Bursa Saham AS Anjlok 660 Poin, Bursa Asia Dibuka Ikut Melemah Pagi Ini
Data inflasi dan indeks PMI Indonesia sesuai ekspektasi
Data inflasi dan indeks PMI Indonesia sesuai ekspektasi
Bareksa.com - Saham-saham Wall Street ditutup anjlok pada perdagangan, Kamis (3/1/2019). Dow Jones Industrial Average amblas 660,02 poin atau 2,8 persen dipimpin anjloknya saham Apple. S&P 500 turun 2,47 persen dengan sektor teknologi yang melemah hingga 5,07 persen. Nasdaq Composite turun tajam 3 persen setelah saham Apple terjun bebas hampir 10 persen atau yang terburuk bagi saham Apple sejak 2013.
Apple pada hari Rabu sore mengeluarkan perkiraan pendapatan kuartalan yang berakhir 29 Desember sebesar US$84 miliar (Rp 1.210 triliun) dibandingkan perkiraan sebelumnya US$89 miliar hingga US$93 miliar.
Para analis memperkirakan raksasa teknologi itu akan mencetak pendapatan US$91,3 miliar. Apple menyalahkan defisit pendapatan itu kepada melemahnya penjualan di China. Selain itu, pangsa pasar Apple mulai tergerus Huawei.
Promo Terbaru di Bareksa
Selain itu, anjloknya saham-saham hari Kamis juga diperparah oleh sentimen negatif dari pembacaan data sektor manufaktur AS yang lebih lemah dari perkiraan. Indeks manufaktur ISM turun ke 54,1 di Desember, lebih rendah dari perkiraan ekonom 57,9.
Bursa Asia Dibuka Melemah Pagi Ini
Bursa Jepang dibuka terjun bebas 3 persen lebih, pada Jumat (4/1/2019), akibat terpukul penguatan yen dan aksi jual yang terjadi di Wall Street di tengah kekhawatiran pelemahan ekonomi global.
Sementara indeks Kospi dibuka turun 0,2 persen dan indeks patokan Australia ASX 200 dibuka turun lebih dar 1 persen ketika semua sektor alami pelemahan.
Rupiah Menguat ke Rp14.375 per Dollar AS
Pada Jumat (4/1/2018), US$1 dibanderol Rp14.375 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,21 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Data Inflasi dan Indeks PMI Indonesia Sesuai Ekspektasi
Dari dalam negeri, investor asing masih percaya kepada perekonomian dalam negeri dengan mencatatkan pembelian bersih senilai Rp74 miliar di pasar reguler. Posisi Indonesia masih seksi melihat PMI Indonesia versi Nikkei yang masih di angka 51,2.
Nilai tersebut cenderung lebih baik jika dibandingkan beberapa negara seperti China, Korsel, Malaysia, dan Taiwan yang diumumkan di bawah 50 yang menunjukkan kontraksi atau pesimisme geliat perekonomian ke depan.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan angka inflasi 2018 pada Rabu (2/1/2019). Sepanjang 2018 inflasi tercatat 3,13 persen dan masih berada dalam range target BI 2,5 - 4,5 persen, angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi periode 2017 yang sebesar 3,61 persen.
BPS mengharapkan tahun 2019 ini angka inflasi bisa lebih rendah dan terjaga jika dibandingkan tahun tahun sebelumnya.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.