Cadangan Devisa Indonesia Menguat di Januari, Kabar Positif untuk Investasi
Peningkatan cadangan devisa pada Januari 2020 terutama didorong oleh penerbitan global bond pemerintah
Peningkatan cadangan devisa pada Januari 2020 terutama didorong oleh penerbitan global bond pemerintah
Bareksa.com - Berita baik terkait data ekonomi Tanah Air datang lagi, cadangan devisa meningkat pada Januari 2020. Data makro ekonomi ini diharapkan bisa mendorong kinerja investasi, termasuk pasar obligasi dan reksadana.
Cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Januari 2020 naik US$2,52 miliar atau setara Rp35,02 triliun (nilai tukar Rp13.900 per dolar AS). Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko mengatakan peningkatan cadangan devisa pada Januari 2020 dipengaruhi oleh sejumlah hal.
Pada Desember 2019, cadev Indonesia tercatat US$129,18 miliar setara Rp1.795 triliun dan pada Januari 2020, menjadi sebesar US$131,70 miliar atau sebesar Rp1.830 triliun (nilai tukar Rp13.900 per dolar AS).
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: BI.go.id
Nah, jika dibandingkan posisi cadangan devisa Indonesia pada 31 Januari 2019, posisi pada 31 Januari 2020 tumbuh sebesar US$11,63 miliar atau setara Rp161,65 triliun. Cadangan devisa Indonesia pada 31 Januari 2019, tercatat US$120,07 miliar, atau setara Rp1.668 triliun.
Sumber: BI.go.id
"Peningkatan cadangan devisa pada Januari 2020 terutama didorong oleh penerbitan global bond pemerintah, penerimaan devisa migas, dan penerimaan valas lainnya," jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko, Jumat (7/2).
Lebih lanjut, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,8 bulan impor atau 7,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. BI optimistis cadangan devisa akan tetap memadai didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik.
Dorongan Positif
Gubernur BI, Perry Warjiyo pada sebuah kesempatan sempat mengungkapkan jumlah cadangan devisa dapat digunakan untuk memitigasi kemungkinan keluarnya dana asing dari dalam negeri, pembiayaan impor, dan pembayaran utang luar negeri (ULN).
Cadangan devisa adalah sebagai seluruh aktiva luar negeri yang dikuasai oleh otoritas moneter dan dapat digunakan setiap waktu untuk membiayai ketidakseimbangan neraca pembayaran, atau dalam rangka stabilitas moneter dengan melakukan intervensi di pasar valuta asing dan untuk tujuan lainnya.
Fungsi dari cadangan devisa yaitu untuk membiayai ketidakseimbangan neraca pembayaran dan untuk menjaga stabilitas moneter. Dalam kaitan dengan neraca pembayaran, cadangan devisa biasanya digunakan untuk membiayai impor dan membayar kewajiban luar negeri, sementara dalam fungsinya untuk menjaga stabilitas moneter adalah untuk mempertahankan nilai tukar rupiah.
Makanya, jika suatu waktu cadangan devisa dinyatakan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, hal tersebut disebabkan oleh tiga faktor penyebab yakni pertama, untuk pembayaran bunga utang luar negeri pemerintah, kedua pemenuhan kewajiban BUMN untuk pembayaran impor bahan baku, dan ketiga intervensi BI untuk meredam pelemahan nilai tukar.
Cadangan devisa yang naik adalah positif bagi makro ekonomi Indonesia. Bagi investor, hal ini memberikan prospek bagus untuk berinvestasi di Indonesia, termasuk di surat berharga negara (SBN).
Dengan prospek yang baik, maka asumsi imbal hasil (yield) obligasi negara peluangnya lebih kecil untuk naik. Kondisi ini bisa menjaga harga obligasi negara tetap stabil, yang bagus untuk reksadana pendapatan tetap.
Sebagai informasi, reksadana pendapatan tetap menaruh mayoritas portofolionya dalam efek utang (obligasi), sehingga peningkatan harga obligasi negara tentu bisa mendorong kinerja jenis reksadana ini.
Selain itu, Indonesia juga baru saja mendapatkan rating layak investasi BBB+ dari lembaga pemeringkat Jepang, Japan Credit Rating. Kabar positif bagi pasar obligasi pun bertambah. (hm)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.