Indosat Dikabarkan Akan Merger dan Akuisisi, Saham ISAT Sempat Naik 21 Persen
Indosat menargetkan belanja modal atau capital expenditure tahun depan sekitar US$2 miliar atau Rp30,4 triliun
Indosat menargetkan belanja modal atau capital expenditure tahun depan sekitar US$2 miliar atau Rp30,4 triliun
Bareksa.com- PT Indosat Tbk (ISAT) dikabarkan akan melakukan merger dan akuisisi operator tetangga. Hal ini pun mendorong harga sahamnya di Bursa Efek Indonesia dalam beberapa waktu belakangan ini.
Kabar merger dan akuisisi dihembuskan oleh Direktur Utama dan CEO Indosat Ooredoo Chris Kanter, yang baru saja diangkat setelah sebelumnya menjabat sebagai komisaris perusahaan. Dia juga mengungkapkan perusahaan telekomunikasi afiliasi dari Ooredoo asal Qatar tersebut akan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) yang cukup besar.
Seperti dikutip Kontan, Chris Kanter akan mengalokasikan USD$2 miliar (Rp30 triliun pada Rp15.000 / US$) untuk belanja modal pada 2019. Menurut Kanter, dana tersebut tidak menutup kemungkinan akan digunakan untuk mengakuisisi perusahaan operator telekomunikasi.
Promo Terbaru di Bareksa
“Rencananya sudah ada sejak dua tahun lalu, tapi untuk perusahaan apa dan kapan akan direalisasikan itu belum tahu yang pasti saat ini kita akan fokus ke perluasan jaringan dulu," ujarnya dikutip Kontan dalam acara Farewell & Welcoming yang digelar Indosat Ooredoo di Seribu Rasa, Menteng, Jakarta, pada Kamis (18/10/2018) lalu.
Berdasarkan riset dari Kresna Securities yang sudah dibagikan pada nasabah, sebelumnya, Indosat Ooredoo juga pernah dikabarkan tengah menjajaki proses akusisi atau merger dengan operator lain. Dalam isu tersebut, nama XL selalu dikait-kaitkan di dalamnya.
Riset menyebutkan dana capex 2019 itu juga seiring dengan upaya Chris Kanter untuk memperluas jaringan perusahaan, menyewa tim profesional (konsultan saja bisa biaya puluhan juta US$) dan kemungkinan akuisisi juga masih ada.
Harga Saham
Di tengah kabar yang tengah berhembus, pada perdagangan hari ini di Bursa Efek Indonesia, saham ISAT sempat naik hingga 21 persen ke Rp3.240 pada pukul 9:30 WIB. Peningkatan harga ini merupakan kenaikan intraday paling tajam sejak Juni 2008 dengan volume sekitar 15 kali dari rata-rata 3 bulan, menurut Bloomberg. Sementara itu, saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) naik 12 persen, terbanyak sejak 27 Agustus.
Grafik Pergerakan Harga Saham ISAT Intraday 22 Oktober 2018
Sumber: Bareksa.com
Riset Kresna memberikan rekomendasi beli untuk saham ISAT dengan target harga Rp3.800 dalam jangka waktu 52 minggu. Artinya, riset ini memperkirakan peningkatan harga saham sebesar 41,3 persen dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu di Rp2.690.
Meskipun begitu, menanggapi kabar mengenai Indosat melakukan merger dan akuisisi yang tengah berhembus itu, Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan investor sebaiknya menunggu kepastian dari rencana aksi korporasi tersebut sebelum memilih mengambil posisi. “Lebih baik wait and see,” katanya melalui pesan singkat kepada Bareksa, Senin 22 Oktober 2018,
Berdasarkan Riset Kresna Sekuritas, kinerja keuangan Indosat semester I-2018, total debt to equity ratio (DER) sudah mencapai 2,6 kali. Artinya, ruang untuk pendanaan melalui utang relatif terbatas. Sedangkan net DER di level 1,4-1,5 kali, jauh lebih tinggi dibandingkan kompetitor seperti XL Axiata dan Telkom Indonesia, yang berada di kisaran 0.5-0.6 kali. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.