Wapres Ma'ruf Amin Minta OVO Bantu Ekonomi Syariah
Indonesia memiliki potensi besar dalam pasar modal syariah, khususnya reksadana
Indonesia memiliki potensi besar dalam pasar modal syariah, khususnya reksadana
Bareksa.com - Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin meminta perusahaan pembayaran digital OVO untuk membantu perekonomian masyarakat khususnya bisnis syariah. Permintaan itu disampaikan Ma'ruf saat menerima Presiden Direktur PT Visionet Internasional (OVO) Karaniya Dharmasaputra di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (5/12/2019).
“Untuk menumbuhkan ekonomi kerakyatan, diperlukan sinergi antar kementerian/lembaga, BUMN, dan pengusaha, serta juga melibatkan perusahaan-perusahaan e-commerce,” ujar Wakil Presiden (Wapres) seperti dikutip dari laman wapres.go.id.
Karaniya, usai bertemu Ma'ruf, menjelaskan bahwa pihaknya melaporkan perkembangan dari platform pembayaran digital yang sudah menjadi salah satu unicorn Indonesia ini.
Promo Terbaru di Bareksa
"Teknologi pembayaran elektronik seperti OVO itu bisa membantu seperti seputar UKM dan ekonomi kerakyatan dan juga untuk mendorong perekonomian umat, khususnya ekonomi syariah," jelas Karaniya, dikutip Suara.com.
Lebih lanjut Karaniya yang juga CEO di Bareksa.com mengatakan OVO mendukung inklusi keuangan dengan menyediakan akses yang lebih mudah kepada produk keuangan dan investasi, seperti reksadana. "Karena tadi disampaikan Pak Wapres, bahwa memang baru belakangan didorong supaya masyarakat awam dan umum bisa memiliki akses terhadap reksadana syariah dan sukuk," beber dia.
Bekerja sama dengan Bareksa sebagai agen penjual reksadana resmi yang telah mendapat lisensi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), OVO akan segera meluncurkan produk reksadana pasar uang dalam platformnya.
Potensi Syariah
Pertumbuhan reksadana syariah memang terbilang sangat pesat, menimbang potensi yang dimiliki Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi Muslim terbesar di dunia. Bahkan, pertumbuhan reksadana syariah sudah melampaui industri reksadana secara umum.
Data OJK mencatat, dana kelolaan alias asset under management (AUM) reksadana syariah mencapai Rp57,84 triliun per Oktober 2019, atau naik 58,77 persen persen sepanjang tahun berjalan (year to date/YTD). Sementara itu, industri reksadana secara umum punya AUM Rp553,2 triliun atau hanya naik 9,19 persen secara YTD
Dengan pertumbuhan ini, pangsa pasar reksadana syariah juga melesat hingga mencapai 10,45 persen dari industri.
Grafik Perkembangan AUM Reksadana Syariah
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry October 2019
Direktur Utama Trimegah Asset Management, Anthony Dirga juga mengatakan bahwa dana kelolaan reksadana syariah di Indonesia sangat kecil, bila dibandingkan dengan AUM reksadana syariah di negara tetangga kita Malaysia, yang bisa mencapai sekitar Rp400 triliun dengan populasi yang hanya 30 juta jiwa, dibandingkan Indonesia yang sudah mencapai 260 juta jiwa.
"Namun, hal ini bisa dilihat dengan kacamata optimis. Potensi kita masih besar sekali. Industri reksadana syariah bisa tumbuh lebih kencang dibandingkan dengan reksadana konvensional," ujarnya di Jakarta 6 Desember 2019.
Sementara itu, data Bursa Efek Indonesia mencatat jumlah investor di Pasar Modal Syariah yang terus meningkat, yaitu sebesar 41 persen menjadi 62.840 investor sampai dengan November 2019.
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.