Berita Hari Ini : OJK Yakin IHSG Menuju 6.000, Grab Pimpin Pendanaan US$100 Juta di LinkAja
Harga minyak melonjak 3 persen. harga emas naik 1,2 persen, pasar SBN menguat, Maybank buka peluang gugat Winda
Harga minyak melonjak 3 persen. harga emas naik 1,2 persen, pasar SBN menguat, Maybank buka peluang gugat Winda
Bareksa.com - Berikut adalah perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu, 11 November 2020 :
IHSG
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan berbagai kebijakan dikeluarkan otoritas untuk menghadapi dampak dari pandemi Covid-19 diproyeksikan bisa meningkatkan kepercayaan investor. OJK optimistis pasar bisa kembali pulih dari efek pandemi ini. Saat ini posisi IHSG telah ada di kisaran 5.400-an, setelah sempat menyentuh titik terendahnya sekitar 3.900-an di awal pandemi, Maret-April lalu.
Promo Terbaru di Bareksa
"Sekarang saham sudah kembali di atas 5.000, kami yakin bisa normal kembali 6.000 dalam waktu tidak terlalu lama," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, dalam Forum Diskusi Sektor Finansial yang mengambil tema "Kondisi Sektor Keuangan Terkini Serta Meneropong Ekonomi 2021" yang digelar CNBC Indonesia, Selasa (10/11/2020).
Wimboh mengatakan berbagai kebijakan extraordinary yang telah dikeluarkan OJK untuk menghadapi dampak Covid-19 di luar kebiasaan pasar modal. Hal ini membuat dampak penurunan sentimen terlalu direspon negatif oleh pasar. Dia menyebutkan kebijakan extraordinary termasuk pembelian saham emiten tanpa RUPS, batasan autorejection, dan beberapa kebijakan lain agar penurunan tidak terlalu dalam. "Kami berharap berbagai kebijakan ditelurkan membuat confindence investor kembali pulih," katanya.
Selain itu, kehadiran vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Pfizer dan beberapa yang dalam penelitian, memberikan kepercayaan dunia usaha untuk bangkit dari keterpurukan saat pandemi Covid-19. "Ini hanya masalah waktu. sehingga pengusaha tentunya lebih dini antisipasi. Jangan ketinggalan kereta, apalagi pengusaha menengah ke atas, bangkit kembali," ujar Wimboh.
Grab - LinkAja
PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja mengumumkan telah meraih investasi baru. Grab memimpin tahapan seri B ini selaku pemegang saham minoritas. Ini adalah pertama kalinya LinkAja menerima investasi dari perusahaan swasta yang merupakan perusahaan teknologi besar. Secara bersamaan pendanaan ini juga dilakukan oleh Telkomsel, BRI Ventura Investama dan Mandiri Capital Indonesia.
Pendanaan ini menyepakati total komitmen hingga sekitar US$100 juta yang akan dimanfaatkan untuk mengakselerasi pertumbuhan LinkAja menjadi pemimpin teknologi finansial nasional yang berfokus terutama bagi konsumen kelas menengah/aspiran dan UMKM di Indonesia. Dalam penggalangan dana investasi ini, Credit Suisse dan Hiswara Bunjamin & Tandjung bertindak sebagai lembaga eksklusif penempatan dana dan penasihat hukum untuk LinkAja, sementara Hadiputranto, Hadinoto & Partners bertindak sebagai penasihat hukum untuk Grab.
Haryati Lawidjaja, Direktur Utama LinkAja bilang sangat antusias atas bergabungnya Grab sebagai salah satu pemegang saham. LinkAja yakin kerja sama strategis yang didukung oleh investasi dan kekuatan teknologi Grab ini akan memperkuat layanan perusahaan dalam menghadirkan solusi yang efektif untuk memberikan akses ke keuangan dan ekonomi bagi masyarakat Indonesia.
“Kami juga sangat berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan dari seluruh pemegang saham dan Kementerian BUMN. Investasi tahapan Seri B dari Grab, Telkomsel, BRI Venture dan Mandiri Capital ini merupakan wujud kepercayaan atas model bisnis dan pencapaian awal yang telah diraih LinkAja dalam satu tahun sejak berdirinya LinkAja. Kami pun tentunya senantiasa membuka peluang kolaborasi bagi investor dan partner lainnya dari berbagai sektor yang memiliki visi dan misi serupa untuk meningkatkan kesejahteraan serta kemandirian masyarakat Indonesia melalui akselerasi inklusi keuangan dan ekonomi,” ujar Haryati dalam keterangan tertulis pada Selasa (10/11) dilansir Kontan.
