Berita Hari Ini : Dirut KSEI Tampil di Nasdaq, PNM Obligasi Rp2 Triliun
Pemain dapen bertambah, SAN Finance obligasi Rp500 miliar, minat lelang SBSN bakal ramai
Pemain dapen bertambah, SAN Finance obligasi Rp500 miliar, minat lelang SBSN bakal ramai
Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin, 27 Mei 2019 :
Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI)
Pelaku usaha dana pensiun diperkirakan akan bertambah meski terjadi tren penurunan jumlah pelaku usaha dalam beberapa tahun terakhir.
Promo Terbaru di Bareksa
Direktur Eksekutif Asosasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi mengatakan ada beberapa pemain yang berencana mendirikan dana pensiun. Salah satunya adalah Badan Kredit Kecamatan (BKK) Jawa Tengah.
“BKK Jateng sedang dalam proses. Tapi prosesnnya belum sampai ke Otoritas Jasa Keuangan,” kata Bambang dikutip Kontan, akhir pekan lalu.
Tahun lalau industri dana pensiun juga kedatangan pemain baru dari Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Mereka adalah DPLK Capital Life dan DPLK Tokio Marine Life Indonesia.
Mengutip laporan OJK, sampai Maret 2019, pemain dana pensiun berjumlah 227 pelaku usaha. Dari jumlah itu, Dana Pensiun Pemberi Kerja - Program Pensiun Manfaat Pasti (DPPK-PPMP) masih mendominasi yaitu sebanyak 162 pemain, menyusul Dana Pensiun Pemberi Kerja-Program Pensiun Iuran Pasti (DPPK-PPIP) 41 pemain dan DPLK 24 pemain.
Jumlah pemain tersebut menurun dibandingkan tahun lalu. Seperti diketahui, Maret tahun lalu jumlah pemain dana pensiun sebanyak 234 perusahaan.
PT SAN Finance
Jumat (24/5) akhir pekan lalu, PT Surya Artha Nusantara Finance (SAN Finance) memulai masa penawaran umum Obligasi Berkelanjutan III Tahap I. Untuk surat utang ini, dana yang ingin diperoleh SAN Finance berjumlah Rp500 miliar, dari total target penerbitan Obligasi Berkelanjutan III yang sebesar Rp2,5 triliun.
Obligasi Berkelanjutan III Tahap I SAN Finance terbagi dalam dua seri, yakni seri A dan B. Seri A memiliki nilai pokok Rp219 miliar dengan tawaran suku bunga 7,7 persen per tahun yang akan dibayar per triwulan. Surat utang seri A ini memiliki tenor 370 hari dan akan jatuh tempo pada 8 Juni 2020.
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara yang digelar pada Selasa (28/5) mendatang dinilai bakal berlangsung ramai. Namun, karena risiko global tengah meningkat, investor diperkirakan akan meminta yield yang lebih tinggi.
Research Analyst Capital Asset Management Desmon Silitonga menyampaikan dua hari terakhir pasar obligasi Indonesia tengah diliputi katalis positif seperti penguatan rupiah. Hal ini berdampak pada penurunan yield Surat Utang Negara (SUN) yang kembali ke bawah level 8 persen untuk tenor 10 tahun.
Dengan begitu, permintaan terhadap lelang sukuk di awal pekan depan dipercaya akan meningkat kendati musim liburan semakin dekat. Bukan mustahil pula nilai penawaran yang masuk pada lelang sukuk nanti melebihi pencapaian lelang sebelumnya Rp20,46 triliun.
Walau menunjukkan sedikit perbaikan, namun pasar obligasi domestik masih rentan terhadap tekanan global. Ini mengingat sejumlah sentimen negatif masih beredar, seperti peningkatan eskalasi perang dagang antara AS dan China.
Desmon menilai, para investor cenderung masih akan meminta yield yang lebih tinggi ketimbang posisi di pasar sekunder.
“Semenjak risiko di pasar obligasi mulai meningkat, investor kerap meminta yield yang tinggi dalam beberapa lelang terakhir,” ungkap Desmon, Jumat (24/5).
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Friderica Widyasari Dewi merasa terharu mendapat apresiasi dari Nasdaq, bursa terbesar kedua di dunia asal Amerika Serikat.
Kiprah perempuan yang akrab disapa Kiki, sebagai direktur sejumlah SRO (self regulatory organization) dan sepak terjangnya di pasar modal, mendapat perhatian dari media bursa Nasdaq (business.nasdaq.com).
"Jadi sweet closing saya di KSEI. Terharu. Diapresiasi sampai begitu. Sampai ditampilkan di Times Square," kata Kiki seperti dikutip Bisnis, Ahad (26/5/2019) malam.
Dilansir dari laman resmi Nasdaq, pekan lalu Kiki yang telah mendapat gelar doktor dari Universitas Gadjah Mada ini berbagi pengalaman mengenai kariernya di pasar modal, keuangan, dan teknologi.
Dalam wawancara dengan Nasdaq, Kiki menyampaikan bahwa dirinya yang lulus sarjana ekonomi dari UGM dan meraih gelar MBA di California State University mulai memasuki dunia pasar modal lewat Bursa Efek Indonesia. Dia bangga dapat berkontribusi dalam mengembangkan pasar modal Indonesia.
"Saya melihat pasar modal Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh, secara ukuran, jumlah investor, perusahaan tercatat, pengembangan produk, dan lainnya. Hal ini membuat pekerjaan di SRO menjadi menarik dan menantang," kata Kiki.
PT Permodalan Nasional Madani (PNM)
PT Permodalan Nasional Madani (Persero) akan menerbitkan dan menawarkan Obligasi Berkelanjutan III PNM Tahap I Tahun 2019 dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya Rp2 triliun.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari laman PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, Jumat (24/5/2019), Permodalan Nasional Madani akan menawarkan dan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III PNM Tahap I Tahun 2019 yang terdiri atas dua seri.
Seri A, memiliki jumlah pokok Rp1,271 triliun dengan tingkat bunga tetap 9,5 persen. Frekuensi pembayaran bunga setiap tiga bulanan dan jatuh tempo pada 28 Mei 2022 atau bertenor tiga tahun.
Seri B, memiliki jumlah pokok Rp564 miliar dengan tingkat bunga tetap 9,85 persen. Frekuensi pembayaran bunga setiap tiga bulanan dan jatuh tempo pada 28 Mei 2024 atau bertenor 5 tahun.
Sisa dari jumlah pokok yang ditawarkan sebanyak-banyaknya Rp165 miliar rupiah akan dijamin secara kesanggupan terbaik atau best effort.
Rencananya, penawaran umum dilakukan mulai Jumat 24 Mei 2019 dan penjatahan pada 27 Mei 2019. Pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada 29 Mei 2019.
Adapun, penjamin pelaksana emisi obligasi tersebut yakni PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, PT Indo Premier Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.