Berita Hari Ini : Pemakaman Ciputra, Sri Mulyani Persilakan Artis Pamer Saldo
BI sinyal relaksasi lanjutan, kredit finteh ditarget Rp70 T, BBTN rombak direksi, ANTM fokus hilir, dividen UNVR Rp3,2 T
BI sinyal relaksasi lanjutan, kredit finteh ditarget Rp70 T, BBTN rombak direksi, ANTM fokus hilir, dividen UNVR Rp3,2 T
Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 28 November 2019 :
Kementerian Keuangan
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mempersilakan siapapun memperlihatkan saldo rekening asal taat pajak. Hal itu menanggapi kelakuan artis Tanah Air yang kerap memperlihatkan saldo rekening. "Setiap orang memiliki compliance terhadap akses informasi. Jadi kalau memang Rp1 miliar itu adalah memang hasil penerimaan yang sudah bersih dari pajak ya enggak apa-apa juga," kata Sri Mulyani Indrawati usai memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia (UI), Depok (27/11/2019) dilansir Kompas.com.
Promo Terbaru di Bareksa
Adapun saat ini, pihaknya telah menerima data para nasabah melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) secara otomatis. Penerimaan data itu sudah sesuai dengan aturan yang berlaku setelah adanya sistem Automatic Exchange of Information (AEoI) yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 39 Nomor 2017 tentang Tata Cara Pertukaran Informasi.
"Kita mendapatkan laporan secara reguler kan itu sesuai dengan peraturan akses informasi," ucapnya. Karena adanya sistem AEol, Sri Mulyani membantah Ditjen Pajak sengaja memeriksa dan mengejar para Wajib Pajak dengan saldo ATM Rp1 miliar atau lebih karena maraknya artis memamerkan saldo rekening.
Ciputra
Tempo.co melaporkan Pendiri dan pimpinan Grup Ciputra, Ciputra akan dikebumikan di pemakaman keluarga, Desa Sukamaju Jonggol, Jawa Barat pada Kamis 5 Desember 2019. Ciputra tutup usia pada hari Rabu, 27 November 2019 pukul 1:05 waktu Singapura. Jenazah disemayamkan mulai Jumat, 29 November di Ciputra Artprenuer Ciputra World I, retail podium lantai 11 Jalan Prof Dr Satrio kav 3-5 Kuningan, Jakarta.
Lahir di Parigi, Provinsi Sulawesi Tengah, pada 24 Agustus 1931, Pak Ci, demikian dia biasa disapa, dikenal sebagai orang yang merintis dan membesarkan tiga grup korporasi yakni Grup Jaya, Grup Metropolitan, dan Grup Ciputra.
Ciputra, sang pelopor real estate Indonesia itu memulai bisnisnya tanpa modal. Dia hanya mengandalkan kredit ke bank-bank di awal karirnya. Menurut Ciputra, entrepreneurship merupakan ilmu kehidupan. Lima puluh tahun silam, kata dia, dirinya “buta” tentang entrepreneur. “Tapi, setelah saya menjalankannya, saya bisa," kata dia Senin, 17 Februari 2019.
Sejumlah proyek yang dikembangkan Ciputra, yaitu Taman Impian Jaya Ancol, Pondok Indah, Serpong, perumahan Kedoya Garden, Wesling Apartment, Perumahan Kembangan Baru, Green Court Residences, CREA Resort Office Bali, Bintaro, Ciputra World II dan sejumlah mal lainnya.Selain itu, juga perumahan Springhill Golf Residences, Royale Springhill Apartment, The Boutique Apartment and Office Park Kemayoran.
Ciputra Group juga mengembangkan proyek Ciputra Hanoi International City, Grand Phnom Penh International City di Kamboja, dan Grang Shenyang International City di Cina.
Bank Indonesia
Dalam rangka merespons perekonomian global dan domestik tahun depan, Bank Indonesia memberi sinyal akan melakukan relaksasi lanjutan pada instrumen kebijakan makroprudensial. Dilansir Bisnis.com yang mengutip Kajian Stabilitas Keuangan yang terbit Rabu (27/11/2019), BI menyatakan sampai akhir 2019, perang dagang AS dan China masih akan berimbas pada kinerja perekonomian global. Alhasil, volume perdagangan dunia akan semakin tertekan.
Sampai dengan akhir 2019, pertumbuhan ekonomi masih diperkirakan bisa tumbuh sampai 5,08 persen. “Pertumbuhan ini akan ditopang oleh penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) pada semester II 2019 yang akan mendorong investasi sektor konstruksi,” tulis BI dalam laporannya.
Untuk mendukung proyeksi pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan, BI secara konsisten akan terus menerapkan kebijakan makroprudensial yang dapat memberikan ruangan kepada perbankan untuk menyerap risikonya dan melakukan intermediasi. Beberapa cara yang sudah dilakukan adalah penyempurnaan rasio intermedia makroprudensial (RIM). Penyempurnaan RIM dilakukan dengan mengeksplorasi sumber pendanaan lain yang eligible dimasukkan dalam perhitungan RIM.
BI telah melakukan pelonggaran yakni rasio loan to value atau financing to value (LTV/FTV) untuk kredit atau pembiayaan properti 5 persen, uang muka untuk kendaraan bermotor 5-10 persen, serta tambahan keringanan rasio LTV/FTV untuk kredit atau pembiayaan properti dan uang muka untuk kendaraan bermotor berwawasan lingkungan masing-masing 5 persen. Ketentuan tersebut berlaku efektif sejak 2 Desember 2019.
