Dekati Level 2008, Benarkah Valuasi IHSG Sudah Murah?
Sepanjang Maret 2020, IHSG terkoreksi 16,76 persen dan telah turun 27,95 persen sejak awal tahun
Sepanjang Maret 2020, IHSG terkoreksi 16,76 persen dan telah turun 27,95 persen sejak awal tahun
Bareksa.com - Pandemi global virus corona Covid-19 telah membawa sentimen negatif bagi pasar saham. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menjadi acuan pasar modal Indonesia pun tertekan, hingga mendekati nilainya pada 12 tahun yang lalu.
Sepanjang Maret 2020, IHSG terkoreksi 16,76 persen dan telah turun 27,95 persen sejak awal tahun. Indeks obligasi pemerintah juga telah turun 2,5 persen secara year to date (YTD) hingga akhir Maret 2020.
Secara valuasi, benarkah IHSG sudah murah?
Promo Terbaru di Bareksa
Untuk melihat valuasi, biasanya analis pasar menggunakan price to earning ratio (P/E Ratio) dan price to book value (P/BV).
P/E adalah rasio antara kapitalisasi pasar dengan total laba dari seluruh anggota pasar. Investor menggunakan rasio ini untuk menentukan murah atau mahal valuasi pasar berdasarkan laba bersih.
Sementara itu, berbeda dengan P/E, P/BV adalah rasio antara kapitalisasi pasar dengan total nilai buku (ekuitas). Rasio di bawah 1 kali artinya kapitalisasi pasar lebih murah dibandingkan dengan total ekuitas, sedangkan rasio di atas 1 kali artinya lebih mahal.
Grafik P/BV IHSG
Sumber: Bloomberg, Syailendra Capital
Berdasarkan data dari Buletin Bulanan Syailendra Capital di atas dapat dilihat di bulan Maret 2020, valuasi menggunakan P/BV IHSG telah mencapai level terendah di 2008-2009 yaitu di level 1,28 kali.
Sebagai catatan, di 2008 pasar keuangan mengalami krisis dipicu oleh kejatuhan pasar subprime mortgage, yakni KPR dengan debitur peringkat buruk yang mengalami gagal bayar, di Amerika Serikat dan kemudian menular ke perbankan di seluruh dunia hingga menjadi perlambatan ekonomi global. Pada saat krisis 2008, IHSG turun 51 persen dalam setahun tersebut.
Grafik P/E Ratio IHSG
Sumber: Bloomberg, Syailendra Capital
Namun, di saat yang bersamaan earnings valuation yang tercermin dari P/E Ratio saat ini masih lebih tinggi di atas level 2008-2009, yakni masih 77 persen lebih tinggi (premium).
Meskipun terlihat lebih mahal dari sisi valuasi laba, perlu diingat struktur IHSG berbeda saat ini dengan 2008 yang masih didominasi saham-saham sektor komoditas dan jauh lebih
volatile (rentan naik dan turun cepat).
Sementara itu, Desmon Silitonga, investment analyst Capital Aset Management, juga melihat P/E Ratio IHSG yang semakin rendah di bawah 12 kali. Artinya, valuasi pasar terbilang sangat murah, bahkan sudah 3 standar deviasi dari rata-ratanya.
"P/E IHSG sudah di bawah 3 standar deviasi, termurah dalam 10 tahun," katanya.
IHSG menjadi acuan bagi pasar modal Indonesia, termasuk reksadana saham. Maka, investor dengan tujuan jangka panjang bisa menggunakan momen ini untuk membeli reksadana saham atau reksadana indeks saham.
Akan tetapi, perlu diingat ada risiko ketidakpastian kapan pasar akan kembali bangkit. Sehingga, reksadana saham disarankan untuk investor dengan profil risiko agresif yang bisa menerima risiko tinggi (risk taker) serta untuk investasi jangka panjang (di atas lima tahun).
Sebagai informasi, reksadana adalah kumpulan dana investor yang dikelola oleh manajer investasi untuk dimasukkan ke dalam aset-aset keuangan. Adapun reksadana saham mayoritas portofolionya adalah saham, yang berisiko fluktuatif dalam jangka pendek tetapi berpotensi imbal hasil tinggi dalam jangka panjang.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.