lah yang direspons positif oleh pasar, sehingga akan banyak dana asing ke Indonesia. Masuknya dana asing ke Indonesia akan menguatkan rupiah," ujar Ibrahim dilansir Tempo (8/11/2020).
Besarnya dana asing yang masuk ke Indonesia, diperkirakan Ibrahim, bakal lebih besar dari modal asing yang keluar Tanah Air pada saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan penerapan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar beberapa waktu lalu. "Kita tahu pada saat Anies mengumumkan tentang PSBB total, dana yang keluar Rp300 triliun ya. Kemungkinan, dana asing yang masuk ke Indonesia akan lebih besar dari Rp300 triliun," ujar Ibrahim.
Besarnya potensi modal asing yang masuk ke Tanah Air salah satunya ditunjang suku bunga surat utang dan obligasi di Indonesia yang cukup menggiurkan. Suku bunga tersebut, kata Ibrahim, relatif lebih tinggi daripada negara lain. Selama ini, ujarnya, pasar yang memang menjadi bidikan para pemodal asing antara lain India, Cina, Indonesia, dan Vietnam. Sehingga, Indonesia kemungkinan besar akan mendapat untung cukup besar dengan situasi saat ini.
"Karena kondisi ekonomi terus stabil dan pemeringkat internasional memberi label BBB+ terhadap obligasi Indonesia," ujar Ibrahim. "Artinya kalau seandainya investor asing membeli saham, obligasi, atau surat utang negara di Indonesia, kemungkinan besar tidak akan gagal bayar."
Dengan demikian, dia optimistis modal asing banyak yang akan masuk ke pasar finansial dalam negeri. Sehingga, rupiah diperkirakan akan terus menguat hingga Rp13.500 pada pekan ketiga November 2020. Situasi serupa juga diperkirakan terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan yang kemungkinan akan mencapai 5.600 di periode yang sama.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menjelaskan investor berharap kemenangan Biden dapat meredakan tensi perang dagang yang telah terjadi antara AS dan China dalam beberapa tahun belakangan. "Sehingga hal tersebut diharapkan juga ikut mendatangkan aliran modal pada pasar saham di mana investor cukup mempertimbangkan tensi geopolitik dalam melakukan alokasi investasi mereka," kata dia, Minggu (8/11) dilansir Kontan.
Selain rasa optimistis dari sentimen kemenangan Biden ini, investor juga memiliki keyakinan terhadap membaiknya ekonomi Indonesia maupun global akhir tahun. Hal ini terlihat dari tren bullish pada pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di beberapa pekan lalu. Okie optimistis IHSG dapat menuju 5.650 di akhir tahun. Dia menyarankan investor untuk mempertimbangkan sektor perbankan, telekomunikasi, dan industri konsumsi menjelang akhir tahun. "Membaiknya perekonomian diharapkan dapat menjadi trigger pemulihan dari kinerja keuangan dan juga pergerakan sahamnya," pungkas Okie.
OVO-Grab-Tokopedia
Dalam rangka memperkuat ekosistem digital terdepan di Indonesia dan demi memfasilitasi kebutuhan setiap pengguna dalam melakukan transaksi, OVO, platform pembayaran digital, rewards dan layanan finansial terdepan di Indonesia, bersama Grab dan Tokopedia terus menghadirkan program OVO BOOM (Belanja OVO Mania) 11.11 yang berlangsung mulai dari tanggal 9-11 November 2020.
Baik OVO, Grab maupun Tokopedia menawarkan ragam promo menarik untuk pengguna, baik pengguna setia maupun yang pertama kali bertransaksi di masing-masing platform, tentunya dengan menggunakan OVO sebagai metode pembayarannya. Program OVO BOOM 11.11 adalah kolaborasi strategis antara OVO, Grab dan Tokopedia sebagai bagian dari ekosistem digital terbesar di Indonesia, untuk meningkatkan cross-use case pada platformnya sekaligus sebagai bentuk terima kasih kepada pengguna. Riset menunjukkan faktor pendorong pengguna untuk melakukan transaksi dengan pembayaran digital adalah karena adanya layanan yang terkoneksi di dalam satu aplikasi dengan layanan lainnya, seperti e-commerce dan layanan transportasi. Hal ini memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna sehingga pengalaman bertransaksi pun menjadi lebih menyenangkan.
“Sebagai platform pembayaran yang senantiasa mendengarkan kebutuhan penggunanya, OVO menghadirkan program OVO BOOM 11.11 yang memanjakan pengguna setia OVO dengan berbagai penawaran promo menarik sebagai bentuk apresiasi. Penawaran tersebut dapat digunakan baik di OVO maupun di platform Grab dan Tokopedia sebagai mitra digital kami, yang sekaligus juga bermaksud untuk mendorong pengguna agar lebih memanfaatkan transaksi digital yang dinilai lebih aman dan nyaman,” ujar Harumi Supit, Head of Corporate Communication OVO dalam keterangan tertulisnya.
Program OVO BOOM 11.11 yang berlangsung mulai dari tanggal 9-11 November 2020, memberikan banyak keuntungan bagi para pengguna seperti Cashback 90 persen berupa OVO Points dengan berbelanja menggunakan OVO untuk layanan GrabFood, Tokopedia dan merchant OVO sendiri bagi pengguna yang pertama kali bertransaksi menggunakan OVO di masing-masing platform,
Bagi pengguna setia, OVO menawarkan promo cashback 50 persen di berbagai merchant yang berpartisipasi serta Deals Buy 1 Get 1 yang bisa didapatkan di aplikasi OVO. Sementara Tokopedia juga menawarkan cashback hingga Rp350,000 dan voucher gratis ongkos kirim dari GrabExpress untuk jasa pengantarannya. Selain voucher GrabExpress, Grab juga menawarkan promo cashback 50 persen untuk layanan GrabCar, GrabBike, GrabFood, dan GrabMart.
Pengguna semakin diuntungkan dengan adanya undian 5 unit iPhone 12 untuk para pengguna yang bertransaksi menggunakan OVO di Tokopedia, Grab dan merchant OVO selama periode 9 -11 November 2020. Untuk Info selengkapnya terkait promo yang ditawarkan dan ketentuannya, pengguna dapat melihatnya pada masing-masing aplikasi OVO, Grab, dan Tokopedia.
(*)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.