Fintech Lending
Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) memperkirakan jumlah penyaluran kredit melalui teknologi finansial pinjaman (fintech lending) pada tahun depan bisa naik hingga 45 persen menjadi Rp70 triliun. Untuk tahun ini, AFPI memproyeksi pertumbuhan pinjaman bisa naik hingga 100 persen atau dua kali lipat menjadi Rp45 triliun.
Jumlah pinjaman fintech memang terus meningkat sejak 2018. Pada tahun lalu, jumlah pinjaman tumbuh hingga 800 persen menjadi Rp23,4 triliun dari tahun sebelumnya yang hanya sekitar Rp3 triliun. Pertumbuhan penyaluran pinjaman didorong banyaknya masyarakat yang belum mendapatkan layanan finansial.
Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2019 yang dilakukan oleh Google dan Tamasek pada akhir 2019, ada 92 juta masyarakat dewasa Indonesia yang belum tersentuh layanan finansial. Pangsa pasar tersebut yang coba diambil oleh fintech lending, terutama dari kalangan millenial.
"Itu (millenial) kan yang paling siap terhubung dengan fintech dan e-commerce," ujar Ketua Harian AFPI Kuseryansyah pada Rabu (27/11) di Jakarta dilansir Katadata.co.id.
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) akan membagikan dividen interim senilai total Rp3,28 triliun atau Rp430 per saham. Dilansir Bisnis.com, pengumuman perseroan yang dirilis Rabu (27/11/2019) menyebutkan rapat direksi pada 22 November 2019 memutuskan untuk membagikan dividen interim untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2019 senilai Rp430 per saham atau seluruhnya Rp3,28 triliun yang berasal dari laba bersih perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2019.
Dividen dibagikan kepada pemilik 7,63 miliar saham perseroan yang nama-namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada 4 Desember 2019 pukul 16.00 WIB. Tanggal terakhir perdagangan saham dengan hak dividen atau cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 2 Desember 2019. Sedangkan cum dividen di pasar tunai pada 4 Desember 2019. Pemegang saham akan menerima pembayaran dividen interim pada 18 Desember 2019.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terus menggeber pengerjaan beberapa proyek hilir. ANTM tercatat memiliki setidaknya dua proyek hilir. Dilansir Kontan, proyek itu di antaranya pembangunan pabrik feronikel Halmahera Timur. Proyek pabrik feronikel Halmahera Timur memiliki kapasitas produksi 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi).
Senior Vice President (SVP) Corporate Secretary Aneka Tambang Kunto Hendrapawoko, mengatakan sampai dengan September 2019 realisasi konstruksi telah mencapai 97 persen. Dengan selesainya konstruksi pabrik feronikel Halmahera Timur, ANTM memiliki potensi peningkatan kapasitas produksi feronikel.
Kemudian ANTM juga tengah mengembangkan smelter grade alumina refinery (SGAR) di Kalimantan Barat. SGAR merupakan proyek pengembangan hilir kerjasama antara INALUM (kini MIND ID) dengan ANTM. Konstruksi proyek SGAR tahap pertama memiliki kapasitas produksi 1 juta ton SGA. Sejalan dengan initial production SGAR direncanakan pada 2022, ANTM berharap bisa melakukan groundbreaking pada tahun ini.
Meski begitu, Kunto mengatakan, ANTM juga tetap berupaya mempertahankan dan menurunkan lebih lanjut biaya tunai sebagai bagian dari efisiensi agar tetap memiliki daya saing usaha. Untuk diketahui, penggunaan belanja modal alias capital expenditure (capex) pun dialokasikan untuk proyek pengembangan ANTM ini. Sampai dengan kuartal III 2019, ANTM mencatat realisasi belanja modal Rp842,67 miliar.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau BTN baru saja merampungkan agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Menara BTN, Jakarta Pusat, Rabu 27 November 2019. Dalam agenda RUPSLB tersebut, perusahaan pelat merah ini memiliki agenda perubahan susunan pengurus perseroan.
Pemegang saham menunjuk Direktur Utama yang baru yakni Pahala Nugraha Mansury. Rapat tertinggi ini juga menetapkan Chandra M. Hamzah sebagai Komisaris Utama Bank BTN. "Selain itu, keputusan RUPSLB juga memberhentikan memberhentikan tiga nama direktur yakni Oni Febriarto Rahardjo, Dasuki Amsir dan R. Mahelan Prabantarikso," kata Direktur Finance, Planning, & Treasury Nixon L. P. Napitupulu dikutip Tempo.co.
Selain memberhentikan ketiga direktur tersebut, RUPSLB juga melakukan perubahan nomenklatur pimpinan direksi di tubuh BTN. Dengan adanya perubahan itu, saat ini susunan direksi yang semula 9 direktur menjadi hanya 8 direktur. Sedangkan posisi komisaris juga dipangkas menjadi 6 dari semula 8 orang. Dengan susunan baru itu, dilaporkan ada dua orang baru yang masuk menjadi direktur. Kedua orang tersebut adalah Setyo Wibowo sebagai Direktur Enterprise Risk Management, Big Data & Analytics dan Jasmin sebagai Direktur Distribution & Ritel Funding.
(*)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.380,2 | 1,09% | 5,00% | 7,35% | 8,50% | 19,34% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.090,33 | 0,49% | 5,21% | 6,68% | 7,14% | 2,71% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.838,73 | 0,53% | 3,93% | 6,33% | 7,43% | 17,20% | 39,76% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,71 | 0,66% | 3,97% | 6,69% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.259,31 | 0,74% | 3,72% | 6,02% | 7,00% | 19,69% | 35,52% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.