BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Saham-saham Emiten Batu Bara Kompak Anjlok, Dua Faktor Ini Penyebabnya

22 November 2018
Tags:
Saham-saham Emiten Batu Bara Kompak Anjlok, Dua Faktor Ini Penyebabnya
Pertambangan Sejumlah kapal yang membawa batu bara melintasi Sungai Mahakam, Samarinda, Minggu (31/12). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan target produksi batubara tahun 2018 sebesar 477 juta ton akan melampaui target produksi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Penurunan harga saham di antaranya PTBA anjlok 6,6 persen hingga ADRO terperosok 11,7 persen

Bareksa.com - Harga saham-saham di sektor pertambangan, pada perdagangan Rabu 21 November 2018 ditutup kompak melemah tajam. Saham-saham tersebut antara lain ADRO (-11,78 persen), INDY (-10,28 persen), ITMG (-9,08 persen), DOID (-8,21 persen), dan PTBA (-6,65 persen).

Anjloknya indeks pertambangan (-5,03 persen) hari ini juga merupakan yang terbesar di antara sektor lain. IHSG pada hari ini, juga ditutup memerah anjlok 0,95 persen di level 5.948.

Anjloknya saham-saham dalam sektor pertambangan senada dengan harga batu bara yang sedang dalam momentum penurunannya.

Promo Terbaru di Bareksa

Illustration
Sumber: barchart.com

Melansir dari barchart.com, harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman November 2018 turun 0,63 persen ke level US$102,3 per metrik ton (MT) pada penutupan perdagangan Selasa (16/11/2018). Kondisi tersebut merupakan level terendah sejak 20 Juli 2018 lalu.

Sejumlah sentimen negatif memang masih menyelimuti harga komoditas ini. Beberapa sentimen negatif tersebut antara lain mulai dari tingkat konsumsi China yang lemah, persepsi perlambatan ekonomi global, hingga pemangkasan impor China.

Pertama, meski sudah memasuki musim dingin, tingkat konsumsi batu bara di China masih cukup lemah. Mengutip China Coal Transport & Distribution, konsumsi batu bara di China bagian tengah dan selatan masih cukup lambat.

Hal tersebut dipertegas dengan stok batu bara yang memang masih berada di level yang tinggi. Menurut data China Coal Resource, stok batu bara pada 6 pembangkit listrik utama China meningkat dalam 5 pekan secara berturut-turut, ke level tertingginya sejak Januari 2015. Teranyar, stoknya naik 0,59 persen secara mingguan ke level 17,06 juta ton.

Dengan tingginya tingkat stok batu bara di Negeri Tirai Bambu, lantas investor mengekspektasikan bahwa permintaan impor batu bara China masih akan lesu, atau dengan kata lain kebutuhan batu bara di China masih akan tercukupi oleh stoknya yang melimpahnya saat ini.

Kedua, pemerintah China memutuskan untuk membatasi impor batu bara di sepanjang tahun 2018. Mengutip Reuters, impor batu bara Negeri Panda pada tahun ini ditetapkan tidak boleh melebihi volume impor pada tahun 2017.

Hal tersebut bertujuan untuk menjaga harga batu bara domestik China tetap tinggi hingga akhir tahun ini. Dengan pembatasan tersebut, volume impor batu bara China di November-Desember 2018 diprediksi turun 25-35 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya.

Sekadar informasi, China merupakan konsumen utama batu bara dunia, dengan konsumsi mencapai 1.892,6 MT pada 2017 atau sekitar 51 persen dari total permintaan dunia.

Dengan kondisi satu negara menguasai lebih dari separuh permintaan global, maka setiap dinamika permintaan impor China akan sangat memengaruhi pergerakan harga batu bara dunia.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua