Bidik Marketing Sales Naik 10 Persen di 2019, Ini Peluang Saham PPRO
Saham PPRO pada perdagangan Senin, 10 Desember 2018 ditutup melonjak 8 persen berakhir pada level Rp135
Saham PPRO pada perdagangan Senin, 10 Desember 2018 ditutup melonjak 8 persen berakhir pada level Rp135
Bareksa.com - Harga Saham PT PP PropertiTbk (PPRO) pada perdagangan Senin, 10 Desember 2018 ditutup melonjak 8 persen berakhir pada level Rp135 per saham.
Saham PPRO bergerak atraktif pada perdagangan kemarin ditransaksikan sebanyak 4.702 kali, serta nilai transaksinya mencapai Rp17,48 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga broker teratas yang paling banyak membeli saham PPRO pada perdagangan kemarin antara lain Mirae Asset Sekuritas (YP) senilai Rp4,36 miliar, Mandiri Sekuritas (CC) Rp2,12 miliar, dan Indo Premier Sekuritas (PD) Rp1,65 miliar.
Promo Terbaru di Bareksa
Nilai pembelian ketiga broker tersebut berkontribusi terhadap nilai transaksi keseluruhan saham PPRO masing-masing 24,94 persen, 12,13 persen, dan 9,44 persen.
PPRO Bidik Pertumbuhan Penjualan 10 Persen Tahun Depan
PT PP Properti Tbk (PPRO) masih optimistis tahun depan pasar properti akan lebih baik. Pengembang proyek apartemen Grand Kamala Lagoon ini menargetkan pendapatan pra-penjualan alias marketing sales tumbuh 10 persen pada 2019.
Meski begitu, PP Properti masih akan melanjutkan strategi yang sama seperti tahun ini, yakni dengan tetap menjajaki penjualan secara borongan atau bulk sales.
Untuk tahun ini, PPRO juga masih percaya diri bisa mencapai target marketing sales senilai Rp3,8 triliun. Sepanjang Januari-September 2018, anak usaha PT PP (Persero) Tbk (PTPP) ini berhasil membukukan marketing sales Rp3,1 triliun atau mencapai 81,5 persen dari target.
Pencapaian marketing sales PPRO tersebut berkat strategi penjualan secara borongan. Pasalnya, perusahaan yang berdiri 2013 lalu itu banyak menjalin kerja sama dengan organisasi alumni universitas untuk penjualan apartemen kampus yang sedang mereka bangun.
Penjualan bulk sales menjadi penopang kinerja PPRO di saat penjualan ritel yang masih tergolong lambat tahun ini. Untuk tahun depan, Indaryanto yakin, pasar properti akan lebih baik dengan banyaknya pelonggaran aturan yang pemerintah dan Bank Indonesia (BI) berikan di sektor ini.
Menurut Indaryanto, dampak kebijakan terutama pelonggaran LTV akan lebih terasa di tahun depan dibandingkan dengan tahun ini. Makanya, PP Properti akan terus melakukan peluncuran proyek-proyek baru untuk memproduksi lahan-lahan cadangan yang sudah mereka miliki. Hingga saat ini, induk PT PP Properti Jababeka Residen ini punya landbank seluas 305 hektare yang tersebar di beberapa lokasi.
Sementara itu dari sisi keuangan, PPRO sukses mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III 2018 dengan membukukan pertumbuhan laba bersih 11,2 persen menjadi Rp305,8 miliar dibandingkan dengan periode sama tahun lalu Rp274,9 miliar.
Meskipun laba bersih tumbuh dua digit, pendapatan PPRO tercatat hanya naik tipis 1,7 persen, dari sebelumnya Rp1,79 triliun pada kuartal III 2017, menjadi Rp1,82 triliun di periode yang sama tahun ini.
Analisis Teknikal Saham PPRO
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham PPRO pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan body yang cukup besar.
Kondisi tersebut menggambarkan bahwa saham ini bergerak positif dalam rentang yang lebar dan mampu ditutup sangat baik dengan berakhir satu tick di bawah level tertingginya.
Volume terlihat mengalami lonjakan signifikan dibandingkan dengan sehari sebelumnya menandakan adanya aksi pembelian serta antusiasme yang besar dari para pelaku pasar.
Dilihat dari posisinya, saham PPRO terlihat sedang membangun fase uptrend-nya dengan cukup baik yang ditandai oleh pergerakannya yang masih berada di atas garis MA 5 dan MA 20 yang bergerak naik.
Indikator stochastic juga terlihat masih bergerak naik cukup signifikan meskipun mulai mendekati area jenuh beli, mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat dengan target terdekat berada di level psikologis Rp148.
(KA01/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.