Neneng Goenadi, Managing Director of Grab Indonesia menyatakan Grab bersama dengan Kementerian BUMN dan BUMN terkait berkomitmen untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan ekosistem startup di Indonesia. Uang tunai masih menjadi alat tukar utama di Indonesia, dan ada jutaan masyarakat Indonesia yang masih belum terjangkau oleh sistem perbankan tradisional.
“Kami memilih untuk berinvestasi di LinkAja karena secara bersama kami dapat mengakselerasi tujuan dalam mempercepat inklusi finansial di Indonesia. Kolaborasi strategis antara LinkAja dan ekosistem digital kami yang di dalamnya termasuk OVO dan Tokopedia memungkinkan kami untuk menyediakan beragam layanan cashless bagi semua lapisan masyarakat Indonesia dengan aman, nyaman dan mudah diakses," tutur Neneng.
Di tengah tantangan ekonomi selama pandemi COVID-19, LinkAja mampu meningkatkan nilai transaksi bruto dan jumlah transaksi di kuartal ke III 2020 hingga tiga kali lipat, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Harga Minyak
Harga minyak naik hampir 3 persen pada Selasa Amerika Serikat seiring optimisme segera tersedianya vaksin, sebab pandemi Covid-19 telah mengakibatkan permintaan menurun akibat kebijakan lockdown di beberapa negara. Harga minya Brent naik 2,9 persen jadi US$43,61 per barel dan West Texas Intermediate naik 2,7 persen ke US$41,36 per barel.
Kontrak pembelian minyak melonjak 8 persen pada Senin, kenaikan terbesar dalam 5 bulan terakhir, setelah Pfzier dan BioNTech mengumumkan hasil uji coba vaksin Covid-19 miliknya efektif lebih dari 90 persen. Kenaikan harga berlanjut setelah Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases AS, menyatakan vaksin akan tersedia dan mulai didistribusikan ke masyarakat pada Desember.
"Ini menunjukkan bahwa tahun depan masyarakat bisa kembali melakukan liburan, yang artinya akan mendorong permintaan harga minyak." ujar Bob Yawger, direktur energi Mizuho dilansir Reuters.
Harga Emas
Harga emas kembali naik 1,2 persen pada Selasa jadi US$1.884 per ounce, seiring ekspektasi pemulihan ekonomi global dan stimulus lanjutan AS, yang akan mendorong aset safe haven tersebut. "Harga emas mencoba menemukan ekuilibriumnya, hanya 24 jam setelah pengumuman vaksin Pfizer. Saya kira emas akan melanjutkan penguatannya dan akan berlanjut lebih lama," ujar Tai Wong, kepala perdagangan logam mulia BMO, dilansir Reuters.
Harga emas sebelumnya anjlok 4,6 persen pada Senin, atau merupakan penurunan terdalam sejak 11 Agustus 2020. "Namun kebijakan fiskal dan moneter untuk merespons pandemi secara global tampaknya akan terus akomodatif. Ini akan memberikan dorongan bagi harga emas," ungkap analis HSBC.
Rupiah
Nilai tukar rupiah mampu mempertahankan penguatan hingga pertengahan perdagangan Selasa (10/11/2020). Namun, penguatan harus terpangkas, padahal sebelumnya sempat menembus ke bawah Rp14.000 per dolar AS. Dilansir CNBC Indonesia, data Refinitiv menunjukkan rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,36 persen di Rp14.000 per dolar AS, setelahnya mampu menguat hingga 0,53 persen ke Rp13.975 persen. Sayangnya, level tersebut menjadi yang terkuat hingga tengah hari, penguatan rupiah terpangkas hingga tersisa 0,18 persen di Rp14.025 per dolar AS pada pukul 12:00 WIB.
Level Rp13.975 per dolar AS merupakan yang terkuat bagi rupiah dalam 5 bulan terakhir. Sejak pekan lalu hingga ke level tersebut, rupiah sudah melesat lebih dari 4 persen. Melihat posisinya serta persentase penguatan tersebut maka wajar penguatan rupiah terpangkas akibat aksi ambil untung (profit taking).
SBN
Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada Selasa (10/11/2020) mayoritas ditutup menguat, setelah kabar kesuksesan vaksin Pfizer yang ampuh hingga 90 persen tanpa efek samping yang berbahaya. Mayoritas SBN hari ini ramai dikoleksi oleh investor, kecuali SBN tenor 20 tahun dan 30 tahun yang cenderung dilepas oleh investor.
