Strategi Investasi 2021 di Reksadana Ala Bahana TCW
Investor perlu mengantisipasi adanya rotasi atau perpindahan kelas aset regional
Investor perlu mengantisipasi adanya rotasi atau perpindahan kelas aset regional
Bareksa.com - Kita telah melewati 2020 dengan penuh cobaan, sekaligus pelajaran berharga. Mari kita sambut 2021 dengan antisipasi agar bisa menghadapi kondisi apapun di depan, termasuk dalam berinvestasi.
Bahana TCW Investment Management dalam Investment Insights 4 Januari 2020 menjelaskan pada tahun ini bahwa investor perlu mengantisipasi adanya rotasi atau perpindahan kelas aset regional, yaitu potensi kembalinya dana asing ke aset negara berkembang termasuk Indonesia. Hal ini berdasarkan analisis menggunakan Macrowave Indicators, yaitu sejumlah indikator makro ekonomi untuk memprediksi kondisi ke depan.
Analisis Bahana TCW dimulai dari adanya kepanikan investor pada April tahun lalu yang menjual aset berisiko dan mencari dolar AS. Hal ini terjadi di awal pandemi yang menekan pasar modal, bahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai level terendah di 3937,6 akibat kepanikan ini.
Promo Terbaru di Bareksa
Kemudian, bank sentral di seluruh dunia mulai menggelontorkan stimulus, membuat suku bunga acuan rendah yang mengakibatkan kelebihan likuiditas yang banyak dan Indeks Dolar (DXY) pun kembali melemah. Selanjutnya, pemilihan presiden AS yang dimenangkan oleh Joe Biden dari Demokrat yang memiliki kebijakan mendukung pasar.
Sejumlah indikator macrowave lain, termasuk FRAOIS yang melihat selisih antara suku bunga bank sentral kepada bank dan suku bunga antar bank, menunjukkan perbaikan. Indeks Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia juga dinilai menarik karena telah memberikan untung 15 persen sepanjang tahun lalu, padahal IHSG yang jadi cerminan pasar saham justru minus 5 persen.
Bahana juga menyebut ada risiko inflasi yang sangat besar, tetapi hanya sementara karena ditahan oleh pengurangan utang dan digitalisasi ekonomi. Namun, investor bisa mengambil untung dari potensi kenaikan nilai aset keuangan ke level sebelum pandemi dan mulai menaruh cash di aset keuangan seperti saham dan obligasi.
"Secara pragmatik yang harus kita manfaatkan adalah proses reflasi financial asset dengan mengurangi alokasi cash," tulis tim ekonom Bahana yang terdiri dari Budi Hikmat dan Emil Muhamad.
Di akhir tahun, kasus penyebaran Covid-19 semakin memburuk dan menjadi risiko bagi ekonomi Indonesia. DKI Jakarta kembali menerapkan pembatasan sosial skala besar (PSBB) Transisi hingga 17 Januari 2021.
Bahana menilai pengadaan vaksin menjadi kunci pemulihan ekonomi di 2021. Apalagi, Indonesia termasuk negara yang paling cepat mengamankan pasokan vaksin. Secara total, Indonesia telah mengamankan 330 juta dosis untuk tahun 2021 dan berpotensi menciptakan imunitas sebesar 53,2 persen populasi.
Faktor-faktor yang telah dibahas di atas mengindikasikan untuk mengambil peluang penguatan lanjutan di pasar obligasi dan saham. Alokasi kelas aset yang disarankan oleh Bahana dari porsi terbesar adalah saham, obligasi, dan pasar uang. "Kondisi terkini mengindikasikan pasar mulai mempriced-in pemulihan ekonomi di 2021."
Menurut Bahana, peluang rupiah bisa menguat ke level Rp13.750 per dolar AS, yield obligasi negara tenor 10 tahun bisa menguat ke 5,76 persen dan IHSG di pasar saham bisa menuju ke 6.760.
Reksadana saham berisikan mayoritas saham dan memiliki risiko tinggi sehingga disarankan untuk investor agresif dan jangka panjang. Reksadana pendapatan tetap berisikan obligasi atau efek surat utang yang disarankan untuk investor moderat dan jangka waktu menengah hingga 3 tahun. Reksadana pasar uang berisikan deposito dan instrumen pasar uang dengan risiko rendah dan cocok untuk pemula dan investor konservatif untuk investasi jangka pendek sekitar setahun.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,87 | 0,14% | 4,04% | 7,71% | 8,10% | 19,56% | 38,73% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.095,63 | 0,17% | 4,15% | 7,20% | 7,52% | 3,42% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,6 | 0,56% | 4,07% | 7,58% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.852,93 | 0,53% | 3,94% | 7,15% | 7,36% | 17,96% | 42,17% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.286,44 | 0,82% | 4,18% | 7,29% | 7,50% | 19,98% | 35,82% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.