Investasi Reksadana Masih Belum Untung? Hindari Dua Kesalahan Ini
Masih banyak orang yang salah paham dalam berinvestasi di reksadana sehingga hasilnya kurang maksimal, atau malah rugi
Masih banyak orang yang salah paham dalam berinvestasi di reksadana sehingga hasilnya kurang maksimal, atau malah rugi
Bareksa.com - Pasar modal telah memberikan menawarkan berbagai jenis produk investasi, baik itu dalam bentuk reksadana, saham, obligasi dan efek lainnya. Dari semua instrumen tersebut, reksadana adalah salah satu pilihan investasi yang yang mudah dan murah bagi orang awam seperti kita.
Namun kenyatannya, masih banyak orang yang salah paham dalam berinvestasi di reksadana sehingga hasilnya kurang maksimal, atau malah rugi. Karena tidak sesuai dengan ekpektasi, bahkan ada yang sampai berjanji dalam diri tidak akan lagi investasi pada semua produk-produk reksadana.
Jangan sampai hal tersebut terjadi pada kita. Untuk menghindari kesalahan dalam berinvestasi, kita perlu berpikir dan renungkan lagi : apakah investasi yang kita pilih sudah sesuai dengan tujuan, profil risiko dan kesediaan dana yang dimiliki?
Promo Terbaru di Bareksa
Kesalahan Umum dalam Investasi
1. Tidak Punya Tujuan
Selain menabung, investasi menjadi salah satu sarana untuk mewujudkan mimpi kesuksesan finansial. Oleh karena itu, sebelum memutuskan investasi reksadana, maka kita wajib menentukan sebuah tujuan keuangan yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Tujuan ini diibaratkan sebagai sebuah titik akhir yang akan kita capai di kemudian hari.
“Reksadana apa yang menguntungkan dan aman?” Banyak orang yang menanyakan hal itu terutama investor pemula, karena berharap mendapat profit dengan cara yang instan tanpa memikirkan untuk apa hasil investasinya.
Hal itu sama saja ketika orang bertanya, “Lewat jalan mana yang paling lancar?” Orang tidak bisa memberikan penjelasan yang sesuai kalau kita tidak menyebutkan tujuan tempat yang ingin didatangi.
Oleh karena itu, tujuan investasi sangatlah penting bagi kita sebelum memulai investasi, karena dengan tujuan itu maka kita akan fokus dan dapat dengan mudah mempertimbangkan jenis reksadana yang akan dipilih.
Tujuan invesatasi sangatlah beragam, misalnya untuk dana pendidikan, dana pernikahan, dana pensiun, dana darurat atau berjaga-jaga, dana kesehatan, dan lain-lain.
2. Tidak Sesuai Jangka Waktu
Banyak investor pemula yang salah merencanakan jangka waktu investasinya karena dari awal belum tahu tujuan untuk investasi tersebut. Jika dari awal anda tidak punya prinsip, maka selanjutnya akan sulit menetukan langkah ke depannya.
Jangan sampai ketika kita memiliki tujuan untuk persiapan anak masuk sekolah misalkan dalam waktu 7 bulan lagi, tetapi memilih atau menginvestasikan dana ke reksadana saham. Hal itu tentu kurang tepat!
Persiapan dana anak sekolah yang tinggal 7 bulan lagi, bisa dikategorikan sebagai kebutuhan jangka pendek, karena kurang dari 1 tahun. Untuk jangka waktu pendek, jenis reksadana yang paling cocok adalah reksadana pasar uang, karena memiliki risiko yang paling rendah dan tidak fluktuatif (naik turun cepat dalam waktu dekat) terhadap sentimen-sentimen makro ekonomi.
Karakteristik reksadana pasar uang tentu berbeda 180 derajat dengan reksadana saham yang memiliki risiko paling tinggi dan fluktuasi yang sangat cepat. Oleh karena itu jenis reksadana saham sangat tidak dianjurkan untuk investasi jangka pendek, tetapi lebih optimal jika digunakan untuk tujuan jangka panjang (>5 tahun).
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/hm)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.