Dilansir CNBC Indonesia, dilihat dari imbal hasilnya (yield), hampir semua SBN mengalami penurunan yield, namun tidak untuk yield SBN tenor 20 tahun yang naik 0,9 basis poin ke level 7,163 persen dan yield SBN berjatuh tempo 30 tahun yang naik 1,7 basis poin ke level 7,33 persen. Sementara itu, yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara turun 0,2 basis poin ke level 6,261 persen kemarin.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang naik. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1 persen.
Maybank Indonesia
Nasabah PT Bank Maybank Indonesia Tbk, Winda Lunardi atau Winda Earl menanggapi kemungkinan perusahaan ini menggugat balik dirinya. Pasalnya, bank asal Malaysia tersebut menemukan beberapa kejanggalan dalam kasus hilangnya uang sekitar Rp22 miliar milik Winda. Hal ini disampaikan oleh Kuasa Hukum Maybank Indonesia Hotman Paris Hutapea.
Winda yang juga dikenal sebagai atlet e-sport, bersama ibunya Floleta Lizzy Wiguna menjadi korban kejahatan perbankan dengan modus bunga tinggi hingga 10 persen. Tabungan yang mereka tanam selama lima tahun di Maybank lenyap. "Itu kuasa hukum saya yang akan melakukan tindakan respons terhadap itu," kata Winda seperti dilansir Tempo.co, Selasa (10/11/2020).
Winda menjelaskan awal mula pembukaan rekening di Maybank Indonesia pada 2014 lalu merupakan rekening koran atau tabungan untuk masa depan dan tidak pernah diotak-atik. Dia memastikan segala transaksi ataupun aktivitas yang terjadi dalam rekening itu, tanpa sepengetahuan dan tanpa persetujuannya. Kalaupun memang ditemukan ada transaksi, menurut Winda, hal itu merupakan penyalahgunaan pihak lain yang tidak dia ketahui.
"Karena itu tabungan masa depan, kami mau simpan. Enggak pernah cek internet banking. Dan karena kami menabung di banyak bank, aman-aman saja selama ini," ucap Winda. Sampai akhirnya belakangan Winda dan ibunya kaget saat akan mengambil dana ternyata diketahui jumlah saldo yang ada di rekening tabungannya hanya tersisa Rp17 juta dan Rp600.000.
Head Financial Crime Compliance National Anti Fraud Maybank Indonesia Andiko sebelumnya menyebutkan ayah Winda dengan pimpinan cabang Cipulir (tersangka dengan inisial AT) sudah saling kenal satu sama lain sejak lama. Hal ini terlihat dari adanya bunga bank yang seharusnya diterima Winda dikirim oleh AT ke rekening Herman Lunardi, ayah Winda.
"Jadi, kami meneliti rekening A dari Maybank, dari situ kami melihat ternyata ada aliran dana dari A ini kepada orang tua dari nasabah yaitu Herman Lunardi dari rekening bank lain," ucap Andiko dalam konferensi pers Senin siang yang disiarkan Live di Instagram @maybankind dilansir Bisnis.com.
Karena banyaknya kejanggalan yang ditemui dalam kasus pembobolan dana ini, kuasa hukum Maybank Indonesia Hotman Paris Hutapea menyebutkan kemungkinan ada rencana menggugat balik nasabah. "Semakin cepat (kami) digugat lebih bagus. Biar tuntas. Karena mungkin kami akan gugat balik malah," katanya.
Ketua Dewan Komisioner Purbaya Yudhi Sadewa memberikan respons terkait kasus pembobolan dana nasabah Maybank senilai Rp22 miliar. Menurut Purbaya, dalam kasus tersebut ada standar operasional prosedur (SOP) yang salah dan termasuk kasus fraud dalam perbankan. Purbaya menyebut, Maybank masuk dalam kasus fraud perbankan dan dalam hal ini, LPS tidak menangani kasus ini per nasabah, melainkan menangani bank yang bermasalah secara keseluruhan.
"Maybank, itu kasus fraud perbankan, LPS tidak menangani kasus fraud seperti itu satu per satu, yang kita tangani kalau bank bermasalah secara keseluruhan, kami jaga agar dana nasabah tersebut bisa dikembalikan semaksimal mungkin. Untuk kasus Maybank, di luar kewenangan LPS," ujar Purbaya, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Selasa (10/11/2020).
(*)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.